KISAH PEMUDA MENCARI TUHAN KISAH PEMUDA MENCARI TUHAN - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

KISAH PEMUDA MENCARI TUHAN

Pada suatu masa, hidup seorang pemuda yang hidupnya senang menuntut ilmu, mempelajari agama pada syekh-syekh terkenal dan sering mendatangi ‘ulama-ulama yang sangat alim, seberapapun jauhnya jarak rumah orang alim itu.

Karena kecerdasannya, semua guru-guru pemuda ini mengaguminya, beberapa bidang ilmu agama yang berat dapat dikuasainya dengan sempurna. Dan Kitab-kitab tulisan para Ulama-ulama pendahulupun telah ia hapal.

Dalam puncak pembelajarannya, tiba-tiba si pemuda mendatangi salah satu gurunya yang paling ia hormati, menyampaikan satu urusan yang terganjal di hatinya dan ingin merealisasikannya: Bertemu Tuhan !

“Saya mau mencari-Nya. Saya mau bertemu dengan-Nya, bukan dalam arti kiasan, tapi yang sedzahirnya. Izinkan saya pergi mencari-Nya”.

Syech gurunya yang menyadari siapa yang dihadapinya langsung mengizinkannya, dan berdo’a semoga selamat dalam perjalannya dan kembali dengan berita yang menggembirakan.

Singkat cerita si Pemuda memulai perjalanan panjangnya.

Hingga suatu hari, di tengah perjalanan, si Pemuda menemukan seseorang di tengah-tengah hutan yang sedang bersujud, di atas sebuah batu, menghadap kiblat, tak bergeming, tak bergerak, khusyuk, dan nampaknya si orang yg sujud ini sudah melakukannya dalam waktu yang lama.

“Assalamu’alaikum” sampai tiga kali si pemuda tidak dijawab oleh orang yang bersujud. Si pemuda kemudian duduk istirahat tak jauh dari Si Sujud, kemudian tiba-tiba si Sujud bangkit dan menghampiri si pemuda.

“Walaikumsalaam, siapa anda hai anak muda, telah lama aku bersujud di sana, bertahun-tahun, tak pernah aku terganggu, karena aku abdikan hidup ini untuk bersujud pada Tuhan, tapi kau datang dengan tigakali salammu telah membuyarkan kekhusyukanku, Jelaskanlah, siapa anda?”

“Aku adalah pengembara biasa, tersesat di hutan besar ini, aku mau istirahat, aku melihat anda, lalu aku menyalami anda, aku bukan siapa-siapa, cuma orang biasa, yang sedang mencari Tuhan, aku mau ketemu Tuhan.” Jawab si Pemuda.

Dengan keheranan, si Sujud berkata, “Kamu ini sinting ya? Emang Tuhan bisa ditemui?”

“Entahlah, aku sendiri tidak bisa menjawab, kalau aku tidak mencarinya, bagaimana aku tahu jawabannya? Kalau aku bilang Tuhan tidak bisa ditemui, aku salah, karena aku belum mencarinya, kalau aku bilang Tuhan bisa ditemui, aku juga salah, karena aku belum bertemu dengan-Nya”.

“Sinting kamu!” Kata Si Sujud. “Ya sudah, aku mau sujud lagi, dan jangan ganggu saya lagi. Silahkan lanjutkan pencarian Tuhanmu, dan...heh, kalau kamu ketemu dengannya, tolong tanyakan ya, kira-kira pahala apa yang bisa saya dapat dari sujud saya ini, dan di surga mana saya bisa tinggal”.

“Baik, insya Allah Ta’ala, akan aku sampaikan pertanyaanmu pada-Nya”.

Setelah berbulan-bulan lamanya, tibalah si Pemuda di sebuah padang tandus, tiba-tiba ia dihadang seorang perompak dan menodongnya.

Si Pemuda tanpa memperlihatkan ketakutannya, bertanya pada perompak. “Sebelum saya serahkan harta atau nyawa saya, maukah menjawab pertanyaan saya?”

“Baiklah”

“Kenapa anda harus merompak?”

“Karena saya tak bisa melakukan pekerjaan apa-apa, saya butuh uang untuk makan. Di sini serba susah, tak ada yang bisa menolong saya kecuali diri saya sendiri. Maka saya jadi perompak”

“Mengapa tidak meminta pertolongan pada Tuhanmu, mohon bantuan-Nya, lalu bekerja yang halal, dan Dia pasti menolongmu.”

“Ah, aku dahulu juga beribadah, selalu berdo’a, tapi bantuan dari Tuhan tak kunjung datang, perutku dan keluargaku kelaparan, aku tak sabar, aku ambil jalan ini, ini memang salah, tapi aku terpaksa”.

“Aku sebenarnya sedang mencari Tuhan, perjalananku ini ingin menemui-Nya. Maukah aku tanyakan pada-Nya masalah diri anda?

Sedikit kaget dan aneh, si perompak menanggapi serius, “Hm, Aku lihat kamu bukan pemuda sembarangan, aku melihat kamu orang yang alim dan terpelajar. Kenapa kamu mengadakan perjalanan ini? benarkah Tuhan bisa kita temui? Di mana Dia berada?”

“Entahlah, aku sendiri tidak bisa menjawab, kalau aku tidak mencarinya, bagaimana aku tahu jawabannya? Kalau aku bilang Tuhan tidak bisa ditemui, aku salah, karena aku belum mencarinya, kalau aku bilang Tuhan bisa ditemui, aku juga salah, karena aku belum bertemu dengan-Nya”.

“Hmm, walau aku tidak paham apa yang kamu ucapanmu itu, ada baiknya aku setuju saja dengan niatmu mencari Tuhan. Barangkali saja bisa ketemu. Tapi, berilah aku sedikit hartamu untuk aku makan, mudah-mudahan sedikit yang halal ini bisa ada berkahnya,?”

“Baiklah, ini ada sedikit bekal buatmu, adakah pesan yang ingin kau sampaikan pada Tuhan jika aku bisa bertemu dengan-Nya?”

Dengan mata menerawang dan sendu, perompak menjawab, “Ada. Tanyakanlah pada-Nya, sudah seberapa besar dosaku yang aku jalani selama ini. Kalau saja dosaku besar, di neraka mana aku akan ditempatkan, dan, berapa lama aku dibakar di sana”.

“Baik, insya Allah Ta’ala, akan aku sampaikan pertanyaanmu pada-Nya”.

Setelah setahun lewat pemuda ini berjalan, berbagai medan telah ia lewati, belum juga ia bertemu Tuhannya. Hingga suatu ketika, pemuda ini bertemu dengan seorang tua renta yang bertongkat dan berbungkuk berpakaian putih bersih.

Setelah setahun lewat pemuda ini berjalan, berbagai medan telah ia lewati, belum juga ia bertemu Tuhannya. Hingga suatu ketika, pemuda ini bertemu dengan seorang tua renta yang bertongkat dan berbungkuk berpakaian putih bersih.

Si orang tua tiba-tiba saja berujar, “Anak muda, kalau kau ingin menemukan Tuhanmu, itu, pohon bambu itu, naikilah, di sana Tuhan menantimu”

si Pemuda agak kaget, orang ini tahu apa yang dicarinya, tapi tak ada kecurigaan dan tak ada alasan untuk tidak mempercayai si orang tua, akhirnya si pemuda kemudian naik ke atas pohon bambu yang ditunjuk dan sesampai diujung pohon itu, si Pemuda kehilangan keseimbangan karena tersapu angin besar dan terjatuh dengan kepala terlebih dahulu.

Si Pemuda langsung tak sadarkan diri. Dalam pingsannya, si Pemuda terbangun dan berada dalam suasana yang berbeda dari tempat pohon bambu yang ia panjat tadi.

Bapak Tua yang bertongkat berpakaian putih itu menyapanya...

“Anak muda, aku diutus Tuhanmu menemui dirimu. Setelah satu tahun kau lewati perjalanan yang panjang dan berat, sudah pantas bagiku saatnya memberimu jawaban apa yang kau cari.”

“Wahai anak muda, ketekunanmu dalam menuntut ilmu, anugerah kecerdasan yang diberikan Tuhanmu, telah membawamu mencari sesuatu yang tak bisa kau temukan jawabannya hingga kini.”

“Anak muda, Tuhanmu menyampaikan pesan untukmu agar bersabar sampai nanti tibanya kau menemuiNya, tidak, tidak untuk saat ini, telah digariskan bagimu hidupmu sebagai kebijaksanaan dan hikmah dariNya atasmu, perbanyaklah amal dan kebajikan, jalankan apa yang diperintahkanNya dan jauhi laranganNya, niscaya kau akan menemuiNya kelak.”

“Kamu bisa kembali, kembalilah dan lanjutkan kehidupanmu bersama sesamamu dan dirimu sendiri, berikanlah apa yang bisa kau berikan pada sesamamu, Tuhanmu bisa kau temukan bersama mereka yang sedang ditimpa kemalangan, tapi kalau kau benar-benar ingin bertemunya, tidak sekarang, tidak, bersabarlah dan jalanilah dulu hidupmu”.

Dengan lidah dan tubuh yang seperti tak mampu berkata apa-apa, akhirnya si Pemuda mampu menanggapi si orang tua, “Wahai orang tua, puaslah aku dengan ini semua, tapi bagaimana aku membuktikan pada guruku bahwa aku harus mengakhiri perjalananku?”

“Bawalah ini, ini buah ranum dari kebun surga, tak pernah ia tumbuh di dunia, tunjukkan pada syech gurumu, makanlah dihadapannya.”

“Bolehkah aku bertanya, wahai orang tua? Di tengah perjalanan, aku bertemu seorang yang selalu sujud pada-Nya, dan seorang perompak. Si Sujud bertanya, pahala apa yang ia terima, dan di surga mana ia bisa tinggal. Adapun si perompak bertanya, seberapa besarkah dosanya dan di neraka mana ia akan disiksa?”

“Baiklah, tunggulah dan aku akan kembali” Si orang tua pergi beberapa saat dan tak lama kembali pada si Pemuda.

“Dengarkan hai anak muda, inilah jawabannya: bahwa si Sujud akan mendapatkan pahala besar dari sujudnya, tapi ibadahnya tertolak karena ia bersujud bukan semata-mata mengharapkan keridhoan dan rahmatNya. Orang ini adalah orang yang dzalim pada dirinya sendiri.”

“Adapun si perompak, ia berdosa besar atas perbuatannya dalam merugikan orang lain. Tapi Tuhan memberikan rahmatNya pada siapa saja yang Dia kehendaki, atas harapan yang tersirat di hatinya, ia akan diselamatkan dari api neraka karena si perompak adalah termasuk orang yang mau bersabar”.

Setelah berpisah dengan si orang tua, si Pemuda bangun dari pingsannya, dan di genggamannya terdapat buah yang sangat ranum yang tadi diberikan si orang tua dalam mimpinya.

Dalam perjalanan pulang, si Pemuda bertemu dengan si perompak, dan si Pemuda menyampaikan kisahnya dan menyampaikan jawaban dari Tuhannya. Si perompak mendengar hal ini langsung bersujud syukur, menangis dan bertaubat. Si perompak akhirnya menjalani sisa hidupnya dengan amal ibadah dan membantu banyak orang.

Si Pemuda kemudian bertemu dengan si Sujud dan menceritakan kisahnya. Lalu disampaikanlah apa yang ia dapatkan kepada si Sujud. Mendengar hal ini, kaget seperti disambar petirlah si Sujud, lalu ia pergi meninggalkan si Pemuda tanpa sepatah salampun, si Sujud, akhirnya menghabiskan sisa hidupnya dengan berbagai perbuatan yang dzalim dan sia-sia.

Sesampai di rumah Syech Gurunya, si Pemuda menyampaikan kisahnya dan menunjukkan buah ranum yang diberikan si Orang tua, dan memakannya di depan Syech Guru.

Syech Guru lalu berkata, “Anakku, benarlah yang engkau putuskan dan engkau jalani, manusia itu sesungguhnya buta, lalu ia butuh pelita, dan ilmu lah pelitanya. Dengan pelita itu kamu bisa melihat jalan yang terang menuju keridhoan Tuhanmu. Dia lah sumber cahaya, sumber pelita, orang yang bertaburan cahaya, selalu ingin menemui sumber cahayanya, dan untuk itu kau mencari Tuhanmu.”

“Jawaban dari pencarianmu itu adalah ada pada apa telah kau lakukan, sebesar apa dan sejauh mana kau berbuat untuk Tuhanmu, untuk sesamamu dan untuk dirimu sendiri”.

“Buah yang kau makan sangat manis, buah itu tak ada duanya di dunia ini, akan tetapi adalagi yang jauh lebih manis dari buah surga itu, tahukah kau apa itu? yakni manisnya iman, manisnya taqwa dan manisnya hidup yang kau persembahkan di jalan Tuhanmu”.

“Adapun si Sujud, ia bersujud dengan tanpa membersihkan hatinya, Iblis pun dahulu ahli ibadah, hingga ia diangkat menjadi imam di antara para malaikat, tapi hatinya kotor, hati yang kotor menghalangi dari rahmat Tuhan, sehitam-hitamnya dahimu karena bekas sujud, tapi kalau hatimu kotor menghitam, niscaya ibadahmu hanya menghasilkan fitnah dan kerugian dan sia-sia”.

“Adapun si perompak, ia meyakini kekuasaan Tuhannya, meyakini ketetapan Tuhannya, ia sadar ia telah melanggar Tuhannya, tapi tersirat di hatinya, ia mengharapkan ampunan Tuhannya, mengharapkan rahmat Tuhannya, maka hati yang selalu berharap, hati yang bersih dari ujub, selalu membuka peluang turunnya rahmat dari Allah Ta’ala. Seorang bermaksiyat yang memiliki hati yang bersih akan lebih mudah kembali pada jalan Tuhannya”.

“Adapun orang yang hatinya kotor, penuh ujub, meski ahli ibadah, hanya akan membawanya pada perbuatan fitnah dan keangkaramurkaan”.

Sejak saat itu, si Pemuda yang mencari Tuhannya semakin giat belajar, giat bekerja, giat beribadah dan giat memberi untuk sesamanya. Dengan pengharapan penuh bisa bertemu Tuhannya. Kelak. Baca Juga : Kisah-abu-nawas-dan-pedagang-mesir


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

BIOGRAFI HANIF DHAKIRI : KABINET INDONESIA KERJA JABATAN MENTERI KETENAGAKERJAAN

Biografi Hanif Dhakiri. Saat ini ia dikenal sebagai seorang tokoh politikus Indonesia. Ia pernah menjadi anggota DPR menjadi Menteri Ketenagakerjaan serta Menteri Olahraga pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Berikut biografi Hanif Dhakiri beserta profil dan biodata lengkapnya. Biografi Hanif Dhakiri Daftar Isi Biodata Hanif Dhakiri Nama Lengkap : Muhammad Hanif Dhakiri, S.Ag., M.Si. Lahir : Semarang, 6 Juni 1972 Orang Tua : H Zuhri Maksum (ayah), Hj. Siti Hafsoh (ibu) Istri : Marifah Hanif Dhakir Anak : Nabila Setia Izzati, Neilan Setia Izzata, Nameera Setia Izzati Agama : Islam Pekerjaan : Politikus, Menteri Ketenagakerjaan, Plt. Menteri Olahraga Biografi Hanif Dhakiri Hanif Dhakiri dilahirkan di Semarang pada tanggal 6 Juni 1972. Ayahnya bernama H Zuhri Maksum dan ibunya bernama Hj. Siti Hafsoh. Keluarga Hanif Dhakiri bisa dibilang pas-pasan. Ayah Hanif bekerja sebagai guru agama islam yang mengajar sekolah dasar. Dan ibunya diketahu...

DIATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT

“Di atas langit masih ada langit” merupakan ungkapan yang sering digunakan untuk mengingatkan kita agar tidak berlaku sombong atas apa yang kita miliki, baik itu kekayaan, kecantikan, ketampanan, dan kepintaran. Hal-hal yang bersifat duniawi memang seringkali menjadi sebab seseoang untuk berlaku sombong. Padahal kita tidak berhak berlaku sombong, karena sesungguhnya apa yang kita miliki  hanyalah titipan dari Allah yang seharusnya kita jaga sebaik-baiknya. Kita tidak pernah tahu sampai kapan semua yang kita miliki akan menjadi milik kita, sehingga kita tidak boleh menyombongkannya. Orang-orang kaya bisa bangkrut dan menjadi miskin, orang yang  cantik dan tampan akan bertambah tua, lalu apa yang hendak kita sombongkan?   Penyebab sifat sombong yang ada dalam diri kita adalah karena kita seringkali merasa lebih baik dari orang lain, kita selalu merawa t bahwa kedudukan kita lebih tinggi, kita pun seringkali merasa lebih cantik dari orang lain. Hal-hal semacam inil...

MENGAPA GOSIP DIKANTOR MEMBUNUH PRODUKTIVITAS

Mengapa Gosip di Kantor Membunuh Produktivitas? Bermula dari satu hal, satu orang ke orang lainnya lambat laun sebuah infomasi terus bertambah kontennya. Informasi tersebut akhirnya berubah menjadi gosip. Gosip di kantor merupakan hal yang tidak bisa dipastikan kebenarannya. Seringkali hal tersebut justru dimulai dari rasa iri hati, frustrasi, kurang percaya diri, bahkan yang terburuk adalah candaan semata. Itu tentu saja berdampak sangat buruk. Tidak hanya bagi orang yang menjadi bahas pembicaraan, namun juga bagi pembicara. Jika diibaratkan dengan sepasang kayu dan paku. Paku sebagai rumor buruk yang Anda bicarakan dan kayu sebagai orang yang dibicarakan. Anda memukulkan paku tersebut kepada kayu hingga menyakitinya. Bahkan meskipun Anda telah mencabut paku tersebut, lubang tersebut masih saja tersisa. Seperti inilah luka yang diakibatkan oleh rumor buruk yang Anda perbuat terhadap seseorang. Membicarakan hal buruk mengenai sesama kita dapat menyebabkan sakit hati bagi s...

BIOGRAFI MAHFUD MD : KABINET INDONESIA MAJU JABATAN MENKO POLHUKAM

Biografi Mahfud MD. Beliau dikenal sebagai seorang politisi dan juga akademisi di bidang ilmu hukum. Mahfud MD pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi Indonesia dan juga menjabat posisi menteri di era pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid atau Gusdur. Kini ia menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan dimasa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Berikut kami sajikan profil dan biografi Mahfud MD secara singkat berserta Biodata. Daftar Isi Biodata Mahfud MD Biografi Mahfud MDNama : Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD., S.H., S.U Lahir : Madura, Jawa Timur, 13 Mei 1957 Agama : Islam Orang Tua : Mahmodin (ayah), Suti Khadidjah (ibu) Istri : Zaizatoen Nirhajati Anak : Mohammad Ikhwan Zein, Vina Amalia, dan Royhan Akbar Profesi : Akademisi dan Politisi Biografi Mahfud MD Beliau terlahir dengan nama lengkap Mohammad Mahfud dikenal dengan nama Mahmud MD. dilahirkan pada 13 Mei 1957 di Omben, Sampang Madura. Ia merupakan anak dari pas...

PDAM KOTA PONTIANAK DIKUNJUNGI BAPAK DIRJEN PU CIPTA KARYA

BAPAK DIRJEN PU CIPTA KARYA : BUDI YUWONO (Berdiri Posisi Tengah) Jumat 7 Februari 2009 Kunjungan bapak Dirjen PU Cipta Karya di PDAM Kota Pontianak tidak lain melihat kondisi PDAM Kota Pontianak lebih dekat, sebab kantor PDAM Kota beralamat di Jalan Imam Bonjol No 430 Pontianak, sebelumnya dibangun kantor PDAM dulu kantor PSAB tempat beliau bekerja sebagai pejabat struktur di PSAB tahun delapan puluhan, jadi pak Dirjen mendatangi hanya PDAM hanya reuni dan kata pepatah kuno apabila sudah minum air sungai kapuas maka pasti kembali. Selain itu kunjungan Pak Dirjen tak lepas melihat kesiapan PDAM Kota Pontianak mendapat bantuan Pemerintah Pusat melalui APBN senilai 50 Milyar berupa pipa transmisi air baku. Pak Dirjen PU Cipta Karya ; Budi Yuwono sedikit memberikan arahan kepada Direksi PDAM Kota Pontianak, katanya PDAM Kota Pontianak jangan pandai naik tariff saja yang lebih penting turun NRW atau kehilangan air PDAM baik secara komersial losses maupun fisikal losses dan coba liha...