VIRAL HERCULES TAUBAT DITANGAN GUS MIFTAH VIRAL HERCULES TAUBAT DITANGAN GUS MIFTAH - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

VIRAL HERCULES TAUBAT DITANGAN GUS MIFTAH

Hercules (Foto: @ipangwahid)

Mendengar kisah hidup seorang Hercules, memang tak pernah bosan. Terkadang terasa memilukan dengan ribuan pengalamannya di masa lalu.  Hercules bernama asli Rosario de Marshall adalah seorang gangster dan broker politik asal Indonesia yang berasal dari Timor Timur. Hercules adalah seorang portir untuk TNI-AD pada masa integrasi Timor Timur.   

Namun, siapa yang menyangka, di usia senjanya Hercules belajar kepada tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah.   Bersama Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta itu, Hercules sering terlihat bersama. Hercules memanggil Gus Miftah 'Abah'. Terbaru, Hercules terlihat mengunjungi rumah Sekretaris Jenderal PBNU Ahmad Helmy Faisal Zaini didampingi Gus Miftah, Gus Ipang (cicit KH M Hasyim Asy'ari) dan Ustadz Yusuf Mansyur.   

"Tadi Abah (Gus Miftah) telepon kalau mau ke rumah Pak Sekjen. Saya tanya boleh ikut apa tidak. Dibilang boleh akhirnya saya ke sini," jelas Hercules seperti dikutip dari unggahan Instagram @ipangwahid, Jumat (24/9/2021). 

Hercules menceritakan dia sudah mengalami hidup yang sulit dan bahaya. Matanya pernah ditembak tapi tidak wafat. Ia pernah dibacok ratusan kali, namun Allah belum mengizinkan ia wafat.   

Sekjen PBNU Ahmad Helmy Faisal Zaini sempat menanyakan alasan mata Hercules yang berbeda antara kiri dan kanan. Dengan santai Hercules menjawab bahwa matanya yang kanan berbeda karena pernah ditembak dari jarak satu meter. Hal itu menyebabkan matanya terluka dan agak masuk ke dalam. Selain itu ia juga dikeroyok ratusan orang dengan celurit dan samurai. 

Lalu Sekjen Helmy menanyakan alasan Hercules bertaubat dan memilih mendekatkan dirinya kepada Allah. Hercules menjawab bahwa semua manusia hidup terbatas oleh usia. Ketika wafat maka tidak ada yang bisa dibanggakan kecuali amal baik. "Karena belum waktunya, makanya saya tidak mati. Meskipun sudah dibacok ratusan orang. Yang di atas belum mengizinkan," imbuhnya. Baca Juga : Sejarah-bani-israil-part-1  

Hercules yang saat itu memakai peci mengaku memiliki kebiasaan yang berbeda saat ini. Setiap Jumat selalu memberikan makan ratusan anak yatim dan sering puasa. Setiap Jumat ada sekitar 250-300 anak yatim diundang ke rumahnya. Ia juga baru menjalani puasa dari Senin hingga Kamis. 

"Kita hidup sementara. Jika ibarat tangan kotor, tangan saya ini sudah sangat kotor sekali. Umur kita tidak lama. Mau apa lagi," ujar Hercules.   Dalam kongkow santai itu, tokoh-tokoh muda NU itu mendengar perjalanan hidup dari gelap menuju terang Hercules, banyak bisa menarik hikmah yang sangat luar biasa.   

Menurut Gus Miftah, sosok Hercules besok di akhirat adalah penyelamatnya di hadapan pengadilan Allah. "Ketika saya tidak masuk surga, nanti Maung Hercules narik saya, itu guru saya. Tolong dimasukkan ke surga," tandasnya. 

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/131561/hercules-taubat-di-tangan-gus-miftah



Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d