PENGERTIAN NEGARA PENGERTIAN NEGARA - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

PENGERTIAN NEGARA

Negara merupakan suatu kawasan teritorial yang didalamnya terdapat sejumlah  penduduk yang mendiaminya, dan memiliki kedaulatan untuk menjalankan pemerintahan, dan keberadaannya diakui oleh negara lain. Ketentuan yang  tersebut di atas merupakan syarat berdirinya suatu negara menurut konferensi Montevideo pada tahun 1933.

Negara (Bahasa Inggeris: State; Bahasa Perancis: Etat) adalah satu komuniti  politik tersusun yang menakluki sesuatu kawasan dan mempunyai kedaulatan luaran dan dalaman yang boleh menguatkuasakan monopoli terhadap penggunaan  kekerasan yang difikirkan wajar.

Max Weber dalam buku “Politik sebagai vokasi” (Politics as a vocation)  (1918) memberi definasi Negara yang paling kerap digunakan dalam  teori-teori politik masa kini. Mengikut Weber, “Setiap negara wujud hasil  penggunaan kekerasan. Jika tiadanya institusi sosial ganas wujud, konsep ‘negara’ tidak membawa maksud dan satu keadaan yang diberi nama ‘anarki’  akan timbul. Maka, negara adalah “satu komuniti manusia yang dengan jayanya  mendapat pengiktirafan penggunaan kekerasan dalam satu kawasan.” Dalam  definisi ini dia mencerminkan pendapat ahli falsafah Thomas Hobbes yang mengatakan pengekuasaan Leviathan akan mencegah kematian yang ganas. Weber: “Negara adalah satu-satunya sumber ‘hak’ menggunakan kekerasan”.

Definisi yang diberi Weber adalah penting kerena dia memperkenalkan usul  yang negaralah satu-satunya bentuk penggunaan kuasa yang sah. Dalam maksud  itu, kuasa, yang berlawanan dengan umpamanya keganasan, organisasi,  penagihan dan atribusi lainan adalah konsep penting yang dikaitkan dengan  negara dalam politik sains terkini. (Lihat seminal Peter Evans, Theda Skocpol, Dietrich Rueschemeyer, eds., Bringing the State Back in, Cambridge  University Press, 1985). Errico Malatesta, satu ahli anarki terkenal, menulis “Ahli anarki secara amannya menggunakan perkataan “Negara” untuk  merujuk kesemua institusi politik, perundangan, kehakiman, ketenteraan, keuangan dll. yang dikawal sendirinya dan ditadbir oleh kelakuan sendiri  sesetengah individu tertentu dan mempunyai kepercayaan ramai untuk menjaga  keselamatan mereka, dan pelaksanaan ini, secara terangan atau tersembunyi,  memaksa orang ramai menghormatinya dengan itu menggunakan penguatkuasaan  kolektif komuniti ke arah ini”. Baca juga Perkembangan-dan-definisi-ilmu-politik


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d