KLASIFIKASI KOMUNIKASI NON VERBAL KLASIFIKASI KOMUNIKASI NON VERBAL - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

KLASIFIKASI KOMUNIKASI NON VERBAL

Pesan yang dihasilkan oleh setiap kategori tidak berdiri sendiri, namun  hadir bersamaan dengan pesan dari kategori yang lain yakni seprti pesan  verbal, konteks, dan manusia sebagai penerima pesan.Banyak klasifikasi  

membagi pesan non verbal ke dalam dua kategori komprehensif yaitu yang  dihasilkan oleh tubuh (penampilan, gerakan, ekspresi wajah, kontak mata,  sentuhan, dan para bahasa) dan hal-hal seperti ruang lingkup (tempat, waktu  dan sikap diam).

Perilaku Tubuh

Komunikasi nonverbal yang dihasilkan oleh pengaruh tubuh ini antara  lain mencakup: pengaruh penampilan yakni kekuatan komunikasi untuk mendekatkan atau  menjauhkan orang lain berasal dari bagaimana kita berpenampilan juga dari  bahasa yang kita pergunakan, menilai keindahan artinya apa yang dianggap indah pada suatu budaya  belum tentu bagi budaya lainnya, pesan dari warna kulit yang bisa dijadikan penanda ras,pesan dari pakaian, selain sebagai pelindung pakaian juga bentuk komunikasi. Pakaian dapat digunakan untuk menampilkan status ekonomi, pendidikan, status sosial, standar moral, dan lain-lain.

Gerakan tubuh (kinesik) yaitu bagaimana manusia berdiri, duduk dan  berjalan memiliki pesan non verbal yang kuat atau juga dengan menyilangkan  jari, mengacungkan jempol ke atas atau ke bawah, membuat lingkaran dengan  tangan, menunjuk seeorang dll dapat memberikan arti tertentu sesuai  konteksnya, postur, postur sama pentingnya dengan wajah dalam menyatakan emosi seperti rasa takut. Di Jepang bungkukan badan yang sangat dalam menandakan rasa  hormat.

Ekspresi wajah

Bayipun sebelum mengenal kata-kata pada usia 6 bulan sudah mampu membedakan  ekspresi dengan melihat perubahan wajah orang tuanya.

Kontak mata dan tatapan

Mata sangat penting dalam komunikasi. Bahkan kalau di Amerika Serikat  kurangnya kontak mata antara pasien dan penyedia jasa kesehatan  akan menimpulkan protes atau komplain. Budaya yang menggunakan kontak mata  langsung antara lain seperti:Negara-negara Timur Tengah, Perancis, Jerman,  dll. Sedangkan budaya yang menggunakan kontak mata sedikit antara lain  seperti Korea, Jepang, Afrika, Pribumi Amerika, India Timur, dan lain-lain.

Sentuhan

Sentuhan pun merupakan sarana komunikasi baik disentuh maupun menyentuh  suatu objek tertentu.

Parabahasa

Nada suara manusia lebih dahsyat dari dawai atau seruling untuk  menggerakkan jiwa terutama dalam 3 kategori berikut : (1). Kualitas vocal,  (2). Karakteristik vocal dan (3). Pembeda vokal

Ruang dan Jarak

Budaya memiliki pandangan dan penggunaan yang berbeda terhadap ruang gerak  pribadi, tempat duduk dan pengaturan perabotan (mebel).

Waktu

Kita dapat memahami nilai budaya menegnai waktu dengan mempelajari  bagaimana anggota suatu budaya memandang waktu seperti kecepatan dan  ketepatannya terhadap waktu yang sangat jarang diajarkan secara eksplisit,  melainkan berjalan di bawah alam sadar. Suatu konsepsi budaya mengenai  waktu dapat diuji dari 3 (tiga) perspektif berbeda :  Waktu informal, Persepsi mengenai masa lalu, masa kini, dan masa depan, Klasifikasi monocronic dan polychronic milik Hall.

Sikap diam

Peribahasa Afrika menyatakan “Dalam diam kita dapat berkata-kata” artinya  sikap diam dapat mengirimkan petunjuk nonverbal mengenai situasi komunikasi  dimana anda berpartisipasi.Sikap diam juga membantu menyediakan umpan  balik, menginformasikan baik penerima maupun pengirim mengenai kejelasan  ide atau pentingnya hal tersebut dalam interaksi interpersonal secara  keseluruhan.Penggunaan keheningan ini juga bervariasi dari satu budaya  dengan budaya lainnya. Misalnya di Inggris, sikap diam akan diartikan  sebagai ketidakyakinan, sedangkan di Igbo dianggap sebagai suatu penolakan.  Baca juga : Fungsi-komunikasi-non-verbal


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d