TUJUAN KOMUNIKASI VERBAL TUJUAN KOMUNIKASI VERBAL - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

TUJUAN KOMUNIKASI VERBAL

TUJUAN KOMUNIKASI VERBAL : Komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan secara langsung bertatap  muka antara komunikator dengan komunikan, seperti berpidato atau ceramah.  

Selain itu juga, komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan media, contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak  langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi  dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik  dan lain-lain.

Adapun tujuan menggunakannya komunikasi verbal (lisan dan tulisan) antara  lain :
  • Penyampaian penjelasan, pemberitahuan, arahan dan lain sebagainya,
  • Presentasi penjualan dihadapan para audien,
  • Penyelenggaraan rapat,
  • Wawancara dengan orang lain,
  • Pemasaran melalui telepon, dan sebagainya. Baca juga Praktek-komunikasi-verbal


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d