CARA MENJADI PEMIMPIN YANG DISEGANI DAN DIHORMATI CARA MENJADI PEMIMPIN YANG DISEGANI DAN DIHORMATI - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

CARA MENJADI PEMIMPIN YANG DISEGANI DAN DIHORMATI

  1. Mulailah dengan pujian dan penghargaan yang jujur. Dengan penghargaan yang jujur menjadikan bawahan termotivasi karena segala  tindakannya mendapatkan reward yang sesuai dengan hasil kerja.
  2. Beritahu kesalahan orang lain dengan cara yang tidak langsung. Memberi tahu secara tidak langsung dapat mencegah terjadinya konflik dan salah satu solusi untuk menyadarkan orang lain secara halus.
  3. Bicarakan kesalahan pribadi sebelum mengkritik orang lain. 
  4. Ajukan pertanyaan sebagai ganti memberi perintah langsung. Mengajukan pertanyaan secara tidak langsung, dapat menjadikan seorang  bawahan memiliki hasrat untuk mencari tahu jawabannya sehingga mudah untuk  dikendalikan.
  5. Pujilah secara tulus peningkatan yang terjadi pada orang lain sekecil  apapun.Pujian menjadikan seseorang lebih dihargai.
  6. Beri dorongan yang positif sehingga suatu kesalahan terkesan mudah untuk diselesaikan. Jika dilakukan, hal ini bisa memunculkan pikiran positif dan menjadikan  bawahan lebih optimis.
  7. Beri reputasi yang baik untuk mereka penuhi.Beberapa pernyataan diatas merupakan  langkah langkah sederhana untuk  menjadikan seorang pemimpin disegani dan disenangi oleh bawahannya. Semoga dengan langkah langkah kecil diatas menjadikan kita seorang pemimpin yang  berwibawa. Baca juga Tujuh-tips-jadi-manejer-sukses


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d