LIMA KARAKTER KARYAWAN YANG WAJIB ANDA REKRUT LIMA KARAKTER KARYAWAN YANG WAJIB ANDA REKRUT - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

LIMA KARAKTER KARYAWAN YANG WAJIB ANDA REKRUT

5 KARAKTER KARYAWAN YANG WAJIB ANDA REKRUT
Suatu kali pernah ada orang yang bertanya seperti ini, “kalau saya mau merekrut orang, kira-kira yang lebih bagus yang mana ya, orang yang pinter tapi kurang greget atau orang yang prilakunya baik tapi kurang pinter?”

Jadi, ada pertanyaan-pertanyaan menarik seperti itu, yang mungkin Anda juga pernah mengalaminya. Saya punya karyawan bagus dan pinter tapi sering telat, sering punya masalah. Apakah ini baik untuk direkrut?

Kita akan belajar, minimal ada 5 (lima) Karakter Karyawan yang bisa Anda pelajari dan bisa Anda rekrut. Menurut saya, 5 kriteria ini bisa membuat bisnis Anda SUKSES.

Sebagian besar perusahaan menginginkan karyawan yang berkualitas, mutunya tinggi, kemudian etos kerjanya bagus, optimal dalam menggunakan potensi-potensi dirinya. Tetapi pada kenyataanya, tidak sedikit perusahaan yang salah rekrut.

Misalnya, Waktu interview: ngomongnya pinter, ngomongnya menarik sekali, ilmunya sepertinya banyak, pemahamannya seperti bagus. Nah, tetapi waktu kerja TIDAK BISA SAMA SEKALI. Waktu kerja tidak bisa beradaptasi, tidak mampu untuk mengerjakan tugas-tugas yang sudah diberikan meskipun tugasnya sederhana.

Nah, untuk bisa membuat bisnis Anda berkembang, Anda butuh 5 karakteristik karyawan yang wajib Anda rekrut:

1# Cepat Adaptasi
Karakteristik yang pertama adalah cepat beradaptasi. Karyawan yang cepat beradaptasi dengan lingkungan baru akan menggunakan kesempatan ini untuk menunjukan prestasinya, Langsung!

Sedangkan, karyawan yang tidak bisa beradaptasi kebanyakan cenderung diam, pasif, tidak mau bergerak dan menjadikan atasan sebagai alasan; mengapa mereka tidak berkembang.

Misalnya, “…pak saya mau resign, habis saya ditegor sama atasan saya, habis saya ditegor keras dengan teman saya.” Ini artinya, karyawan Anda tidak bisa beradaptasi.

2# Memiliki Passion
Bagaimana Anda membedakan orang yang punya passion dengan tidak punya passion? Nah, Orang yang punya passion itu terlihat dari antusiasme dalam berkomunikasi. Ketika komunikasi dia bisa menunjukkan antusias, menunjukan kesukaannya dalam pekerjaan.

Sedangkan yang saya ingin tekankan disini adalah passion tidak hanya berlaku bagi orang yang suka dengan pekerjaan saja, tetapi juga suka berkomunikasi dengan orang.

Bersemangat untuk kenal dengan orang baru, bersemangat untuk tahu siapa teman kerjanya, bersemangat untuk tahu apa yang menjadi tanggung-jawabnya. Ini adalah orang-orang penting yang harus Anda rekrut.

3# Memiliki Karakter Positif
Karakter yang ketiga adalah: Anda sangat butuh orang yang punya kemampuan atau karakter positif. Karakter yang positif ini tidak perlu terlalu jauh pemikirannya,

Anda tidak perlu kenal orang bertahun-tahun, untuk mengetahui karakternya bagus atau jelek. Simpel, untuk mengetahui karakter orang tersebut baik atau jelek yakni: apakah orang itu memiliki sopan santun?

Masuk ke kantor menyapa atau tidak? Kalau mau menggunakan sesuatu minta izin atau tidak? Kalau mau menggunakan waktu di luar waktu kerja apakah ada rasa gelisah atau tidak?

Ada beberapa orang yang dengan mudahnya tidur di kantor, kemudian mau istirahat keluar tidak ada izin sama sekali, kemudian mereka tidak ada kepedulian dengan kesopanan: masuk kesana-nyelonong ke sini. Tidak ada ketuk pintu, tidak ada salam, tidak ada sapa, tidak minta maaf.

Karakter ini bisa ditunjukan dari mampu tidak-nya dia membawa diri di lingkungan kerja yang baru.

4# Result Oriented
Ada karyawan yang punya tujuan, ada karyawan yang tidak punya tujuan, ada karyawan yang hari ini tahu arahnya ke mana, dan ada karyawan yang asal kerja. Nah, saran saya adalah carilah orang yang punya tujuan. Bedanya apa? Bagaimana membedakan orang yang punya tujuan dengan yang tidak punya tujuan?

Orang yang punya tujuan biasanya akan menanyakan, “Pak, target saya apa?” atau “Bu, Tujuan saya menjalankan ini, itu apa?” Jadi orang tersebut punya keinginan memahami apa yang diinginkan perusahaan.

5# Kemampuan Untuk Berkomitmen
Karakteristik yang terakhir ini juga sangat penting, yakni; Kemampuan untuk berkomitmen. Apa yang membedakan orang yang berkomitmen dengan orang yang tidak berkomitmen?

Perbedaan antara komitmen dengan yang tidak punya komitmen adalah: orang yang punya komitmen akan menjalankan tugas, apapun alasanya. Bahkan mereka akan menjalankan tugas atau pekerjaan meskipun tidak mood. Kalau sedang tidak memiliki mood yang baik, tugas tetap dijalankan. Nah, itu artinya dia punya komitmen yang bagus.

Jadi, Anda bisa memahami beberapa karakteristik penting untuk membantu bisnis Anda lebih efektif dengan cara merekrut orang-orang yang lebih tepat.

Orang yang bisa adaptasi adalah orang yang punya karakter, passion, komitmen, dan result oriented. Mereka akan lebih mudah diajarkan skill-skill baru daripada orang yang tidak punya KOMITMEN. Apabila satu saja hilang: tidak ada komitmen, maka untuk mengajarkan hal baru itu akan sangat lama dan sangat susah. Baca juga : Lima-penyakit-berbahaya-dalam-team


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d