Ada sebuah kisah
menarik yang mugkin pernah anda jumpai di lingkungan sekitar. Suatu hari, ada
seorang ibu yang membeli makanan ringan di mini market. Harga makanan ringan
yang dibelinya sebesar Rp 23.500,00. Iya membayar dengan memberikan selambar
uang Rp 50.000,00. Kasir kemudian memberikan uang kembalian Rp 28.500,00. Tanpa
menghitung ulang, ibu tersebut beranjak dengan membawa belanjaannya. Sesampai di
rumah, ibu tersebut menghitung uang kembalian yang ternyata kelebihan Rp
2.000,00. Meskipun cukup jauh dari rumah, ibu itu kembali ke mini market untuk
mengembalikan kelebihan uang kembaliannya. Inilah kisah nyata yang mungkin
pernah anda temukan dalam kehidupan. Di sinilah integritas itu diuji.
Berdasarkan kisah
tersebut dapat disimpulkan bahwa integritas berhubungan dengan jati diri.
Integritas menunjukkan kesejatian (kemurnian), bukan kemunafikan atau
kepura-puraan. Integritas adalah suatu sikap dimana seseorang tetap melakukan
hal yang benar dalam berbagai situasi sekalipun tidak ada orang lain mengetahui
apa yang sedang ia lakukan.
Integritas menyatakan
apa adanya diri sendiri secara tulus. Integritas adalah suatu keberanian dan
keteguhan untuk menyatakan diri secara jujur tanpa manipulasi demi keuntungan
atau motivasi tertentu. Orang yang berintegritas memiliki keutuhan dan
keselarasan dalam pikiran, perasaan, sikap, perbuatan dan perkataan. Semua aspek
di dalam dirinya, baik internal maupun eksternal tetap sinkron dan harmonis.
Tidak ada sedikitpun rekayasa atau kepalsuan.
Menurut pendapat Paul
J. Meyer integritas merupakan daya hidup seseorang yang berkualitas. Integritas
bukanlah hal abstrak, melainkan suatu bentuk kepribadian yang secara nyata ada
di dalam diri seseorang tentu saja setiap orang memiliki daya dan tingkat
integritas masing-masing.
Intergritas antara
satu orang dengan yang lain tidak sama. Meskipun terdapat kemiripan secara
kasat mata, hal itu tetap saja berbeda. Integritas pribadi dalam dunia kerja
menjadi salah satu syarat yang harus dimiliki setiap pekerja. Integritas yang
dimaksud bisa diangkat oleh siapa pun sesuai dengan usaha dan upaya membentuk
jati dirinya.
Sifat – sifat yang
menunjukkan bahwa seseorang memiliki integritas, diantaranya bertanggungjawab,
jujur, menepati perkataan, serta setia. Jadi, berbicara tentang integritas
tidak pernah lepas dari kepribadian dan karakter seseorang, yaitu meliputi
sifat-sifat seperti dapat dipercaya, berkomitmen, bertanggungjawab, jujur,
berbuat benar, serta setia. Seorang pekerja harus
memiliki intergritas setinggi dan sebaik mungkin. Sebab, intergritas seseorang
akan memperlihatkan usaha-usaha yang konsisten, teguh pendirian, serta tidak
mudah terkena pengaruh dari luar. Dengan intergritas memadai, orang tersebut
akan menjadi pribadi yang adil (fair).
Artinya, ia bisa menerima perbedaan, keunggulan, serta kekurangan pada orang
lain dan diri sendiri.
Selain itu, seorang
pekerja juga harus tegas sehingga menampakkan kewibawaan dari dalam dirinya.
Ingatlah bahwa kesejatian tidak akan luntur. Intergritas yang luntur bukan hanya
membuktian kepalsuan, tetapi hal itu juga berarti tidak dibangun di atas
pondasi yang benar. Ujian dan proses akan membuktikan kredibilitas dari sebuah
intergritas.
Bagi seseorang yang
belum mengalami situasi di dalam lingkungan kerja boleh jadi meremehkan apa
yang disebut dengan integritas. Pikiran atau perasaan seseorang yang
merendahkan integritas menunjukkan bahwa ia belum mengerti makna dari integritas
itu sendiri. Membentuk intergritas diri
memang bukanlah perkara instan. Sebab, pada prinsipnya integritas memerlukan
proses panjang agar dapat terbentuk.
Integritas juga bukan sifat yang alami. Itulah penyebab setiap orang harus
memapah dirinya sendiri agar memiliki intergritas.
Karena intergritas
merupakan bagian penting dari kepribadian seorang pekerja, maka tidak sedikit
diantara mereka rela mengorbankan sesuatu dari dirinya demi menjadi sosok yang
memiliki integritas. Adakalanya, untuk mencapai suatu impian memang harus
disertai dengan pengorbanan yang tulus. Maka, sangat wajar apabila seseorang
bersusah payah demi menjadi pribadi yang memiliki integritas tinggi. Diakui
atau tidak, tanpa adanya intergritas, seseorang mustahil bisa survive (bertahan) di dalam suatu
pekerjaan. Bahkan, jika seseorang tidak memiliki integritas maka ia akan sulit
mendapatkan pekerjaan sekalipun sesuai dengan bidangnya.
Patut dipahami bahwa
integritas seseorang akan memantapkan identitas dirinya sebagai seorang
pekerja. Dimanapun seorang itu bekerja, hal yang dilihat secara kasat mata
ialah integritas dirinya. Integritas itulah yang akan mempertegas identitasnya
sebagai seorang pekerja. Integritas akan mempengaruhi pola kerja, sikap, serta
prilakunya di lingkungan pekerjaan.
Sebagaimana diketahui
bersama, integritas seseorang meliputi segala bentuk tingkah laku. Tanpa adanya
integritas yang matang, seorang pekerja biasanya akan jatuh pada tindakan
tercela, misalnya korupsi. Jika seorang pekerja telah melakukan tindak korupsi
dengan sengaja atau hanya memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, itu berarti
ia tidak kokoh sebagai pribadi yang memiliki integritas. Padahal, tidak
diragukan lagi bahwa integritas merupakan bagian penting dari identitas
seseorang pekerja professional.
Tanpa adanya intergritas,
seorang pekerja akan miskin identitas atau pada umumnya orang lain mengatakan
sebagai “krisis identitas diri”. Pehatikan contoh orang yang miskin identitas
berikut ini. Memang benar bahwa dirinya tahu dan paham sesuatu yang sebaiknya
dilakukan. Namun, dalam praktiknya orang tersebut sering menyeleweng. Itulah
salah satu gambaran ketiadaan intergritas di dalam diri seorang pekerja.
Artinnya, ia termasuk bagian dari pekerja yang miskin identitas.
Pada umumnya, setiap
orang mengetahui bahwa krisis identitas akan mendatangkan cita buruk atau
negatif terhadap dirinya. Akan tetapi, lantaran pada dasarnya sudah tidak
memiliki intergritas, ia cendrung melakukan sesuatu yang bertentangan dengan
hati nuraninya. Artinya, ia rela melakukan tindakan tak terpuji sekalipun
sebenarnya mengetahui bahwa tindakan tersebut tidak baik.
Supaya tidak megalami
krisis identitas dan tetap memiliki intergritas diri dalam menjalani pekerjaan,
maka hal yang perlu pertama kali anda lakukan ialah menghormati profesi yang
telah dipilih. Apapun profesi anda, tentu lebih baik dari pada tidak mengamil
pekerjaan yang ada. Setiap profesi yang dimiliki seseorang pasti lebih baik
dari pada menjadi pengangguran. Dengan demikian, integritas diri adalah modal
utama bagi setiap pekerja.
Oleh karena itu, anda
harus menghormati profesi yang sekarang dijalani. Segera arahkan pikiran anda
menjadi lebih positif sehingga dapat menerima posisi dan jenis pekerjaan
apapun. Sejatinya, setiap pekerjaan itu baik sekaligus penting untuk menopang
kehidupan dan jembatan bagi karier anda dimasa depan. PENETAPAN VISI KERJA OLEH PEKERJA
Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?
Komentar
Posting Komentar
SILAKAN KOMENTAR SESUAI TOPIK.....