DELAPAN TANDA ANDA HARUS RESIGN SECEPATNYA DARI TEMPAT ANDA BEKERJA DELAPAN TANDA ANDA HARUS RESIGN SECEPATNYA DARI TEMPAT ANDA BEKERJA - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

DELAPAN TANDA ANDA HARUS RESIGN SECEPATNYA DARI TEMPAT ANDA BEKERJA

Saat harus resign dari perusahaan tempat kita bekerja bukanlah pilihan yang mudah. Terutama untuk karyawan yang sudah bertahan selama bertahun-tahun di perusahaan tersebut.

Namun ada kalanya Anda harus resign demi masa depan yang lebih baik. Anda pasti punya cita-cita untuk jadi sukses, bukan? Kadang, peluang karier yang lebih baik hanya bisa didapatkan dengan mengundurkan diri dari perusahaan lama, dan mencari yang baru.

Seperti dikutip dari DuitPintar.com, kenali dulu delapan tanda Anda harus resign secepatnya dari tempat Anda bekerja sekarang.

1. Masa depan perusahaan makin suram

Waspada bila pemasukan perusahaan menurun drastis hingga mencapai 70 persen selama lebih dari tiga bulan. Dewan direksi pun setiap tahun selalu mengalami pergantian, tapi tak ada yang punya solusi jitu untuk perusahaan.

Tidak ada inovasi juga yang bisa dilakukan oleh para petinggi perusahaan. Sebagian besar manajer dan group head mulai resign satu persatu.

Kalau ini terjadi di perusahaan tempat Anda bekerja, maka ini adalah sinyal bagi Anda untuk segera mencari “sekoci penyelamat” alias tempat kerja baru.

Ketika menjumpai fenomena ini, segera cari blowongan pekerjaan. Jangan menunda-nunda, karena peringatan PHK dapat muncul kapan saja.

2. Tidak ada jenjang karier yang baik

Kinerja Anda sangat bagus. Anda juga merupakan seseorang yang selalu bisa mencapai target dalam semua program kerja. Tapi hadiah yang Anda terima hanyalah piagam penghargaan setiap tahun sebagai “Employee of the Year”, bukan kenaikan jabatan.

Jika Anda mengalami hal ini, untuk apa menetap lama di perusahaan tersebut? Terutama bagi Anda yang masih muda alias berusia 20 tahunan. Saatnya mencari tantangan baru di perusahaan baru.

3.Sering tidak dipercaya mengemban tanggung jawab

Anda punya potensi yang mumpuni dalam menyelesaikan tugas, tapi karena “politik kantor”, Anda justru tidak dilibatkan dalam proyek-proyek penting yang sedang berjalan. Itu tandanya, budaya di tempat Anda bekerja tidak sehat.

Tak jarang orang mengalami fenomena diskriminasi seperti ini. Diskriminasi pekerjaan bisa saja disebabkan karena masalah sosial, seperti agama, ras, faktor pendidikan, dan bahkan masalah sederhana seperti faktor suka atau tidak suka si atasan terhadap karyawan.

4. Anda lebih kompeten dari sang bos

Sang bos sangat tergantung kepada Anda, dan tak jarang mereka memberi kebebasan dan fleksibilitas karena Anda memang lebih paham semua hal dibanding dia.

Kenapa harus resign secepatnya jika Anda berada di posisi ini? Coba tanya diri Anda sendiri, kenapa yang jadi bos dia, dan bukan Anda yang jauh lebih kompeten? Jelas rugi kalau harus kerja untuk atasan yang kapasitasnya masih di bawah kita.

5. Dipimpin oleh atasan yang tidak baik

Faktor atasan juga menjadi penentu apakah Anda pantas bertahan lama di perusahaan ini atau tidak. Karena di dunia kerja, yang Anda cari adalah “bos yang baik”. Seberat apa pun pekerjaan, pasti bisa Anda lalui jika sang bos mampu memotivasi.

Bila sang bos memiliki tingkat kepemimpinan yang buruk, dan mementingkan diri sendiri, ini akan menjadi tanda bahwa Anda harus resign secepatnya.

6. Tidak ada tantangan lagi di tempat Anda bekerja

Anda mungkin sangat mencintai perusahaan tempat Anda bekerja. Benefit serta bonus juga sudah Anda rasakan.

Apa pun tugas yang diberikan, Anda bisa selesaikan dengan cepat. Akibatnya, Anda jadi terlalu santai, karena pekerjaan sekarang sudah tidak menantang lagi.

Ajaklah atasan Anda untuk bicara dan mempertimbangkan promosi jabatan untuk agar Anda bisa mengemban tanggung jawab yang lebih besar dengan gaji yang sesuai. Namun jika hal tersebut sepertinya mustahil, segeralah cari pekerjaan baru dan resign agar kemampuan Anda tetap terasah dan terus berkembang.

7. Kebutuhan hidup bertambah tapi gaji stagnan

Seiring berjalannya waktu, kebutuhan tentu bertambah dan seharusnya hal itu juga diikuti dengan gaji yang naik. Gaji yang stagnan tentu tidak akan bisa membantu Anda untuk menabung dengan jumlah yang lebih banyak.

Ujung-ujungnya, Anda harus berhemat mengurangi pengeluaran. Kalau yang dikurangi adalah pengeluaran yang bersifat konsumtif mungkin tidak masalah. Tapi kalau menyangkut uang makan, bayar listrik, dan lainnya? Itu namanya tidak realistis.

Anda harus resign demi mendapat penghasilan yang lebih baik. Mau sampai kapan menerima gaji pas-pasan?

8. Mengganggu kehidupan Anda

Kerja keras boleh, tapi jangan lantas hal itu mengganggu kehidupan pribadi Anda. Jangan sampai karena urusan kerja, Anda jadi kurang liburan, bersosialisasi dengan teman, dan menghabiskan waktu bersama keluarga.

Lebih baik resign dan cari perusahaan baru, sehingga Anda bisa mengemban beban pekerjaan yang wajar.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, meski Anda harus resign secepatnya, bukan berarti ini boleh dilakukan sebelum pekerjaan baru sudah di tangan. Saat ini, tak sedikit perusahaan yang mengurangi pegawai demi efisiensi. Artinya, tidak mudah bagi Anda untuk mendapatkan pekerjaan baru.

Melamar kerja saat berstatus “menganggur” jelas tidak tenang, apalagi jika tabungan terbatas. Jadi, pastikan Anda sudah mendapat pekerjaan di tempat yang baru sebelum mengajukan surat resign.BACA :  CARA NAIK GAJI DENGAN BEKAL KEYAKINAN


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d