LIMA PENYAKIT BERBAHAYA DALAM TEAM YANG MENGHANCURKAN BISNIS ANDA LIMA PENYAKIT BERBAHAYA DALAM TEAM YANG MENGHANCURKAN BISNIS ANDA - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

LIMA PENYAKIT BERBAHAYA DALAM TEAM YANG MENGHANCURKAN BISNIS ANDA

5 Penyakit Berbahaya Dalam Team Yang Bisa Menghancurkan Bisnis Anda

Halo teman-teman hari ini saya ingin sharing 1 hal yang sangat-sangat menarik yaitu 5 penyakit berbahaya dalam team yang terjadi ketika anda membangun sebuah bisnis. Topik ini saya ambil dari buku Patrick Lencioni berjudul 5 Dysfunction Of a Team .

Banyak dari kita ingin memiliki team yang sehat team yang solid, team yang berkualitas tapi yang menjadi maslah adalah banyak dari kita yang tidak menyadari bahwa team kita sedang mengalami dysfunction. Dysfunction team adalah ketika karyawan kita tidak mencapai target target dan hasil yang kita inginkan. Penyebab dysfunction team salah satunya adalah karena pembiaran.

Ada satu quotes yang menarik kenapa team ini penting, kalau anda ingin menang anda butuh talenta. Tapi kalau anda ingin memenangkan sebuah kompetisi, sebuah turnamen anda butuh team yang kuat. Talenta bisa meningkatkan omset tapi untuk membuat target tercapai anda butuh teamwork. Nah teman-teman apa sih yang menyebabkan karyawan tidak produktif. Yang membuat mereka tidak produktif ada lima yang disebut dysfunction team, so.. kita bahas satu-satu.

Kehilangan Kepercayaan
Ada sebuah pernyataan yang cukup menarik dimana Steven Covey menuliskan tentang the speed of trust. The speed of trust yang beliau ceritakan adalah bahwa Karyawan yang tidak produktif salah satu problem terbesarnya adalah tidak percaya pada management, tidak percaya pada leadernya. so the absence of trust adalah tanda dysfunction yang pertama. The absence of trust, kehilangan rasa percaya. So, kalau gitu apa tanda-tandanya? tanda-tandanya adalah, selalu menyampaikan kabar buruk tidak mau kelihatan jelek selalu menutup-nutupi masalah dan akhirnya membuat masalah itu menjadi besar, pada saat sudah membesar sudah serius baru ketauan. Itu adalah ciri yang pertama

Selalu Menghindari Konflik
Ciri yang kedua menjadi masalah dalam team adalah ketika terjadi yang disebut konflik, dan konflik itu selalu dihindari. Ketika orang mulai menghindari konflik, berarti kita sedang mencari yang disebut keharmonisan palsu. Jadi harmonisnya palsu, ingin mencari keharmonisan tapi ini keharmonisan yang palsu kenapa? karena takut terjadi benturan takut telalu terjadi konflik yang tidak diinginkan. So.. konflik adalah hal yang baik. Tetapi menghindari konflik akan menjadi masalah, contoh ya.. ada atasan tidak berani menegur anak buah itu berarti sudah dysfunction. Misalnya contoh lain, saya tidak mau komunikasi dengan departement lain karena malas ngomong, malas konflik, malas debat saya malas argument sama dia udahlah dia maunya apa yang ngikutin aja. Itu sudah dysfunction.

Tidak Ada Komitmen
Dysfunction yang ketiga adalah ketika diberi tanggung jawab orang menghindar. Jadi misal contohnya tidak mau ada kommitment. Maunya udah deh kamu aja yang ngerjain deh saya nonton aja, kalau ada pekerjaan baru ada tugas baru tidak mau ada commitment yang lebih serius, saya mau begini-begini aja saya nggak mau terlalu terlibat banyak deh di perusahaan udah kamu aja deh, saya nggak enak. Terlalu banyak orang yang menghindari dari comitment juga dysfunction ini adalah sudah yang ketiga

Tidak Ada Tanggung Jawab
Dysfunction yang keempat adalah ketika orang tidak mau atau tidak bisa diminta pertanggung jawaban. Lack of accountibility. Lack of accountibility adalah orang yang menghindari tanggung jawab, menghindari tanggung jawab dengan cara cari alasan kemudian menciptakan skenario untuk bisa mengatakan ini bukan salah saya. Menyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan, menyalahkan situasi akhirnya tidak ada accountibility tidak bisa dipertanggung jawabkan ini yang keempat.

Tidak Memperhatikan Hasil
Tapi yang kelima ada yang sangat penting yaitu tiak memperhatikan Hasil. Ada insentif tidak berprestasi, tidak ada insentif tidak berprestasi. Dikasih hukuman tidak takut, dikasih ancaman tidak takut. Jadi tidak takut dengan konsekuensi karena mereka tidak perhatian dengan hasil. Teman-teman jika hal-hal ini sedang terjadi berarti mengalami yang namanya dysfunction team. Next ulasan kita membahas mengenai target anda sebagai leader anda harus memiliki team yang berkualitas tapi team yang berkualitas itu seperti apa, apa yang anda bisa lakukan untuk menciptakan team yang berkualitas, kita akan bahas selanjutnya. Baca juga : Lima-mitos-berbahaya-dalam-leadership


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d