BIOGRAFI PUAN MAHARANI : JABATAN KETUA DPR- RI 2019 - 2024 BIOGRAFI PUAN MAHARANI : JABATAN KETUA DPR- RI 2019 - 2024 - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

BIOGRAFI PUAN MAHARANI : JABATAN KETUA DPR- RI 2019 - 2024

Biografi Puan Maharani. Saat ini ia dikenal sebagai salah satu politikus dan perempuan pertama yang menjabat sebagai ketua DPR RI. Ia merupakan anak perempuan dari Megawati Soekarnoputri yang merupakan mantan presiden Indonesia kelima. Berikut profil dan biografi Puan Maharani.

Daftar Isi
Biodata Puan Maharani
Nama Lengkap : Puan Maharani Nakshatra Kusyala
Dikenal : Puan Maharani
Lahir : Jakarta, 6 September 1973
Agama : Islam
Orang Tua : Taufik Kiemas (ayah), Megawati Soekarnoputri (ibu)
Suami : Happy Hapsoro
Anak : Praba Diwangkara Caraka Putra Soma, Diah Pikatan Orissa Putri Hapsari
Pekerjaan : Politikus, Ketua DPR RI, Ex Kementrian Kordinator PMK RI.

Biografi Puan Maharani Singkat
Puan Maharani lahir dengan nama lengkap Puan Maharani Nakshatra Kusyala pada tanggal 6 September 1973 di Jakarta. Ia merupakan anak dari Taufiq Kiemas dan Megawati Soekarnoputri yang dikenal sebagai mantan Presiden Indonesia kelima.

Puan juga merupakan cucu dari Proklamator Indonesia yakni Ir Soekarno. Ia diketahu mempunyai dua saudara laki-laki bernama Muhammad Prananda Prabowo dan Mohammad Rizki Pratama.

Masa Kecil dan Riwayat Pendidikan Puan Maharani
Karena ia merupakan anak perempuan satu-satunya dikeluarga, semasa kecil Puan Maharani sering dimanja oleh orang tuanya. Cucu dari Bung Karno memulai pendidikannya di SD Perguruan Cikini.

Ia diketahui lulus pada tahun 1985. Tamat dari sana, ia kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Perguruan Cikini. Disinilah ia mulai mengenal apa itu politik.

Dimana saat itu, ibunya yakni Megawati Soekarnoputri mulai aktif dalam dunia politik. Ia juga menyaksikan bagaimana kerasnya tekanan politik penguasa kala itu terhadap perjuangan ibunya.

Tamat SMP, Puan Maharani kemudian masuk di SMA Perguruan Cikini. Masa remajanya, ia banyak menemani ibunya berkeliling dalam kegiatan politiknya.

Dalam biografi Puan Maharani diektahui bahwa setelah lulus SMA pada tahun 1991, ia kemudian melanjutkan pendidikannya dengan kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, ia mengambil jurusan Komunikasi Massa.

Sewaktu muda Puan Maharani diektahui pernah magang dan menjadi jurnalis di majalah Forum Keadilan. Ia menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1997.

Puan Maharani merupakan sosok yang paling sering menemani ibunya dalam menjalankan aktifitas politiknya kala itu. Puan Maharani juga termasuk segelintir orang yang melihat bagaimana partai PDI Perjuangan lahir kala itu.

Riwayat Karir Puan Maharani
Puan Maharani bisa dikatakan merupakan suksesor atau penerus dari Megawati Soekarnoputri dalam hal politik. Puan Maharani mengawali karirnya anggota DPP KNPI Bidang Luar Negeri pada tahun 2006.

Kemudian pada tahun 2009, Puan terpilih sebagai anggota DPR RI fraksi PDI Perjuangan setelah meraih suara terbanyak di wilayah Jawa Tengah yakni Surakarta, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali.

Setelah itu karirnya didunia politik mulai menanjak dibawah naungan partai PDI Perjuangan. Pada tahun 2012, ia didaulat menggantikan Tjahjo Kumolo sebagai Ketua Fraksi DPI Perjuangan.

Beberapa tahun berikutnya, ia terpilih kembali sebagai anggota DPR RI. Disaat itu juga ia juga menjabat sebagai Ketua Bidang Politik dan Hubungan Antar lembaga DPP PDI Perjuangan.

Puan Maharani merupakan salah satu sosok yang mengantarkan PDI Perjuangan keluar sebagai partai pemenang pemilu legislatif pada tahun 2014. Di tahun itu juga, Puan termasuk menjadi salah satu ketua Badan Pemenangan Pemilu calon presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla pada Pilpres tahun 2014.

Biografi Puan Maharani
Ketika Joko Widodo dan Jusuf Kalla terpilih sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia pada tahun 2014, Puan Maharani kemudian ditunjuk sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Saat itu ia berusia 41 dan menjadi menteri kordinator termuda yang membawahi delapan kementrian.

Selama menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Puan juga menjabat sebagai Ketua Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Kemudian pada tahun 2019, Puan Maharani kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dapil Jawa Tengah dan meraih suara terbanyak.

Setelah terpilih sebagai anggota DPR, Puan Maharani mengundurkan diri sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tanggal 1 Oktober 2019.

Di DPR, ia terpilih sebagai Ketua DPR Republik Indonesia. Dalam sejarahnya, Puan Maharani merupakan ketua DPR RI wanita pertama di sejak Indonesia merdeka.

Penghargaan Puan Maharani
Selama menjabat sebagai Menko bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Puan Maharani menerima beberapa penghargaan. Baca Juga : Biografi-luhut-binsar-panjaitan

Pada tahun 2014, ia menerima E-Transparency Award dari Paramadina Public Policy Institute. Pada tahun 2018, Puan Maharani menerima penghargaan sebagai Bintang Bhayangkara Utama dari Polri. Ia juga menerima penghargaan dari majalah Her Times pada tahun 2019 sebagai Eminent Women of the Year.

Keluarga Puan Maharani
Puan Maharani diketahui menikah dengan seorang pengusaha bernama Hapsoro Sukmonohadi yang akrab dikenal dengan nama Happy Hapsoro.

Dari pernikahannya ini, Puan Maharani memiliki dua orang anak bernama Prabawa Diwangkara Caraka Putra Soma dan juga Diah Pikatan Orissa Putri.


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d