‘’ Bertindak local, berfikir global!’’ Bahasa ini mungkin sering anda dapatkan, baik dimedia audio maupun visual. Namun demikian, pemahaman atau maksud kalimat tersebut sering kali dianggap enteng. Anda tentu sudah mengetahui budaya pikir masyarakat Indonesia pada umumnya lebih mengedepankan hati (perasaan) dibanding dengan akal (logika). Falfasah hidup yang dilestarikan didalam masyarakat adalah memandang hidup ini cuma sebentar. Berpegang pada falsafah hidup tersebut, masyarakat memandang makna hidup adalah menjalani kehidupan sebagaimana tugas. Namun, tidak sedikit masyarakat yang keliru memaknai falsafah bijak tersebut. Sebagian masyarakat memaknai falsafah hidup yang cuma sebentar secara harfiah. Akibatnya, mereka mereka merasa tidak perlu bersusah- susah dalam menjalaninya. Kekeliruan dalam memberikan makna terhadap falsafah hidup tersebut turut dipengaruhi pemikiran-pemikiran baru yang hadir bersama arus globalisasi. Dalam hal ini, arus globalisasi bergerak semakin