TRIK JADI PEMIMPIN YANG BAIK DISEGANI DAN DISUKAI KARYAWAN TRIK JADI PEMIMPIN YANG BAIK DISEGANI DAN DISUKAI KARYAWAN - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

TRIK JADI PEMIMPIN YANG BAIK DISEGANI DAN DISUKAI KARYAWAN

Menjadi Pemimpin yang Baik
Banyak orang berpikir bahwa menjadi seorang atasan itu sangatlah mudah.

Sebuah posisi yang diinginkan oleh banyak orang karena melalui posisi tersebut, ia mendapat otoritas terhadap bawahannya.

Tapi, tahukah Anda? Menjadi pemimpin itu tidaklah mudah. Apalagi jika ingin dicap menjadi pemimpin yang baik.

Indikator penilaian pemimpin yang baik itu memang sangat subjektif, tergantung dari sudut mana kita memandang.

Seorang pemimpin yang pilih kasih kepada salah satu bawahan dan tidak mengindahkan yang lain, mungkin bisa dicap baik oleh bawahan yang disayangi. Namun sebaliknya, ia akan dicap pilih kasih oleh bawahan lainnya.

Lantas, bagaimanakah sikap seorang pemimpin yang baik?

Berikut ini beberapa tips cara menjadi pemimpin yang baik menurut penilaian atau pandangan secara objektif. Selamat mencoba!

#1 Datang Sebelum Waktu yang Ditentukan

Jika ingin dinilai sebagai pemimpin yang baik, ketepatan waktu haruslah menjadi salah satu prioritas.

Bahkan sebelum waktu yang ditentukan, pemimpin yang baik haruslah sudah berada di tempat.

Pemimpin yang baik akan ada di kantor sebelum jam masuk kantor.

Apa jadinya jika Anda selalu datang siang dan tidak tepat waktu? Tentu Anda bisa dicap oleh para bawahan sebagai pemimpin yang tidak disiplin.

Terlepas dari segala kesibukan Anda sebagai pemimpin dan juga otoritas Anda, Anda tetap harus menjadi contoh bagi para karyawan Anda dalam disiplin waktu, terutama jam masuk kantor.

Jika Anda meminta para karyawan untuk datang tepat waktu, jangan sampai Anda sendiri sebagai pemimpin tidak melakukan apa yang Anda perintahkan pada para karyawan Anda.

Anda tentu tidak mau ‘kan mendapat julukan sebagai “pemimpin yang tidak berkaca pada diri sendiri”?

Jika Anda melakukan poin yang satu ini, karyawan Anda akan lebih respek dan segan terhadap Anda.

#2 Adanya Reward & Punishment

Reward bisa dikatakan sebagai hadiah ketika seseorang menyelesaikan tugasnya secara bertanggung jawab sehingga memberikan rasa bangga kepada karyawan tersebut atas pencapaiannya.

Reward yang berupa hadiah fisik bisa Anda berikan, seperti contohnya voucher belanja senilai Rp500 ribu di supermarket atau hadiah gadget terbaru.

Reward ini merupakan alat kompetisi positif untuk memacu para karyawan Anda untuk bekerja lebih semangat dan memberikan motivasi yang menumbuhkan rasa tanggung jawab.

Namun, tak selamanya reward bisa berupa hadiah secara fisik. Beberapa kalimat pujian positif juga sebetulnya merupakan reward sederhana yang bisa Anda berikan untuk mengapresiasi penyelesaian tugas atau inisiatif positif dari karyawan Anda.

Contohnya ketika Anda sedang meeting, namun Anda lupa memperbanyak hasil laporan untuk bahan rapat. Ternyata salah satu bawahan Anda memiliki inisiatif dan telah memperbanyak bahan laporan meeting tersebut.

Anda bisa memberikan ucapan terima kasih dan juga pujian terhadap inisiatifnya yang telah menolong Anda serta membuat meeting tidak terhambat.

Itu adalah contoh reward ketika karyawan menyelesaikan tugas dan juga melakukan hal yang positif.

Lantas, jika karyawan melakukan kesalahan dan bahkan merugikan pihak perusahaan atau melakukan keteledoran secara terus menerus, Anda bisa gunakan strategipunishment.

Punishment adalah sebuah hukuman yang diberikan agar orang yang mendapat teguran tersebut tidak mengulangi perbuatan yang sama dan memiliki motivasi untuk melakukan yang baik.

Biasanya, dalam sebuah perusahaan atau organisasi diberlakukan sistem Surat Peringatan yang bertahap, dari skala kesalahan ringan hingga kesalahan berat yang sangat merugikan perusahaan, yakni sanksi tegas seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Dengan adanya punishment, karyawan pun enggan untuk bermalas-malasan.

Seorang pemimpin yang baik perlu menerapkan sistem reward dan punishment secara bijak.

Tak jarang para karyawan berkompetisi secara negatif, bahkan “saling sikut” atau “menjilat” untuk mendapatkan reward dari atasan dan membuat karyawan lainnya (yang dianggap rival) mendapatkan punishment.

Kalau sudah berbicara mengenai “saling sikut”, tentu Anda perlu memiliki pemahaman dan penanggulangan manajemen konflik di antara para karyawan.

#3 Jangan Membawa “SARA”

Menyinggung isu berbau suku, agama dan ras akan membuat Anda dinilai tidak profesional. 

Kemajemukan sebetulnya adalah warna perbedaan yang seharusnya membawa suasana keharmonisan.

Tak ada yang salah dengan perbedaan, namun jadikan keberagaman menjadi kekuatan untuk memupuk persatuan, termasuk dalam lingkup atmosfer perusahaan Anda.

#4 Berinteraksi dengan Semua Kalangan

Luangkan waktu Anda untuk berinteraksi dengan bawahan Anda.

Para karyawan Anda tentu berasal dari berbagai kalangan dan latar belakang. Cobalah untuk membangun relasi yang lebih dekat dengan mereka.

Tanyakan hobi mereka, minuman kesukaan mereka atau pengalaman yang tidak mereka sukai.

Anda bisa menggunakan waktu makan siang atau saat break time untuk makan bersama dengan mereka sambil ngobrol.

Jika Anda baru memulainya, mungkin akan terasa agak canggung pada awalnya. Biasakan diri Anda untuk bersenda gurau dan tidak sekadar bertegur sapa.

Strategi lainnya untuk mendekatkan hubungan Anda dengan mereka adalah dengan merayakan ulang tahun para karyawan Anda.

Buat pesta kecil-kecilan dan ajak mereka dinner bersama untuk merayakannya. Modal untuk pembuatan pesta bisa dikumpulkan dari sumbangan atau iuran yang dikumpulkan bersama.

Menjenguk karyawan yang sedang sakit juga bisa menjadi salah satu tindakan aktif untuk mendekatkan hubungan Anda sekaligus memperlihatkan rasa empati dan juga kepedulian Anda terhadap mereka.

Ketika berinteraksi dengan bawahan, Anda bisa berbagi pengalaman tentang bagaimana cara Anda merencanakan tujuan keuangan Anda.

#5 Terapkan Budaya “Continual Improvement

Dengan menerapkan continual improvement, secara berkelanjutan Anda akan meningkatkan kualitas produk, layanan dan juga proses kerja dalam perusahaan.

Menurut sebuah artikel di WikiHow, langkah-langkah mengembangkan budaya continualimprovement adalah sebagai berikut:
  • Komunikasikan ekspektasi Anda
  • Beri informasi dan pelatihan
  • Menilai pengetahuan dan keterampilan
  • Jelaskan kepada bawahan bahwa mereka itu penting
  • Memberikan dorongan kepada bawahan
  • Tunjukkan konsistensi Anda
  • Berikan kesempatan untuk eksperimen dan kesalahan

#6 Lakukan Coaching Terhadap Karyawan

Ada kalanya karyawan Anda mengalami kesulitan dalam memenuhi tugas yang Anda berikan.

Sebagai pemimpin yang baik, Anda harus siap sedia dengan tangan terbuka untuk memberikan bimbingan dalam rangka melatih mereka agar dapat menyelesaikan tugas dengan lebih efektif dan efisien.

Menurut Lee Colan, empat kunci untuk membimbing karyawan yang kinerjanya menurun atau tidak seperti biasanya adalah sebagai berikut:

Menjelaskan. Jelaskan secara baik mengapa kinerja karyawan itu perlu diubah, dan beritahu dampak kinerjanya terhadap tim, sasaran departemen Anda, sasaran perusahaan, dan finansial si karyawan.

Mengonfirmasikan. Konfirmasi bahwa apa yang Anda jelaskan dipahami oleh karyawan yang bersangkutan. Jangan lanjutkan sampai karyawan Anda mengerti penjelasan Anda.

Melibatkan. Libatkan karyawan untuk mendiskusikan ide-ide penyelesaian masalahnya. Lanjutkan diskusi untuk mengidentifikasi akar penyebab kesenjangan kinerja (fokus pada kinerja, bukan orangnya). Akar penyebabnya bisa berupa kurangnya keterampilan, rendahnya percaya diri, atau masalah keluarga karyawan Anda.

Menghargai. Kenali perubahan positif karyawan yang Anda bimbing. Cara mengenalinya adalah dengan mencari hal-hal yang mereka lakukan dengan baik. Tunjukkan penghargaan Anda kepada hal-hal tersebut.

#7 Jalankan Peraturan Secara Konsisten

Menjalankan peraturan secara konsisten adalah bukti bahwa Anda adalah seorang pemimpin yang tegas, tidak plin-plan dan tidak pilih kasih atau memihak.

Jika Anda membuat peraturan dalam perusahaan untuk memberi sanksi pemotongan gaji bagi karyawan yang mangkir kerja, Anda harus melakukannya jika ada karyawan yang kedapatan melakukannya.

Dengan demikian, karyawan Anda juga merasa diperlakukan secara adil, tegas, dan menilai Anda sebagai pemimpin yang baik.

#8 Lakukan Controlling Kerja

Poin ini bukan berarti Anda harus standby di belakang para karyawan Anda layaknya mandor untuk mengecek kinerja mereka.

Lakukan controlling melalui pelaporan hasil meeting mingguan atas kinerja para karyawan Anda.

Jika ditemukan ada kesalahan atau target yang tidak terpenuhi, lakukan pengecekan segera dan perbaikan agar target selanjutnya bisa tercapai.

#9 Tidak Pelit

Pelit di sini tidak hanya dalam besaran gaji yang harus diterima oleh karyawan Anda, tetapi juga dalam pengetahuan, pengalaman, dan ilmu yang Anda miliki.

Jika ingin dinilai sebagai pemimpin yang baik, jadilah seorang pemimpin yang rela berbagi dengan orang lain. Tidak hanya soal harta, tetapi juga pengetahuan akan keahlian Anda.

Dengan sikap yang terbuka dan juga mau belajar, Anda juga bisa belajar hal-hal yang tidak Anda ketahui dari para karyawan Anda.

Anda akan dinilai tidak arogan alias tidak sombong dan mau menerima masukan dari karyawan Anda.

Berbagilah informasi mengenai cara berinvestasi agar para karyawan Anda dapat mencapai tujuan keuangan mereka. Dengan demikian, mereka akan merasa dipedulikan oleh Anda.

Jadilah Pemimpin yang Baik Bagi Seluruh Bawahan

Menjadi pemimpin yang dianggap baik oleh seluruh bawahan memang tidak gampang.
Namun, Anda bisa memulai tips di atas satu persatu.

Jangan lupa untuk menjadi role model bagi karyawan Anda. Buktikan bahwa Anda pantas menjadi pemimpin bagi mereka. Baca juga Empat-belas-cara-menjadi-atasan


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d