DIAM SEJENAK DIAM SEJENAK - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

DIAM SEJENAK

Banyak ilmu yang ada dialam ini.
Mulai dari ilmu yang biasa2 saja, sampai ada ilmu yang paling mulia, ada pula ilmu yang paling tinggi, ada juga ilmu yang paling utama, ilmu yang diterima, ilmu yang benar, ada ilmu induk dari segala ilmu dan sebagainya.

Lalu Ilmu apakah yang paling tinggi itu?

Ada sebuah riwayat bahwa seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah : 

"Ya Rasulullah, ilmu apakah yg paling tinggi itu?"
Rasulullah hanya "DIAM"

"DIAM" bukan berarti "Tidak bicara"
Tetapi tidak banyak bicara, tidak banyak mengeluh, tidak membuka aib, tidak pamer/riya, tidak sombong, tidak berdebat dan sebagainya.

Ilmu "DIAM" itu sebuah ilmu yang tidak ada gurunya, tidak ada muridnya, tidak ada sekolahnya, tidak ada kitabnya, tidak diajarkan dimanapun.

Dalam DIAM itu tidak ada yang mengetahui kecuali orang yang bersangkutan dengan Tuhannya saja.

DIAM tetapi tetap terus memperhatikan
DIAM tetapi terus bergerak/ikhtiar
DIAM tetapi terus berdoa/berdzikir
DIAM tetapi tetap terus menebar manfaat

Seperti matahari yang diam tetapi terus bersinar.
Seperti padi yang diam tetapi tetap terus tumbuh.
Seperti tanah yang diam tetapi didalamnya menyimpan banyak manfaat.

Atau seperti dirimu yang dulu selalu diam ketika didalam RAHIM, walau tak nampak, tak bicara, tetapi keberadaanmu membawa berjuta harapan dan kebahagiaan. Baca Juga : Nur-muhammad-adalah-cahaya-atau-ruh

Wallahu a'lam


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d