MEMBANGUN TEAM TANPA MERUNTUHKAN MENTAL MEMBANGUN TEAM TANPA MERUNTUHKAN MENTAL - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

MEMBANGUN TEAM TANPA MERUNTUHKAN MENTAL

Bagaimana Membangun Team Tanpa Meruntuhkan Mental
Setiap organisasi atau perusahaan terdiri atas orang-orang yang memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Setiap individu memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dari yang lain. Walaupun demikian, perbedaan karakter antar individu yang ada di organisasi atau perusahaan bukanlah penghalang untuk menjalin kerja sama yang kuat demi tercapainya tujuan perusahaan. Justru perbedaan itulah yang menjadikan kerja sama semakin kokoh, sebab tiap individu mendapatkan bagian pekerjaannya masih-masing sesuai dengan pribadi dan kemampuannya. Inilah yang disebut dengan team work.

Namun, apakah pondasi yang bisa membentuk team work? Pondasi itu disebut team building. Jika team building-nya kuat, maka team work-nya juga kuat. Artinya, solid atau tidaknya team work dalam sebuah organisasi tergantung team building-nya. Untuk itu, dibutuhkan mental yang kuat dalam membangun team building agar tetap kokoh. Team building akan terbentuk dalam setiap karakter team work yang merupakan pelaksana dari segala proses untuk mencapai tujuan perusahaan. Masalahnya, terkadang ketika membangun team building, beberapa mental individu tidak sanggup menghadapinya sehingga mental yang sudah dibangun seketika runtuh.

Berikut ini beberapa cara untuk membangun team building tanpa meruntuhkan mental:

Komunikasi
Pokok dari membangun team building adalah komunikasi. Membangun team building berarti membangun komunikasi dengan sesama anggota team. Tanpa adanya komunikasi, tidak ada pesan yang bisa tersampaikan. Pesan yang bisa mengokohkan team work. Pesan yang berupa arahan, perintah, saran, dan pendapat akan membuat team work bersifat dinamis. Selain itu, komunikasi yang terjalin dengan baik antar sesama anggota team akan membuat team work mampu menginterpretasikan dengan benar gambaran tentang target perusahaan yang ingin dicapai.

Target yang jelas
Inilah fungsinya komunikasi. Setelah memiliki komunikasi yang baik, seorang team leader atau pemimpin perlu mengomunikasikan gambaran target perusahaan yang akan dicapai oleh para anggota team. Selain itu, team leader juga perlu mengkomunikasikan dengan jelas jangka waktu yang diperlukan dan cara kerja team untuk lancarnya proses pencapaian target perusahaan.

membangun.team

Sedangkan, para anggota team perlu memahami tujuan terbentuknya team work tersebut, yaitu untuk mencapai tujuan perusahaan. Mereka perlu mengerti tentang harapan organisasi atau perusahaan pada mereka, dan itu tergantung hasil kerja mereka.

Koordinasi
Team work yang terbentuk perlu koordinasi yang tepat dari pimpinan. Oleh sebab itu, seorang pimpinan dituntut untuk mampu memberikan pengarahan kepada teamnya sehingga mereka bisa bekerja sesuai dengan terfokus untuk mencapai target perusahaan. Selain itu, koordinasi yang baik tidak hanya dilakukan oleh team leader, tapi juga koordinasi atau kontrol langsung dari perusahaan.

Kontrol
Setelah memiliki koordinasi yang baik, maka diperlukan kontrol antara pimpinan dan anggota team tersebut. Seorang team leader perlu menegaskan batasan yang jelas kepada anggota team dalam melaksanakan misinya. Selain itu, anggota team juga perlu memberikan saran atau meminta kewenangan tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Dengan demikian, kerja sama yang baik akan terus menerus terbangun.

Komitmen
Untuk memudahkan tercapainya target perusahaan, setiap individu yang ada dalam team perlu memiliki komitmen berkaitan dengan pekerjaan mereka. Dengan adanya komitmen tersebut, maka kerja sama team yang terbangun akan lebih kokoh karena kesadaran dari setiap individu dalam team.

Untuk itu, seorang team leader perlu menanamkan pemahaman pada setiap individu dalam team bahwa peran mereka sangat penting dalam menjalankan misi dan mencapai target yang telah ditentukan.

Kompetensi
Setelah komitmen dalam team sudah terbangun, maka yang dibutuhkan selanjutnya adalah kompetensi. Misi tidak akan berjalan tanpa adanya skill atau kompetensi yang dimiliki oleh setiap individu. Sebab, skill itulah yang menjadi modal pertama untuk mencapai target perusahaan. Setiap individu tentu memiliki skill yang berbeda-beda yang dibutuhkan dalam team. Walaupun berbeda, tapi skill mereka saling melengkapi. Oleh sebab itu, perlu ada penempatan posisi pekerjaan yang sesuai dengan skill agar pekerjaan bisa diselesaikan secara optimal.

Kolaborasi
membangun_team

Setelah penempatan posisi pekerjaan sesuai dengan skill, hal yang dibutuhkan selanjutnya adalah kolaborasi. Karena banyaknya perbedaan yang ada di antara setiap individu dalam team, maka setiap anggota perlu saling melengkapi dan saling mengerti dengan perbedaan tersebut. Inilah fungsi dari kolaborasi, yaitu menghindari adanya perselisihan antar anggota team agar pekerjaan yang dilakukan bisa efektif.

Inovasi kreatif
Team building yang bagus merupakan team yang bersedia menerima karya kreatif dan penemuan baru baik itu berasal dari pimpinan atau dari para anggota. Setelah itu, ide-ide kreatif itu perlu dirumuskan sehingga bisa diaplikasikan dalam pencapaian target perusahaan. Lima-cara-belajar-leadership


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d