TUJUH HAL YANG DIABAIKAN DALAM MEMULAI USAHA TUJUH HAL YANG DIABAIKAN DALAM MEMULAI USAHA - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

TUJUH HAL YANG DIABAIKAN DALAM MEMULAI USAHA

7 Hal Yang Diabaikan dalam Memulai Usaha Kuliner

Usaha kuliner memang sudah mewabah sejak lama di Indonesia. Banyak usahawan dan usahawati sudah mengenyam kesuksesan setelah menggeluti usaha kuliner dengan modal yang pas-pasan. Ini memang bukan membangun bisnis dalam satu malam, karena dibutuhkan waktu yang panjang dan kerja keras.

Bisnis Kuliner
Meskipun demikian banyak hal penting yang sering diabaikan pengusaha kuliner, diantaranya:
1. Usaha Kuliner Berhubungan dengan Rasa
Secara otomatis, makanan enak akan selalu diburu orang. Namun yang perlu Anda ketahui adalah bagaimana membuat cita rasa makanan yang kamu jual selalu stabil dan tidak pernah berkurang meskipun usaha Anda sudah maju. Konon banyak usaha kuliner yang menurunkan kualitas cita rasanya saat mereka sudah maju.

2. Usaha Kuliner Berhubungan dengan Kesabaran
Jangan berpikir kalau Anda langsung untung besar saat pertama kali membuka usaha kuliner. Usaha ini berhubungan erat dengan kesabaran yang kamu miliki. Kamu harus siap saat makanan yang kamu jual tidak laku dan Anda akan mengalami kerugian berhari-hari. Yang paling penting, tidak boleh putus asa dan tetap menjalani usaha Anda dengan telaten.

3. Usaha Kuliner Berhubungan dengan Kebersihan dan Kerapian
Namanya juga usaha makanan, tidak heran kalau penyajiannya harus selalu menjaga kebersihan dan kerapian.  Tidak peduli dimana pun lokasi restoran atau tempat makan itu berada, Anda harus bisa meyakinkan tamu kalau usaha Anda itu higenis dan makanan yang disajikan tidak  akan membuat mereka sakit perut.
Pelayan yang rapi, bersih dan tidak berkeringat akan membuat pengunjung tersugesti kalau mereka berada di restoran yang tepat. Cara menghidangkan makanan yang tidak tumpah-tumpah juga akan mengisyaratkan kalau restoran itu cukup profesional.

4. Usaha Kuliner Berhubungan dengan Layanan
Pelayan yang selalu tersenyum dan ramah akan lebih disukai, meskipun makanannya bercita rasa pas-pasan. Sebaliknya, pelayan bermuka cemberut  akan menyebabkan makanan yang seharusnya enak menjadi hambar.
Makanan yang dihidangkan lebih cepat akan membuat pembeli senang, apalagi bila rasanya maknyosss. Jadi, usahakan memilih pelayan yang tepat untuk usaha kuliner Anda.

5. Usaha Kuliner tidak Harus Memiliki Modal Besar
Ini jelas tidak selalu benar. Anda bisa kok memulai usaha kuliner dari rumah, misalnya katering kecil-kecilan untuk teman yang mengadakan pesta. Bisa juga menyiapkan snack kotakan untuk acara kantoran. Promosi bisa dilakukan melalui media sosial seperti Facebook atau Path.

6. Usaha Kuliner itu Berhubungan dengan Kreatifitas
Usaha kuliner itu ibarat laboratorium dan Anda sebagai pihak yang melakukan percobaan. Be creative dengan menghasilkan makanan-makanan baru yang bercitarasa tinggi. Jangan Anda berpatokan terus menerus dengan makanan klasik yang rasanya itu-itu saja.

7. Usaha Kuliner yang Maju tidak Melulu Berhubungan dengan Lokasi
Tidaklah dipungkiri kalau lokasi memang menentukan majunya suatu usaha kuliner. Tetapi, Anda tidak perlu berpegang teguh dengan patron di atas karena itu tidak sepenuhnya benar. Banyak kok contoh usaha kuliner yang lokasinya tidak strategis namun selalu mendapat serbuan pengunjung.

Kunci dari kesuksesan itu sebenarnya adalah promosi, promosi, dan promosi selain cita rasa yang stabil. Anda juga bisa memberikan potongan diskon untuk makanan tertentu sehingga bisa menarik pengunjung. Baca juga Tips-sukses-menjalankan-usaha-katering


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d