Menurut
Janson H. Sinamo (Pakar Etos Kerja yang terkenal profesionalnya). Etos kerja adalah seperangkat perilaku positif, yang berakar
pada kesadaran yang terang, keyakinan yang mantap dan komitmen teguh pada
sekumpulan prinsip, paradigma dan wawasan kerja yang komprehensif.
Berikut
ini adalah daftar keluhan beberapa manejer Sumber Daya Manusia dan beberapa
pimpinan organisasi yang seringkali disampaikan dalam kegiatan seminar-seminar
atau lokakarya tentang motivasi karyawan, yaitu sebagai berikut :
- Malas, disiplin buruk, dan stamina kerja rendah.
- Mutu pekerjaan rendah, bekerja asal-asalan, dan cepat merasa puas.
- Pengabdian minim dan gairah kerja kurang.
- Jiwa melayani rendah, merasa diri sudah hebat, arogan, dan sok.
- Suka mengeluh, banyak menuntut, dan egois.
- Bekerja seenaknya, kepedulian kurang, dan gemar mencari kambing hitam.
- Kerja serba tanggung, suka menunda-nunda, dan manipulatif.
- Terjebak rutinitas, menolak perubahan, kurang inisiatif, dan kurang kreatif.
Jika
banyak karyawan di perusahaan mempunyai sikap seperti tersebut di atas, berarti
karyawan tersebut sedang bermasalah dengan etos kerjanya. Cara terbaik untuk
mengatasinya adalah dengan memperbaiki motivasi kerjanya, karena itulah
akar/pondasi yang membentuk etos kerja. Berikut ini empat etos kerja professional
: Prinsip-Prinsip keunggulan karyawan.
Etos
kerja yang baik akan menghantarkan anda menjadi karyawan unggul. Menurut
botterman, keunggulan seseorang karyawan memiliki beberapa prinsip :
Pertama,
semua orang bisa melakukan sebuah perbedaan. Tidak ada seorangpun yang bisa
menghalangi anda untuk memilih menjadi sosok khusus, yakni berbeda disbanding
orang lain.
Kedua,
keberhasilan dibangun atas hubungan. Dalam sebuah pekerjaan atau bisnis,
jalinan hubungan yang kuat adalah tujuan paling penting. Sebab, mutu hubungan
tersebut menentukan kualitas produk atau jasa.
Ketiga,
menciptakan nilai bagi orang lain secara terus- menerus. Dalam melaksanakan
suatu pekerjaan, penguasaan kecakapan bekerja adalah hal paling penting pada
abad ke-21.
Hal
tersebut berhubungan dengan kemampuan menciptakan nilai tambah bagi para
pelanggan tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk melakukannya.
Keempat,
temukan kembali jati diri anda secara teratur.
Pengertian Etos Kerja
Pengertian, Ciri-ciri dan Menumbuhkan Etos Kerja
Ilustrasi Etos Kerja
Etos kerja adalah sikap yang muncul atas kehendak dan kesadaran sendiri yang didasari oleh sistem orientasi nilai budaya terhadap kerja (Sukardewi, 2013:3). Etos berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang artinya sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta sistem nilai yang diyakininya (Tasmara, 2002:15).
Berikut beberapa pengertian etos kerja dari beberapa sumber:
Menurut Sinamo (2011:26), etos kerja adalah seperangkat perilaku positif yang berakar pada keyakinan fundamental yang disertai komitmen total pada paradigma kerja yang integral.
Menurut Panji Anoraga (2001:29), etos kerja adalah pandangan dan sikap suatu bangsa atau umat terhadap kerja, oleh karena itu menimbulkan pandangan dan sikap yang menghargai kerja sebagai suatu yang luhur, sehingga diperlukan dorongan atau motivasi.
Menurut Madjid (2000:410), etos kerja ialah karakteristik dan sikap, kebiasaan, serta kepercayaan dan seterusnya yang bersifat khusus tentang seseorang individu atau sekelompok manusia.
Ciri-ciri Etos Kerja
Seseorang yang memiliki etos kerja, akan terlihat pada sikap dan tingkah lakunya dalam bekerja. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri etos kerja:
Kecanduan terhadap waktu. Salah satu esensi dan hakikat dari etos kerja adalah cara seseorang menghayati, memahami, dan merasakan betapa berharganya waktu. Dia sadar waktu adalah netral dan terus merayap dari detik ke detik dan dia pun sadar bahwa sedetik yang lalu tak akan pernah kembali kepadanya.
Memiliki moralitas yang bersih (ikhlas). Salah satu kompetensi moral yang dimiliki seorang yang berbudaya kerja adalah nilai keihklasan. Karena ikhlas merupakan bentuk dari cinta, bentuk kasih sayang dan pelayanan tanpa ikatan. Sikap ikhlas bukan hanya output dari cara dirinya melayani, melainkan juga input atau masukan yang membentuk kepribadiannya didasarkan pada sikap yang bersih.
Memiliki kejujuran. Kejujuran pun tidak datang dari luar, tetapi bisikan kalbu yang terus menerus mengetuk dan membisikkan nilai moral yang luhur. Kejujuran bukanlah sebuah keterpaksaan, melainkan sebuah panggilan dari dalam sebuah keterikatan.
Memiliki komitmen. Komitmen adalah keyakinan yang mengikat sedemikian kukuhnya sehingga terbelenggu seluruh hati nuraninya dan kemudian menggerakkan perilaku menuju arah tertentu yang diyakininya. Dalam komitmen tergantung sebuah tekad, keyakinan, yang melahirkan bentuk vitalitas yang penuh gairah.
Kuat pendirian (konsisten). Konsisten adalah suatu kemampuan untuk bersikap taat asas, pantang menyerah, dan mampu mempertahankan prinsip walau harus berhadapan dengan resiko yang membahayakan dirinya. Mereka mampu mengendalikan diri dan mengelola emosinya secara efektif.
Cara Menumbuhkan Etos Kerja
Setiap negara memiliki etos kerja masing-masing, menurut Jansen H. Sinamo (2011) melalui bukunya 8 Etos Kerja Profesional menjelaskan cara menumbuhkan etos kerja sebagai berikut:
Kerja sebagai rahmat (Aku bekerja tulus penuh rasa syukur).
Kerja adalah amanah (Aku bekerja penuh tanggung jawab).
Kerja adalah panggilan (Aku bekerja tuntas penuh integritas).
Kerja adalah aktualisasi (Aku bekerja keras penuh semangat).
Kerja adalah ibadah (Aku bekerja serius penuh kecintaan).
Kerja adalah seni (Aku bekerja cerdas penuh kreativitas).
Kerja adalah kehormatan (Aku bekerja penuh ketekunan dan keunggulan).
Kerja adalah pelayanan (Aku bekerja paripurna penuh kerendahan hati).
Faktor-faktor yang mempengaruhi Etos Kerja
Etos kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu (Anoraga, 2001:52):
Agama. Pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai yang akan mempengaruhi atau menentukan pola hidup para penganutnya. Cara berpikir, bersikap dan bertindak seseorang tentu diwarnai oleh ajaran agama yang dianut jika seseorang sungguh-sungguh dalam kehidupan beragama.
Budaya. Sikap mental, tekad, disiplin, dan semangat kerja masyarakat juga disebut sebagai etos budaya dan secara operasional etos budaya ini juga disebut sebagai etos kerja. Kualitas etos kerja ini ditentukan oleh sistem orientasi nilai budaya masyarakat yang bersangkutan.
Sosial Politik. Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya struktur politik yang mendorong masyarakat untuk bekerja keras dan dapat menikmati hasil kerja keras dengan penuh.
Kondisi Lingkungan/Geografis. Lingkungan alam yang mendukung mempengaruhi manusia yang berada di dalamnya melakukan usaha untuk dapat mengelola dan mengambil manfaat, dan bahkan dapat mengundang pendatang untuk turut mencari penghidupan di lingkungan tersebut.
Pendidikan. Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia akan membuat seseorang mempunyai etos kerja keras.
Struktur Ekonomi. Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya struktur ekonomi, yang mampu memberikan insentif bagi anggota masyarakat untuk bekerja keras dan menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh.
Motivasi Intrinsik Individu. Individu yang akan memiliki etos kerja yang tinggi adalah individu yang bermotivasi tinggi. Etos kerja merupakan suatu pandangan dan sikap yang didasari oleh nilai-nilai yang diyakini seseorang. TUJUH LANGKAH MENGASAH KOMPETENSI
Pengertian, Ciri-ciri dan Menumbuhkan Etos Kerja
Ilustrasi Etos Kerja
Etos kerja adalah sikap yang muncul atas kehendak dan kesadaran sendiri yang didasari oleh sistem orientasi nilai budaya terhadap kerja (Sukardewi, 2013:3). Etos berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang artinya sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta sistem nilai yang diyakininya (Tasmara, 2002:15).
Berikut beberapa pengertian etos kerja dari beberapa sumber:
Menurut Sinamo (2011:26), etos kerja adalah seperangkat perilaku positif yang berakar pada keyakinan fundamental yang disertai komitmen total pada paradigma kerja yang integral.
Menurut Panji Anoraga (2001:29), etos kerja adalah pandangan dan sikap suatu bangsa atau umat terhadap kerja, oleh karena itu menimbulkan pandangan dan sikap yang menghargai kerja sebagai suatu yang luhur, sehingga diperlukan dorongan atau motivasi.
Menurut Madjid (2000:410), etos kerja ialah karakteristik dan sikap, kebiasaan, serta kepercayaan dan seterusnya yang bersifat khusus tentang seseorang individu atau sekelompok manusia.
Ciri-ciri Etos Kerja
Seseorang yang memiliki etos kerja, akan terlihat pada sikap dan tingkah lakunya dalam bekerja. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri etos kerja:
Kecanduan terhadap waktu. Salah satu esensi dan hakikat dari etos kerja adalah cara seseorang menghayati, memahami, dan merasakan betapa berharganya waktu. Dia sadar waktu adalah netral dan terus merayap dari detik ke detik dan dia pun sadar bahwa sedetik yang lalu tak akan pernah kembali kepadanya.
Memiliki moralitas yang bersih (ikhlas). Salah satu kompetensi moral yang dimiliki seorang yang berbudaya kerja adalah nilai keihklasan. Karena ikhlas merupakan bentuk dari cinta, bentuk kasih sayang dan pelayanan tanpa ikatan. Sikap ikhlas bukan hanya output dari cara dirinya melayani, melainkan juga input atau masukan yang membentuk kepribadiannya didasarkan pada sikap yang bersih.
Memiliki kejujuran. Kejujuran pun tidak datang dari luar, tetapi bisikan kalbu yang terus menerus mengetuk dan membisikkan nilai moral yang luhur. Kejujuran bukanlah sebuah keterpaksaan, melainkan sebuah panggilan dari dalam sebuah keterikatan.
Memiliki komitmen. Komitmen adalah keyakinan yang mengikat sedemikian kukuhnya sehingga terbelenggu seluruh hati nuraninya dan kemudian menggerakkan perilaku menuju arah tertentu yang diyakininya. Dalam komitmen tergantung sebuah tekad, keyakinan, yang melahirkan bentuk vitalitas yang penuh gairah.
Kuat pendirian (konsisten). Konsisten adalah suatu kemampuan untuk bersikap taat asas, pantang menyerah, dan mampu mempertahankan prinsip walau harus berhadapan dengan resiko yang membahayakan dirinya. Mereka mampu mengendalikan diri dan mengelola emosinya secara efektif.
Cara Menumbuhkan Etos Kerja
Setiap negara memiliki etos kerja masing-masing, menurut Jansen H. Sinamo (2011) melalui bukunya 8 Etos Kerja Profesional menjelaskan cara menumbuhkan etos kerja sebagai berikut:
Kerja sebagai rahmat (Aku bekerja tulus penuh rasa syukur).
Kerja adalah amanah (Aku bekerja penuh tanggung jawab).
Kerja adalah panggilan (Aku bekerja tuntas penuh integritas).
Kerja adalah aktualisasi (Aku bekerja keras penuh semangat).
Kerja adalah ibadah (Aku bekerja serius penuh kecintaan).
Kerja adalah seni (Aku bekerja cerdas penuh kreativitas).
Kerja adalah kehormatan (Aku bekerja penuh ketekunan dan keunggulan).
Kerja adalah pelayanan (Aku bekerja paripurna penuh kerendahan hati).
Faktor-faktor yang mempengaruhi Etos Kerja
Etos kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu (Anoraga, 2001:52):
Agama. Pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai yang akan mempengaruhi atau menentukan pola hidup para penganutnya. Cara berpikir, bersikap dan bertindak seseorang tentu diwarnai oleh ajaran agama yang dianut jika seseorang sungguh-sungguh dalam kehidupan beragama.
Budaya. Sikap mental, tekad, disiplin, dan semangat kerja masyarakat juga disebut sebagai etos budaya dan secara operasional etos budaya ini juga disebut sebagai etos kerja. Kualitas etos kerja ini ditentukan oleh sistem orientasi nilai budaya masyarakat yang bersangkutan.
Sosial Politik. Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya struktur politik yang mendorong masyarakat untuk bekerja keras dan dapat menikmati hasil kerja keras dengan penuh.
Kondisi Lingkungan/Geografis. Lingkungan alam yang mendukung mempengaruhi manusia yang berada di dalamnya melakukan usaha untuk dapat mengelola dan mengambil manfaat, dan bahkan dapat mengundang pendatang untuk turut mencari penghidupan di lingkungan tersebut.
Pendidikan. Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia akan membuat seseorang mempunyai etos kerja keras.
Struktur Ekonomi. Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya struktur ekonomi, yang mampu memberikan insentif bagi anggota masyarakat untuk bekerja keras dan menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh.
Motivasi Intrinsik Individu. Individu yang akan memiliki etos kerja yang tinggi adalah individu yang bermotivasi tinggi. Etos kerja merupakan suatu pandangan dan sikap yang didasari oleh nilai-nilai yang diyakini seseorang. TUJUH LANGKAH MENGASAH KOMPETENSI
Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?
Komentar
Posting Komentar
SILAKAN KOMENTAR SESUAI TOPIK.....