PENTINGNYA TERUS BELAJAR DALAM BISNIS PENTINGNYA TERUS BELAJAR DALAM BISNIS - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

PENTINGNYA TERUS BELAJAR DALAM BISNIS

Apakah Anda percaya kalau Anda bisa belajar dari kesalahan? Kesalahan yang Anda alami akan melatih pikiran Anda menjadi lebih tajam dan menganalisa semua yang telah dilakukan. Kesalahan juga bisa membuat kegagalan pada Anda. Kegagalan itu sesuatu yang wajar bisa terjadi dalam bisnis sebelum Anda sukses.

Memang memilih sebagai pebisnis bukan hal yang mudah. Anda akan selalu menemui ketidakpastian, tantangan dan jauh dari zona aman dalam dunia bisnis. Nah, itu yang membuat Anda harus siap dalam hal apa saja yang ada didepan. Kalau ingin buka usaha maka buka juga keberanian Anda, tapi Anda juga perlu punya pengetahuan untuk menjalankannya.

Saya pernah dengar Bob Sadino berpendapat untuk membangun bisnis itu yang penting berani, komitmen dan mau terus belajar. Walaupun gagal akan menemani Anda tapi bukan berarti Anda harus menyerah. Ngomong – ngomong soal belajar, itu bisa Anda dapatkan tidak hanya dengan bersekolah. Anda bisa mengambil semua hikmah dari setiap perjalanan kehidupan sendiri atau orang lain.

Saya juga pernah dengar pesan dari Steve Jobs yang mengatakan kalau perasaan bodoh pada diri itu akan membuat Anda haus untuk terus belajar. Ilmu itu terus berkembang setiap waktunya dan bisa menuntun Anda untuk lebih inovasi dan kreatif.

Pastinya Anda tahu bisnis tidak mungkin jauh dari namanya pesaing. Nah, itu menuntut Anda untuk belajar melakukan evaluasi, pembaruan, dan inovasi. Tantangan yang Anda hadapi akan membuat Anda belajar banyak. Apa Anda ingin bisnis Anda kalah begitu saja? Saya yakin tidak, maka terus perbanyak belajar.

Ir Ciputra saja yang sudah berumur 80 tahun tetap mau belajar walaupun beliau sudah lebih dari cukup. Apa Anda yang masih muda mau kalah dengan beliau yang sudah berumur? Untuk meningkatkan semangat belajar Anda ada 3 hal yang perlu dilakukan.

Pertama, Anda perlu tumbuhkan pikiran kalau terus belajar itu akan membawa manfaat. Belajar itu tidak hanya dari buku dan internet saja, Anda juga bisa belajar dari pengalaman sendiri atau orang lain. Setiap kejadian itu pasti ada hikmahnya, so kita harus pandai mengambil manfaatnya.

Kedua, teman yang punya kebiasaan belajar yang tinggi cocok menjadi tempat Anda bergaul. Seperti kata sabda Rasulullah, ‘berkumpullah dengan orang soleh supaya terjaga, kalau berkumpul dengan orang maksiat itu pula yang akan didapat’. Lingkungan Anda akan membawa efek pada diri Anda.

Ketiga, Anda bisa memilih mau belajar dengan cara visual, audio, atau kinestetik. Pastinya gunakan cara yang membuat Anda mudah dalam belajar. Visual akan lebih banyak menggunakan penglihatan seperti membaca grafik, gambar atau buku. Audio berarti membutuhkan pendengaran seperti mendengarkan CD, diskusi dan berkomunikasi. Sedangkan kinestetik akan melibatkan gerak tubuh, seperti melakukan langsung.

Ilmu itu suatu kebutuhan untuk Anda. Ibaratnya Anda membutuhkan padang air ditengah padang yang yang tandus. Anda harus selalu menyiapkan wadah yang besar untuk menampung air. Kalau sekarang alirannya kecil, siapa tahu suatu saat alirannya berubah besar, jadi Anda akan tetap bisa menampungnya. Langkah-membangun-bisnis


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d