MENYIKAPI JADZAB WALI ALLAH MENYIKAPI JADZAB WALI ALLAH - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

MENYIKAPI JADZAB WALI ALLAH

Menyingkap Jadzab
Dalam khazanah kesusasteraan Jawa kita mengenal yang namanya Suluk Linglung yang merupakan nama lain dari Suluk Syaikh Malaya. Karya sastra yang diperkiran buah tangan Pangeran Kadilangu tersebut merupakan adaptasi dari Serat Dewa Ruci gubahan Yasadipura I, embah canggah sang pujangga penutup pengarang Serat Jayengbaya: Ronggawarsita.

Alkisah, Syaikh Malaya—yang secara harfiah berarti mlaku atau berjalan—yang merupakan gelar lain Sunan Kalijaga, hendak menunaikan ibadah haji. Tapi, di ambang sadarnya, ia dijumpai oleh Nabi Khidhir di mana dalam Serat Dewa Ruci di sebut sebagai Sang Marbudengrat alias Dewa Ruci.

Saya tak akan menceritakan ulang kisah suluk yang dalam arti sebenarnya adalah perjalanan ruhani tersebut. Banyak orang telah paham tentang kisah pencarian dan pertemuan Bima Sena dengan Dewa Ruci. Saya kira yang menarik di sini adalah bahwa fenomena spiritual yang dialami Bima Sena dalam pewayangan Jawa dialami pula oleh Sunan Kalijaga. Dengan kata lain, pertemuan spiritual dengan sang pamomong agung tersebut tak semata milik tradisi Hindu, di mana manusia menyatu dengan Sang Atma atau Bima Sena dengan Dewa Ruci, tapi tradisi Islam—melalui tasawuf—berbagi pula fenomena yang sama.

Khidhir, dalam tradisi tasawuf, dimengerti sebagai salah satu pembimbing ruhani para sufi. Tak sedikit kita dengar para sufi, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, pernah bertemu dan dibimbing langsung oleh Khidhir.

Saya teringat sebuah kisah indah dalam Suluk Sida Nglamong perihal seorang yang menurut masyarakat setempat dinyatakan linglung. Sida Nglamong, sang karakter utama dalam suluk yang masih berupa carik—tulisan tangan—tersebut suka menerbangkan layang-layang. Tak pagi ataupun sore ia selalu tercenung menghadap ke Barat, menerbangkan layang-layang. Sesekali ia kesal, marah, karena layang-layangnya meliuk-liuk bermanuver. Sesekali ia terkekeh gembira ketika layang-layangnya indah melayang di angkasa. Sebab pada layang-layang itu terdapat siluet seorang perempuan yang berpendar hijau dan terkurung dalam sekotak kaca.

Nglamong begitu terpikat, terserap dalam obyek perhatiannya. Tak peduli ia akan suatu apapun: macan, badak, ular, panas, hujan, dan angin. Layang-layang itu sedemikian menyita perhatiannya. Sampai suatu ketika ia sanggup mengikal benang di mana layang-layang itu tertambat. Kisah pun berakhir dengan istilah “sampyuh” di antara keduanya, Nglamong dan layang-layangnya.

Ada satu istilah khusus dalam tasawuf untuk menyebut apa yang sebenarnya menimpa Sida Nglamong: jadzab. Saya kira terdapat dua pengertian tentang jadzab di sini. Pertama, jadzab berkaitan dengan pemikiran maupun perilaku yang tak lazim, tak mainstream. Di pesantren biasanya istilah ini hanyalah pengganti kata “embuh” atas pemikiran atau perilaku yang tak lazim atau biasa terjadi di komunitas sendiri. Ada seorang kyai yang tiba-tiba menanggap jathilan, musik jazz, wayang kulit atau pertunjukan sastra untuk syukuran perkawinan anaknya. Ada pula kisah seorang kyai yang meninggalkan atribut-atribut keislamannya dan menonton konser musik yang secara sekilas jelas-jelas tak “islami.” Ada pula seorang yang dikenal mursyid memiliki segudang usaha di banyak tempat. Adapula seorang kyai yang lebih mengakrabi orang-orang non-muslim daripada kalangan muslim lainnya. Maka, orang-orang pesantren biasanya hanya akan menyikapinya secara santai dan mengatakannya sebagai “njadzab.”

Tapi secara sufistik istilah jadzab memiliki makna yang khusus. Seingat saya Syaikh Ibn ‘Athaillah al-Sakandari, dalam salah satu kitabnya yang berisi 100 lebih aforisme, menyatakan bahwa ada dua macam sufi: salikin dan majdzubin. Yang pertama, merupakan tipe sufi yang mesti melewati jenjang ihwal dan maqamat secara sistematis. Umumnya mereka memerlukan mujahadah yang lama dan ketat. Sedangkan yang kedua, berkaitan dengan apa yang disebut sebagai pengalaman (di)loncatan(kan) spiritual. Diloncatkan atau ditarik—yajtabi—merupakan kata kerja pasif yang mengindikasikan bahwa jadzab tersebut adalah tak bisa diupayakan atau dialami tanpa melalui usaha.

Seperti kisah Sida Nglamong, para majdzubin sebegitu terpikat dan takjub hingga memengaruhi kesadaran insaniahnya. Maka tak salah ketika kalangan awam menyimpulkan bahwa orang-orang yang tengah mengalami jadzab yang sesungguhnya tersebut “gila”. Dan memang, karena kesadaran insaniahnya (nasut) telah lenyap (fana’) yang tersisa hanyalah pemafhuman-pemafhuman atas segala hal yang tak lazim yang menimpa mereka dan sekitarnya. Ibn ‘Athaillah pun tak serta-merta menghakimi mereka sebagai sesat. Karena mereka, bagi Ibn ‘Athaillah, adalah termasuk orang—yang secara syar’i—(di)merdeka(kan). Baca Juga : Fakir-bermakna-senantiasa-merasa-butuh

Secara ilmiah fenomena jadzab berhubungan dengan kesadaran manusia yang memiliki fase atau tahap. Seksamai diri kita sendiri dalam sehari dan semalam. Ketika bangun pagi, pikiran dan tubuh kita tak serta-merta dapat difungsikan. Senantiasa ada jeda untuk membuat pikiran dan tubuh kita berfungsi secara aktif. Ketika capek atau bahkan mengantuk, pikiran dan tubuh kita berangsur lemah dan memudar hingga sama-sekali “mati” (turu kepaten), terlelap dalam tidur. Pada fase ini kita tak pernah peduli tubuh kita telentang atau tengkurap, memakai sarung atau celana pendek, bertelanjang dada atau bersinglet, berceloteh tanpa konteks (ngelindur) ataupun ngorok (suwung). Adapun perbedaan dengan kalangan majdzubin, kondisi turu kepaten itu berlangsung selama 24 jam tanpa jeda. Pun, keterlelapan mereka bukanlah keterlelapan yang mengambang, tapi tergantung pada obyek (isi), seperti kondisi Bima Sena yang manjing ke Dewa Ruci atau Kalijaga ke Khidhir. Kategori-kategori manusia yang fana tak lagi dapat dikenakan pada mereka yang tengah baqa.    


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

MENGAPA GOSIP DIKANTOR MEMBUNUH PRODUKTIVITAS

Mengapa Gosip di Kantor Membunuh Produktivitas? Bermula dari satu hal, satu orang ke orang lainnya lambat laun sebuah infomasi terus bertambah kontennya. Informasi tersebut akhirnya berubah menjadi gosip. Gosip di kantor merupakan hal yang tidak bisa dipastikan kebenarannya. Seringkali hal tersebut justru dimulai dari rasa iri hati, frustrasi, kurang percaya diri, bahkan yang terburuk adalah candaan semata. Itu tentu saja berdampak sangat buruk. Tidak hanya bagi orang yang menjadi bahas pembicaraan, namun juga bagi pembicara. Jika diibaratkan dengan sepasang kayu dan paku. Paku sebagai rumor buruk yang Anda bicarakan dan kayu sebagai orang yang dibicarakan. Anda memukulkan paku tersebut kepada kayu hingga menyakitinya. Bahkan meskipun Anda telah mencabut paku tersebut, lubang tersebut masih saja tersisa. Seperti inilah luka yang diakibatkan oleh rumor buruk yang Anda perbuat terhadap seseorang. Membicarakan hal buruk mengenai sesama kita dapat menyebabkan sakit hati bagi s...

DELAPAN INDIKATOR BLOG DIANGGAP SPAM DAN DIHAPUS OLEH GOOGLE

Untuk situs berita dan belanja otomotif, lihat Weblogs, Inc. Untuk spamming yang dilakukan melalui komentar di blog yang sah, lihat Spam di blog. Blog spam, juga dikenal sebagai blog otomatis atau splog neologisme, adalah blog yang penulis gunakan untuk mempromosikan situs web terafiliasi, untuk meningkatkan peringkat mesin telusur dari situs terkait, atau sekadar menjual tautan/iklan. Tujuan dari splog bisa untuk meningkatkan PageRank atau portofolio backlink situs afiliasi, untuk meningkatkan tayangan iklan berbayar dari pengunjung (lihat blog dibuat untuk AdSense atau MFA), dan/atau menggunakan blog sebagai outlet tautan untuk menjual tautan atau membuat situs baru diindeks. Blog spam biasanya merupakan jenis situs pengikis, di mana konten sering berupa teks yang tidak asli atau hanya dicuri (lihat pengikisan blog) dari situs web lain. Blog-blog ini biasanya berisi sejumlah besar tautan ke situs-situs yang terkait dengan pembuat splog yang sering kali merupakan situs web yang tidak ...

CARA MEMASANG WIDGET ARTIKEL TERBARU THUMBNIL PADA HALAMAN BLOG

Navigasi judul pada blog sangatlah penting, dengan adanya navigasi pembaca dapat dengan mudah melihat semua isi dari blog tersebut. selain itu juga pembaca menjadi lebih nyaman karena tidak perlu bingung jika ingin mencari artikel lainnya. salah satu widget yang dapat membantu navigasi pada blog adalah widget artikel terbaru.  Bagi seorang blogger, ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan saat membuat dan mengelola apa yang disuguhkan dalam isi blognya. Agar pengunjung tertarik dengan isi blog kita dan betah berlama-lama membacanya, kita mesti memaksimalkan fitur-fitur widget yang telah tersedia, termasuk di antaranya yaitu pemasangan halaman widget Recent Post/ Artikel Terbaru/   Postingan Terbaru. Keuntungan dari memasang widget ini adalah pengunjung dapat melihat dan memilih artikel-artikel terbaru dari blog kita. Dengan adanya widget recent post ini, pengunjung akan dibuat penasaran untuk membaca artikel-artikel lain dari blog kita.  Untuk tampilannya sendir...

Privacy Policy

Kebijakan Privasi SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA Di SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA, dapat diakses dari https://otobemoberodatiga.blogspot.com, salah satu prioritas utama kami adalah privasi pengunjung kami. Dokumen Kebijakan Privasi ini berisi jenis informasi yang dikumpulkan dan dicatat oleh SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA dan bagaimana kami menggunakannya. Jika Anda memiliki pertanyaan tambahan atau memerlukan informasi lebih lanjut tentang Kebijakan Privasi kami, jangan ragu untuk menghubungi kami. File Log SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA mengikuti prosedur standar menggunakan file log. File-file ini mencatat pengunjung ketika mereka mengunjungi situs web. Semua perusahaan hosting melakukan ini dan merupakan bagian dari analisis layanan hosting. Informasi yang dikumpulkan oleh file log termasuk alamat protokol internet (IP), jenis browser, Penyedia Layanan Internet (ISP), cap tanggal dan waktu, halaman rujukan/keluar, dan mungkin jumlah klik. Ini tidak terkait dengan infor...

SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA

KATA PENGANTAR  Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat membuat blog/site tentang apa saja yang menarik bagi penggemar membaca dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak, Ibu, Saudara (i) selaku pelanggan Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga yang telah memberikan masukan kepada saya. Tak lupa juga ucapan terima kasih kepada teman - teman blogger telah ikut turut serta membantu dalam proses pemblo gingan ini. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam dunia bloging ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan blog/site yang telah saya buat untuk di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga blog/site sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Secara struktur, sistematis dan masif blog/site ya...