IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali.
Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan.

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani.

Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga : Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah

Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian dalam tarian mistik tanpa bantuan pir (syekh atau guru/mentor rohani)-nya. Baca Juga : Keuntungan-menggunakan-hasil-redesain

Syekh Abdul Wasim Jirjani pernah dimintai izin oleh seorang muridnya untuk mengambil bagian dalam tarian sufistik. Beliau pun berkata: "Jalani puasa yang ketat selama tiga hari, kemudian suruh mereka memasak makanan-makanan yang menggiurkan. Jika kemudian engkau masih lebih menyukai tarian itu, engkau boleh ikut,". Sumber : REPUBLIKA.CO.ID


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

AN NIFARI SANG PENGELANA YANG ENGGAN BICARA

An-Nifari, Sang Pengelana yang Enggan Bicara Ketinggian tokoh sufi dari Irak ini konon melebihi Rumi dan Hallaj. Dia adalah teoritikus sufi sekaligus sastrawan besar. “Ketika kita sudah melakukan sesuatu dengan baik dan bersungguh-sungguh, mengapa harus meributkan penilaian orang lain? Bukankah Ridha-Nya yang kita harapkan?” Nama mistikus ini agak asing di telinga kita. Tidak seperti al-Hallaj, ia seakan kurang begitu terdengar. Padahal dimata para ahli tasawuf, pandangan-pandangan sufistiknya sangat berpengaruh. Terbukti dari banyaknya para sufi sesudahnya yang banyak mengikutinya. Dia adalah An-Nifari, yang telah meninggalkan jejak kesufian yang luar biasa. Dalam memaknai tasawuf, misalnya, ia lebih berhati-hati. Itu sebabnya ia menjadi panutan bagi para sufi yang lain. Nama lengkapnya ialah Muhammad ibnu Abdul Jabbar bin al-Husain an-Nifari. Di dunia sastra klasik Irak, namanya menjulang karena karya-karyanya yang masyhur. Tapi sejarah hidupnya sulit dilacak. Menurut c...

Disclaimer

PENOLAKAN Terakhir diperbarui: 2021-07-01 PENOLAKAN SITUS WEB Informasi yang diberikan oleh SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA (“Perusahaan”, “kami”, “milik kami”) di https://otobemoberodatiga.blogspot.com/ (“Situs”) hanya untuk tujuan informasi umum . Semua informasi di Situs diberikan dengan itikad baik, namun kami tidak membuat pernyataan atau jaminan dalam bentuk apa pun, tersurat maupun tersirat, mengenai keakuratan, kecukupan, validitas, keandalan, ketersediaan, atau kelengkapan informasi apa pun di Situs. DALAM KEADAAN APA PUN KAMI TIDAK BERTANGGUNG JAWAB KEPADA ANDA ATAS KERUGIAN ATAU KERUSAKAN APA PUN YANG TERJADI AKIBAT PENGGUNAAN SITUS ATAU KEANDALAN PADA INFORMASI YANG DISEDIAKAN DI SITUS. PENGGUNAAN SITUS DAN KEANDALAN ANDA PADA INFORMASI APA PUN DI SITUS SEPENUHNYA ATAS RISIKO ANDA SENDIRI. PENOLAKAN LINK EKSTERNAL Situs mungkin berisi (atau Anda mungkin dikirim melalui Situs) tautan ke situs web lain atau konten milik atau berasal dari pihak ketiga atau tautan ke situs we...