BAGAIMANA CARA MENJADI PEMIMPIN YANG DISEGANI DAN BERWIBAWA BAGAIMANA CARA MENJADI PEMIMPIN YANG DISEGANI DAN BERWIBAWA - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

BAGAIMANA CARA MENJADI PEMIMPIN YANG DISEGANI DAN BERWIBAWA

a. Jiwa Kepemimpinan
Kalau ingin menjadi seorang pemimpin yang disegani dan berwibawa, seorang pemimpin harus mempunyai jiwa kepemimpinan.
Jiwa kepemimpinan sangat diperlukan oleh seorang pemimpin karena nantinya pemimpin akan menjadi terdepan dan menjadi panutan bagi yang dipimpinnya.  Untuk itu di butuhkan jiwa kepemimpinan yang tidak perlu di ragu kan lagi kepemimpinan nya.

b. Management yang handal
Menguasai dan mengerti akan management yang handal, agar dalam memimpin sudah punya konsep atau ciri khas yang baik dan tersusun.
Baik management jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang kalau sudah tersusun secara handal dan rapi maka seorang pemimpin agan cepat berhasil.  Kalau sudah berhasil maka dengan sendirinya akan disegani dan berwibawa.

c. Sopan dan santun
Seorang pemimpin juga harus punya sikap sopan dan santun sebagai contoh bagi yang dipimpinnya.  Karena dengan sikap dan santun yang terpuji maka dengan sendirinya predikat pemimpin yang disegani dan berwibawa akan gampang di sandang.
Oleh karena itu disamping karyawan atau bawahan,  seorang pemimpin justru penting terlebih dahulu untuk memberikan contoh melakukan baik tindakan, tingkah laku maupun tutur kata yang sopan dan santun.

d. Disiplin dan tepat waktu.
Selain sopan dan santun seorang pemimpin juga harus memberikan contoh disiplin dan tepat waktu terhadap bawahan atau karyawan bahkan kepada siapapun, agar yang dipimpinnya atau bawahannya nanti dengan sendirinya ikut meniru atau mencontoh apa yang sudah di contoh kan oleh pimpinannya.
Disiplin dan tepat waktu harus dibiasakan supaya tertib dan usahanya cepat maju, baik disiplin di waktu saat istirahat dan pulang,  maupun tepat waktu pada saatnya datang kerja serta saat kerja juga harus berperilaku disiplin dan tepat waktu juga.
Begitu juga disiplin dalam segala macam hal dan tepat waktu dalam urusan pekerjaan, sehingga pada akhirnya akan menghasilkan yang tentunya hasil yang sangat memuaskan sesuai dengan yang di harapan dan di cita-citakan.

e. Tegas dan bijaksana
Disamping semua kriteria yang sudah diterangkan diatas, satu lagi seorang pemimpin harus tegas dan bijaksana.  Hal ini diperlukan karena seorang pemimpin dalam memimpin usaha atau bisnisnya harus tegas akan tetapi juga harus tetap bijaksana.
Tegas dalam arti harus bisa mengambil kebijakan dengan cermat dan tepat,  bijaksana artinya tidak sembrono dan mempertimbangkan serta berfikir plus minus atau untung ruginya.  Untuk itu hanya dengan tegas dan bijaksana maka akan tepat sasaran untuk cepat tercapainya maksud dan tujuan.
Seorang pemimpin yang demikian maka bisa menjadi Pemimpin yang di segani dan berwibawa, untuk itu cara-cara tersebut diatas tidak ada salahnya agar dapat  dijadikan atau sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi seorang pemimpin. Baca juga Lima-cara-sukses-jualan-online


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d