BAGAIMANA MENJADI TEMAN BICARA YANG BAIK BAGAIMANA MENJADI TEMAN BICARA YANG BAIK - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

BAGAIMANA MENJADI TEMAN BICARA YANG BAIK

Bagaimana Menjadi Teman Bicara yang Baik
Apakah anda memiliki semua ciri-ciri seorang teman bicara yang baik? Bahkan jika anda tidak memilikinya, tidak berarti anda tidak bisa bercita-cita untuk itu. Apakah ada area-area dimana anda bisa bekerja di dalamnya? Bisakah anda menjadi lebih baik dalam bercerita? Apakah anda lambat untuk mengungkapkan informasi tentang diri anda? Apakah anda ragu-ragu untuk mengungkapkan pendapat?

Menjadi teman bicara yang baik akan mengungkapkan banyak penggunaan komponen-komponen yang sama. Percakapan didorong oleh dua kekuatan utama – Anda perlu melakukan sesuatu, atau anda ingin berbagi informasi. Orang pemalu cenderung melihat percakapan sebagai sarana untuk mencapai sesuatu dan dengan demikian tetap berada pada tingkat yang lebih serius. Teman bicara yang baik menikmati tindakan berbicara sendiri – berbagi informasi, pembicaraan kecil maupun mendalam, menceritakan kisah-kisah lucu, belajar satu sama lain. Teman bicara yang baik, pertama dan terutama, cepat dalam mengekspresikan pendapat mereka, minat, hobi, suka / tidak suka, hal-hal favorit, dan cerita yang mengesankan. Jika anda tidak dapat melakukan itu, anda mungkin memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan.

Jadilah Menyenangkan

Ini adalah sifat yang paling umum dari teman bicara yang disukai – mereka sering bergurau dengan percakapannya. Mereka tidak mengambil segala sesuatu secara serius. Katakan saja anda berada di sebuah restoran dengan seorang teman. Kemudian anda berdiri hendak pergi ke kamar kecil, dan teman anda menanyakan pada anda, “Kamu mau kemana?”?

Apa yang akan anda katakan? Jawaban serius akan berbunyi, “ke toilet”.

Tapi respon menyenangkan bisa dikatakan sambil tersenyum, “itu rahasia …”? atau mungkin “Aku pergi, aku bosan melihat sikap kamu”? atau “kamu begitu ingin tahu”? atau “Aku akan pergi menemukan seseorang yang lebih menarik untuk diajak bicara.” Silahkan, anda pasti bisa menemukan ide yang lebih baik. Intinya, bercandalah lebih sering – tidak mengambil percakapan begitu serius.

Salah satu cara untuk bermain lebih dalam percakapan anda adalah dengan menambahkan situasi hipotesa dan skenario. Misalnya, “Jika dia melakukan ____, pasti akan menyenangkan.”

Mari kita lihat respon yang sangat normal: “Hal yang baik jika dia tidak melakukan …”?

Sekarang mari kita menambahkan situasi hipotesa untuk itu, “Hal yang baik jika dia tidak melakukan … karena siapa tahu, dia bisa dipecat!” atau “… dia bisa ditangkap!” atau “… dia bisa saja ditangkap oleh bajak laut!” Anda yang menemukan idenya.

Berikut ini salah satu contoh lagi: Seorang teman mengunjungi rumah anda dan duduk di sofa. Sebelum anda menyadarinya, kucing anda bernama kity, melompat dan mulai bergesekan dengan kepala teman anda. Anda mungkin berkata, “Kity sangat ramah …” Tapi anda bisa membuat kalimat anda jauh lebih menarik dengan menambahkan, “… dia akan bercumbu dengan anda di lain waktu!”

Jadilah Sederhana dan Positif

Teman bicara yang baik selalu rendah hati dan memiliki pandangan yang positif.

Mereka mungkin menyusun kata-katanya dengan nada sederhana seperti, “Saya tidak tahu banyak, tapi aku tahu bahwa dia …”

Ketika mereka menanggapi seseorang, mereka mencari bagian-bagian yang positif. Daripada mengatakan, “Itu menyebalkan …”? mereka mengatakan, “Yah setidaknya anda tidak perlu ____.”

Berbagi Informasi Menarik

Teman bicara yang baik membawa informasi baru ke dalam percakapan. Dan bukan teori yang tidak perlu tentang fisika nuklir – tetapi informasi yang menyenangkan dan relevan dengan pendengarnya. Mereka memilih informasi dimana pendengar mereka akan sangat mungkin untuk menikmati.

Jika mereka memperkenalkan pengetahuan baru, mereka tidak akan dicap sebagai sombong. Sebagai contoh, mereka mungkin mengatakan, “… apakah kamu sudah mendengar tentang ____ baru yang baru saja keluar? Aku cukup yakin itu akan merubah ____ … “?

Membuat referensi ke budaya pop, “Ariel benar-benar telah mengingatkanku pada ____ di acara ….”

Mereka cepat untuk menawarkan keceriaan dan opini segar pada hal-hal sepele, “Jika aku harus makan es krim peppermint setiap hari, aku akan menjadi orang yang berbahagia.” Dengan menjaga percakapan tetap ringan dan menyenangkan, semua orang bisa menikmatinya. Mereka berhati-hati untuk tidak membuka materi teman bicaraan berat seperti agama atau politik.

Mengungkapkan sedikit informasi menarik tentang diri anda dan kesukaan / ketidaksukaan anda. “Makan siang favoritku pasti ____ …”? Namun mereka mengungkapkan informasi tersebut dalam potongan kecil bukannya mendominasi percakapan tentang kepentingan mereka sendiri.

Teman bicara yang menyenangkan juga hebat dalam membawakan pengalaman dan cerita masa lalu. Misalnya, “Apa yang terjadi dengan ____? Apakah dia masih mengajar ___? “? atau “Itu mengingatkanku pada suatu waktu dimana Toni melakukan …”?

Tertariklah kepada Mereka

Dale Carnegie pernah berkata, cara terbaik untuk menjadi orang yang menyenangkan adalah dengan tertarik pada orang lain. Ajukan pertanyaan yang baik, seperti, “kegiatan apa yang kamu sukai?” Tindaklanjuti dengan pertanyaan lebih jauh, ajukan pertanyaan tentang rincian spesifik yang mereka lakukan, seperti, “Jadi, katakan padaku tentang bagaimana anda melakukan …?”?

Memulai percakapan dan munculkan topik yang menarik bagi mereka. Carilah kesamaan, misalnya, “Kopi ini nikmat, bagaimana menurutmu?” dan “Aku menyukai ___ juga! Sangat lucu. ”

Dan ketika mereka berbagi informasi, pastikan anda memperhatikan dan mendengarkannya. Renungkan apa yang mereka sampaikan, dan buktikan bahwa anda memperhatikan mereka. Misalnya, “Ya, aku hanya bisa membayangkan betapa menyedihkan rasanya …”

Jangan Lupakan Komunikasi Non-Verbal Anda

Para psikolog telah secara konsisten menemukan fakta bahwa orang paling tertarik pada mereka yang memiliki energi dalam suara dan tingkah laku mereka. Bagaimana anda mengekspresikan diri seringkali sama pentingnya dengan apa yang anda katakan. Berikut adalah beberapa tips untuk komunikasi non-verbal yang lebih baik :

Variasikan energi dan infleksi. Buang jauh-jauh suara datar dan monoton. Ketika anda berbicara, variasikan energi yang anda masukkan ke dalam setiap kata atau frase. Cobalah untuk menekankan kata-kata penting. Variasikan volume, berbicara sedikit lebih keras untuk frase penting.

Mengontrol kecepatan berbicara anda. Teman bicara besar dapat mengubah kecepatan mereka sesuai keinginannya. Apakah itu penting? Ya tentu saja. Cobalah untuk mengatakan kalimat yang ingin anda tekankan dengan lebih lambat.

Berbicara dalam potongan. Teman bicara besar berbicara dalam potongan. Mereka menaruh jeda antara frase dan tidak cepat dalam menghubungkan frase sekaligus. Hal ini untuk mencegah bergumam dan kesalahpahaman serta membuat kata-kata anda tetap jelas dan jernih. Hal ini juga untuk membantu anda berbicara lebih fokus pada setiap frase.

Gunakan gerakan. Gerakan membantu memberikan gambaran dan membuat pendengar anda tetap tertarik. Pelajari pembawa acara talk show untuk beberapa ide yang lebih baik – mereka terus-menerus menggunakan gerakan (tangan) ketika mereka berbicara.

Cobalah untuk menemukan apa yang terbaik bagi kepribadian anda ! Baca juga Kapan-harus-diam-dan-kapan-harus-bicara


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d