Bismillahirrahmanirrohim Ilahi anta maqshudi wa ridhoka mathlubi.
Saya mau menjelaskan mengapa saya selalu mengatakan ajaran ajaran sufi, sufisme, tasawwuf, dll yang mungkin ada kebingungan bagi yang menyimak.
Disini bukan bermaksud untuk menyebarkan faham aliran baru, agama baru, dan lain-lain yang dituduhkan bahwa sufi adalah liberal, seperti yang dituduhkan kepada Nu, sipilis, Jil, Jin, Anus dan lain-lain.
Yang mana bagi mereka golongan ini adalah golongan yang merusak islam dari dalam, saya jawab bahwa mungkin ada kesamaan faham sufi dengan aliran liberal, tapi sebenarnya berbeda, bagi golongan liberal alqur'an itu harus direvisi mengganti ayat-ayat yang mana golongan ini seperti ingin mengganti alquran layaknya kitab perjanjian lama dengan perjanjian baru.
Faham sufi tidak seperti itu sufi tidak merevisi atau mengganti ayat tapi menggali makna dalam ayat. Hingga selaras dengan pesan-pesan Universal Nabi Muhammad, Islam Rahmatan Lil Alamin.
Lalu apa maksud sufisme? Sufi bagi pandanganku berbeda dengan golongan yang menamakan dirinya ahlussunnah (Sunni), Ulama Ahlussunah ada yang mengingkari Tasawwuf, kata mereka didalam islam tidak mengajarkan tasawwuf tapi zuhud, dan Ikhsan yang mana keduanya ada didalam ajaran tasawwuf.
Jadi bagi sebagian ulama mereka, paham tasawwuf ini adalah faham diluar islam. Jikapun ada golongan sunni yang membenarkan ajaran tasawwuf, itupun dalam golongan mereka masih mengingkari ajaran Nur Muhammad, mengingkari paham syech sufi Ibn Arabi, Maulana rumi, Abu Manshur dan tokoh sufi lainnya.
Ahlussunnah yang bertasawwuf dengan tidak bertasawwuf itu kelihatan, mereka yang percaya dengan adanya faham Nur Muhammad, Martabat 7. lebih dekat dengan ajaran Tharekat sufi. Organisasi Nu sekarang lebih dekat dengan Tradisi Tharekat sufi bahkan mendirikan tharekat sendiri, ini bagus dengan begitu bagi pandanganku ajaran islam sufi bisa berkembang dinusantara bahkan didunia.
Tharekat sufi itu erat kaitannya dengan 4 sahabat khususnya Sayyidina Ali yang mana kebanyakan tharekat yang tersebar didunia sanadnya kebanyakan mayoritas berujung pada Sayyidina Ali, oleh karena kedekatan ini golongan kami juga disebut Syiah.
Menurut saya islam berkembang dinusantara diawali dengan ajaran Tharekat sufi, bisa dilihat dari tradisi islam abangan atau islam tradisional yang di teruskan dan dilestarikan organisasi Nu, yang mana tradisi-tradisi Nu ini hampir berbeda dengan tradisi Ahlussunnah.
Tradisi Nu Dan Syiah itu hampir sama, Seperti, Maulid, Haul, Manaqib, Ziarah, Tahlilan, Rebana (Madzhab syafii katanya mengharamkan lagu dan musik? Tharekat Sufi identik dengan Rebana dan Tarian Sufi) semua tradisi ini ada didalam Tharekat sufi. Alm Gus Dur sendiri mengatakan “NU itu Syiah minus Imamah, Syiah itu NU plus Imamah”. Lihat https://www.google.com/amp/s/siahsesat.wordpress.com/2017/01/17/persamaan-nu-dan-syiah-menurut-gusdur-dan-para-tokoh-nu/amp/
Para Wali dahulu tidak mendirikan Tharekat hanya mengajarkan ajaran Tasawwuf islam (Ma'rifatullah) yang dilestarikan oleh Nahdlatul Ulama dan Alhamdulillah sekarang Nu mendirikan Tharekat yang mana dengan begini ajaran Syech-syech Sufi bisa terus lestari digenerasi berikutnya agar tidak disesatkan kelompok lain.
Sebenarnya adanya perpecahan dalam islam ini sudah ditakdirkan Allah begini, Awalnya dimulai dari hal politik Sayyidina Ali dan Muawiyah. Terpecah menjadi kelompok Syiah yang membela ali dan kelompok khawarij yang mengkafirkan keduanya, muncul kelompok yang dinamakan ahlussunnah yang menyatakan kelompok mereka netral. Kelompok khawarij itu sudah tidak ada lagi sekarang, tapi bukan tidak ada hanya berubah saja.
Bagi pandanganku golongan syiah tidak mutlak sesat ada yang lurus tidak mengkafirkan para sahabat, dalam golongan syiah ada banyak aliran, sama seperti ada banyak aliran dalam ahlussunnah yang sekarang bercabang menjadi golongan salafi, bagi ahlussunnah ada yang mengkafirkan golongan syiah dan ada yang tidak.
Bagi golongan ahlussunnah ada dua peninggalan Nabi yakni Alqur'an dan Sunnah sekarang disebut Hadits, karena dijaman Nabi belum ada ucapan dan tindakan Nabi yang ditulis baru beberapa abad ditulis dan disebut hadits. Sekarang hadits dalam ahlussunnah ini menjadi kitab 9 imam disebut kutubuttis'ah.
Bagi golongan syiah ada dua peninggalan Nabi yakni Alqur'an dan Ahlul Bait, sehingga bagi golongan syiah harus mengagungkan ahlul bait Nabi sehingga muncul 12 imam, yang mana keyakinan ini ditentang oleh mereka yang mengatakan kelompoknya ahlussunnah, dua peninggalan utama Nabi Muhammad adalah Qur'an dan Sunnah.
Sedangkan didalam golongan Tharekat Sufi hadits Nabi itu dibenarkan semua, Nabi Muhammad meninggalkan Sunnah, Nabi Muhammad juga meninggalkan Ahlul Bait, tapi bagi kami Ahlul bait dimaknai hakikatnya, terkadang hadits-hadits Nabi Muhammad yang dilestarikan oleh tharekat sufi dari syech ke muridnya tidak dijumpai didalam hadits 9 imam namun justru ada didalam hadits golongan syiah, atau bahkan tidak ada didalam golongan keduanya, hal ini bukan berarti ajaran sufi itu diambil dari ajaran syiah, kami mewariskan ajaran dari syech mursyid kami.
Dalam Riwayat cerita Imam Abu Hanifah (Pendiri Mazhab Hanafi) beliau ini adalah guru dari 4 Imam Madzhab belajar Ilmu Bathin kepada Iman Ja'far.
Imam Hanafi berkata : Jika tidak karena dua tahun, Nu’man telah celaka. Karena dua tahun saya bersama Sayyidina Imam Jafar as-Shodiq, maka saya mendapatkan ilmu spiritual yang membuat saya lebih mengetahui jalan yang benar.
Tahu siapa imam Ja'far? Imam Ja'far adalah salah satu dari 12 Imam Syiah, Imam Ja'far adalah keturunan Nabi Muhammad dari cucunya Husein, jika tau begitu apa Abu Hanifah bisa dikatakan pengikut Syiah? Ada yang mengaku bahkan ditulis di internet, blog dan web mengklaim bahwa Imam Ja'far adalah bagian Ahlussunnah buka bagian Syiah. Ingatlah setiap golongan mengaku jalannya paling benar.
Tharekat sufi itu melestarikan ajaran bathin dari islam, atau menjaga ajaran Ruh Islam. Tharekat Sufi dimulai dari para sahabat yang empat. Khususnya Sayyidina Ali yang cabang Tharekat didunia mayoritasnya berujung pada Sayyidina Ali. Awalnya ajaran ini tertutup dan mulai terbuka disebarkan di bashrah oleh Abu Hasan Al Bashri, belum ada Tharekat Sufi seperti sekarang, Awalnya diajarkan dari generasi ke generasi yang melahirkan Tokoh-tokoh Sufi terkenal seperti Abu Yazid, Rabiah Adawiyah, Abu Manshur, dan banyak tokoh sufi lainnya.
Sampai kepada Guru Besar Kami, Syech Sufi Muhyiddin Ibn Arabi dan seterusnya Sampai kepada Maulana Rumi setelah Maulana Rumi banyak Tharekat Sufi bermunculan terbentuklah Tharekat-tharekat dari Syech-Syech Sufi yang melahirkan dzikir-dzikir yang berbeda yang sesuai diajarkan Syechnya dalam Tharekatnya masing-masing.
Kalau dinusantara terkenalnya adalah Syech Abdul Qadir Jaelani, Kalau arrya membaca Shalawat Syech Ibn Arabi yang Arrya sebutkan terlebih dahulu.
Kalau kelompok mereka menolak kami bukan bagian dari golongan islam dikatakan Sufisme atau Tharekat sufi golongan aliran sesat, bukan dari Islam, agama baru, Golongan perusak islam dari dalam, ya tidak apa-apa, sekali dicap sesat jangan tanggung-tanggung di profil arrya ditulis agama sufisme.
Dimedsos jika ada yang menulis Nur Muhammad, Ma'rifat Martabat Tujuh dll itu dari ajaran Tharekat Sufi, mereka tidak menjelaskan dari mana asal ajaran itu makanya yang awam jadi ragu-ragu benar tidak ajaran ini? Sedangkan tradisi Sunni tidak ada, takut tersesat dll..
Tulisan panjang ini saya tujukan untuk saudara muslimku, aku mencintai kalian karena itu aku mau menjelaskannya, tidak usah mengikuti jalanku, kalian tetap pada jalan masing-masing, yang sunni tetap di sunni atau tetap didalam golongannya masing-masing.
Kalau dikatakan amalan amalan dan tradisi kami bid'ah dan ajaran kami tidak sesuai sunnah Nabi, ingatlah dijaman Nabi pun tidak ada kelompok 4 madzhab, tidak ada kelompok salafi, tidak ada syiah dan tidak ada sunni, tidak ada kitab 9 imam, kalau begitu kelompok kita sama-sama bid'ah.
Adanya Tharekat Sufi ini supaya menjaga kelestarian ajaran Ruh Islam, Jika memandang Islam maka tidak ada golongan Sufi, Sunni, Syiah, Salafi bagi pandanganku semua adalah saudara seimanku. Baca Juga : Tawakal-dan-ikhtiar-kisah-seorang-sufi
Mengapa saya sering mencela golongan yang katanya murni, karena golongan ini sifatnya memecah belah ummat, kepada saudaranya yang sesama islam juga kepada golongan agama lain yang takutnya justru dikemudian hari merusak kedamaian negeri ini.
Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?
Komentar
Posting Komentar
SILAKAN KOMENTAR SESUAI TOPIK.....