PRAKTEK KOMUNIKASI VERBAL PRAKTEK KOMUNIKASI VERBAL - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

PRAKTEK KOMUNIKASI VERBAL

Prakteknya komunikasi verbal bisa dilakukan dengan cara : 

Berbicara dan menulis.
Umumnya untuk menyampaikan, orang cenderung lebih menyukai speaking  (berbicara) ketimbang (writing ). Selain karena praktis, speaking dianggap  lebih mudah “menyentuh” sasaran karena langsung didengar komunikan. Namun bukan berarti pesan tertulis tidak penting. Untuk menyampaikan pesan bisnis  yang panjang dan memerlukan pemahaman dan pengkajian matang, diperlukan  pula penyampaian writing. Semisal penyampaian bussines report. Sangat tidak  mungkin jika hanya disampaikan dengan berbicara.

Mendengarkan dan membaca.
Kenyataan menunjukkan, pelaku bisnis lebih sering mendapatkan informasi  ketimbang menyampaikan informasi. Dan aktivitas penerimaan informasi.pesan  bisnis ini dilakukan lewat proses (listening) mendengarkan dan membaca  (reading). Sayangnya, kenyataan juga menunjukkan, masih banyak di antara  kalangan bisnis yang tidak memiliki kemampuan dan kemauan memadai untuk  melakukan proses reading dan listening ini. Sehingga pesan penting sering  hanya berlalu begitu saja, dan hanya sebagian kecil yang tercerna dengan  baik.

Ketika kita berkomunikasi, kita menterjemahkan gagasan kita ke dalam bentuk  lambang (verbal atau nonverbal). Proses ini lazim disebut penyandian  (encoding). Bahasa adalah alat penyandian, tetapi alat yang tidak begitu  baik (lihat keterbatasan bahasa di atas), untuk itu diperlukan kecermatan  dalam berbicara, bagaimana mencocokkan kata dengan keadaan sebenarnya, bagaimana menghilangkan kebiasaan berbahasa yang menyebabkan kerancuan dan  kesalahpahaman. Baca juga Kelebihan-dan-kekukarangan


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d