MEMBANGUN KOMUNIKASI MULTI DEMENSI YANG BAIK MEMBANGUN KOMUNIKASI MULTI DEMENSI YANG BAIK - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

MEMBANGUN KOMUNIKASI MULTI DEMENSI YANG BAIK

Komunikasi merupa-kan elemen vital dalam berinteraksi dengan orang lain, baik dalam pekerjaan maupun urusan lain-nya. Berkomunikasi secara baik bukan berarti harus menjadi komunikator seperti halnya seorang orator ulung atau juru debat yang fasih. Anda cukup menjadi seseorang yang pandai membawa diri dan berkomunikasi dengan siapa pun sesuai kepentingan dan kondisi lawan bicara.

Tentunya patut disadari cara anda berkomunikasi dengan penjual makanan dipinggir jalan berbeda dengan terhadap atasan di tempat kerja atau contoh lain komunikasi yang anda bangun diwarung kopi tentu jauh berbeda dengan pola yang patut diterapkan saat melakukan presentasi pekerjaan. Jadi, membangun komunikasi yang baik dan tepat sasaran merupakan salah satu dasar anda dapat dipercaya oleh rekan kerja.

Tidak sedikit kalangan ahli yang merumuskan makna komunikasi.Sebagai  bagian dari sejarah umat manusia, komunikasi memiliki peran penting dalam membangun peradaban. Secara harfiah, komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi meliputi pesan, ide atau gagasan dari pihak satu kepada yang lainnya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal mengunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak gerik badan ataupun menunjukan sikap tertentu, misalnya tersenyum, mengelengkan kepala, atau mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut tipe komunikasi nonverbal.

Apabila berkehendak menjadi nomor satu di lingkungan pekerjaan, hal yang patut dijalankan ialah menjaga atau membangun komunikasi sebaik mungkin dengan rekan kerja atau kolega. Komunikasi yang baik tidak hanya menjaga pembicaraan supaya bermutu, tetapi juga menggunakan bahasa nonverbal, yaitu bagaimana anda bersikap di dalam lingkungan pekerjaan hal ini mengingat gaya komunikasi yang anda terapkan atau tersampaikan di lingkungan pekerjaan secara tidak langsung mencerminkan kepribadian diri anda.  

Untuk membangun jaringan atau personal networking, komunikasi yang baik berada di posisi penting dalam mendukung tindak tanduk anda. Ketika sedang berusaha membangun atau memelihara jaringan, anda tentu akan terlibat dalam sebuah proses komunikasi. Oleh karena itu, anda harus menciptakan komunikasi baik dan elegan jika ingin proses membangun jaringan berjalan lancar. Suatu proses yang baik terjadi manakala informasi bisa diberikan dan diterima tanpa hambatan. Maka, jadilah komunikator dan pendengar yang baik. Namun, sekali lagi, jangan sampai usaha anda membangun dan merawat jaringan mengganggu ruang privat kolega atau rekan bisnis.

Sebagian orang tidak memahami pentingnya membangun komunikasi yang baik, terutama dengan rekan kerja. Komunikasi yang baik dengan sesama pekerja merupakan langkah efektif menjalin hubungan baik di lingkungan kerja. Anda harus menyadari bahwa di lingkungan kerja terdapat banyak terdapat orang dari berbagai indentitas dan tingkah laku, tetapi melakukan pekerjaan yang sama.

Ketiadaan berbagai informasi antara dua atau lebih individu dalam sebuah perusahaan dapat mengakibatkan pemborosan sumber daya. Misalnya, manajer perusahaan, anda harus menyadari pentingnya jalinan komunikasi yang baik di tempat kerja. Jalinan komunikasi yang teratur di sebuah perusahaan dapat membuat karyawan atau kolega menyampaikan ide-ide kreatif mereka untuk kemajuan dan produktivitas perusahaan.

Sehubungan dengan itu,anda perlu membangun komunikasi yang baik dan menyenangkan di lingkungan kerja.Hal itu sebagai langkah efektif untuk tidak bertukar pendapat, tetapi berbagi ide-ide kreatif dalam rangka meningkatkan produksi. Ada banyak manfaat relasi bisnis pekerjaan yang dibangun atas dasar komunikasi yang baik. Beberapa diantaranya ialah mencapai kepuasan kerja, lebih mudah menyelesaikan konflik, meningkatkan produktivitas, menjamin masa depan yang cerah bagi perusahaan, menciptakan loyalitas dalam pekerjaan, serta dapat mendayagunakan sumber daya secara lebih produktif dan berkualitas.

Komunikasi yang berkualitas tidak membuat orang lain merasa terhina atau diremehkan. Ada sebuah cerita bahwa orang sudah mencapai puncak karier kesehariannya justru dibelenggu oleh sakit stroke dan penyesalan. Di hari-hari tuanya, sangat sedikit kolega yang menjenguknya. Orang tersebut bernama Bondan. Penyakit stroke yang di deritanya setelah pensiun benar-benar membuatnya lemah. Dahulu, ketika masih memiliki kedudukan, para bawahan selalu tunduk kepada Bondan. Mereka tidak berani membantah perintah dan perkataan Bondan. 

Bahkan, Bondan menganggap dirinya paling benar sehingga mudah menghardik dan tidak mau di kritik. Ia selalu menjaga jarak dengan bawahannya agar terlihar berwibawa. Namun, mau dikata apa !, pasa masa tuanya sangat jarang orang lain atau bahkan bawahannya di masa lalu datang menjenguk. Ia acap kali menangis bila mengingat hal tersebut. Hanya satu hal kecil yang tidak ia lakukan, tetapi berdampak luar biasa. Ia gagal membangun komunikasi dengan baik terhadap para kolega dan bawahannya.

Contoh dari pengalaman ini dapat menjadi rujukan bahwa pola komunikasi yang baik antara bawahan dan atasan berperan besar dalam kesuksesan memaknai hidup. Sebagaimana pengalaman Bondan, kehidupan tidak hanya di masa sedang berkuasa. Sebab, suatu saat manusia akan mengalami masa tua yang sangat membutuhkan orang lain. BERPIKIRAN TERBUKA DAPAT MENGEVALUASI


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d