TENTANG RUH-2 TENTANG RUH-2 - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

TENTANG RUH-2

5. Ruh Nurani : Ruh ini bagian dari Ruh Idhofi.

Ruh Nurani ini bersifat Cahaya. Ruh Nurani adalah hakikat manusia yang disimpan di dalam lubuk hati.

Alat dari Ruh Nurani adalah qolbu berdasarkan ayat Alqur'an dalam surah As-Sajdah (32) ayat 9 :

"Kemudian Dia menyempurnakannya "dan" meniupkan kepadanya Ruh (Ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan  h a t i. (QS. 32 As-sajdah : 9). Baca Juga : Tentang-ruh

Menurut para sufi hati yang bersifat nurani adalah sebagai  wadah atau  sumber  ma'rifat (ma'rifat qalbiyah). Yakni hati sebagai alat untuk memperoleh sumber pengetahuan Ilahi.

Berdasarkan ayat Alqur'an : "Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan memahamiNYA." (QS Al-A'raaf: 179)

Bila Ruh nuraninya bisa bersambung di alam lahut alam ma’rifat atau alam tertinggi. Maka Ruh inilah yang mampu berhubungan dengan Allah.

Sebagaimana Allah berfirman dalam hadits Qudsyi :
"Telah kami (Allah) bangun dalam diri bani adam sebuah bangunan. Di dalam bangunan itu terdapat dada, di dalam dada terdapat qalbu, di dalam qalbu terdapat fuad (mata hati), di dalam fuad terdapat syagaf (hati nurani), di dalam syagaf terdapat lubb (lubuk hati), dalam lubuk hati terdapat sirr (rasa), didalam sirr ada Aku (Allah).

Ruh nurani ini bagaikan cermin. Jika cermin nurani tidak bening atau kotor, maka cahaya dari-Nya akan terhalang. Hal ini hanya dimungkinkan jika hatinya benar telah bersih dari segala hawa nafsu yang negative.

Ruh Nurani ini membawa sifat terang. Jika Ruh Nurani tidak ada pada diri manusia maka orang tersebut hatinya akan menjadi gelap perilakunya tidak terpuji. Namun jika ruh ini ada pada diri manusia maka orang itu akan terang hatinya perilakunya baik dan terpuji.

6. Ruh Rahmani : Ruh ini juga bagian dari ruh idhofi.

Ruh rahmani ini juga disebut sebagai Ruh Cinta Kasih. yang merupakan manifestasi kalimat Ar-Rahman dan Ar-Rahim (Pengasih dan Penyayang).

Adanya Ruh Rahmani yang berasal dari Dzat Ar-Rahman Ar-Rahim-Nya ini berdasarkan ayat :

“…..Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku, …”(QS.20. Thaahaa:39)

Oleh karena adanya unsur Ruh Rahmani inilah maka manusia dapat saling merasakan timbulnya rasa cinta yaitu pada suami istri, dan kasih sayang yaitu pada keluarga dan antar sesama.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.(QS.30. Ar Ruum:21)

Ruh rahmani ini mempengaruhi manusia untuk berkasih sayang, bersifat sosial, mempengaruhi berbuat kebaikan, dermawan selalu memberi pertolongan kepada sesama manusia.

7. Ruh Jasmani : Ruh ini juga bagian dari Ruh idhofi.

Salah satu elemen manusia itu adalah Jasad/jasmani yang terdiri dari tulang yang diselubungi daging beserta seluruh komponen system metabolismenya, yang asal usulnya berasal dari tanah.

Dalam penciptaan manusia:

“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah,…….’. “(QS.40.Al Mu’min:67)

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari Lumpur hitam yang diberi bentuk”. (QS.15.Al-Hijr:26)

Allah membentuk manusia dengan model / Protoype dari unsur-unsur tanah yang dibentuk dengan air, lalu ditiupkan ruh Allah sehingga terciptalah manusia pertama yakni Nabi adam.

Prosesnya sebagai berikut :

-Menggunakan “ Tiin”, yaitu tanah lempung:

(Tuhan) memulai penciptaan manusia dari tanah lempung. (QS.32.As-Sajadah:7)

Dalam ayat ini, Alquran menyebut kata badaa yang berarti memulai. Ini menunjukkan adanya awal suatu penciptaan manusia dari tiin. Hal ini jelas bermakna tahap yang lain (setelah itu dari saripati tanah/sperma) akan segera mengikuti.

-Menggunakan “ Turaab”, yaitu tanah gemuk sebagaimana disebut dalam ayat:

“Kawanmu (yang mukmin) berkata kepadanya, sedang dia bercakap-cakap dengannya: “Apakah kamu kafir kepada Tuhan Yang Menciptakan kamu dari tanah (turaab), kemudian dari setetes air mani lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?” (QS.18.Al-Kahfi:37)

-Menggunakan “Tiinul laazib”, yaitu tanah lempung yang pekat (tanah liat):

“Maka tanyakanlah kepada mereka (Quraisy Mekah): “Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?” Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dari tanah liat (tiinul laazib). (QS.37.As-Saffaat: 11)

-Diprototype kan dengan” Salsalun”, yaitu lempung yang dikatakan” Kalfakhkhar”, (seperti tembikar). Citra ayat ini menunjukkan bahwa manusia “dimodelkan”.

-Dan dengan, “ Salsalun min hamain masnuun”, (lempung dari Lumpur yang dicetak/diberi bentuk):

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari Lumpur hitam yang diberi bentuk”. (Q.S. Al-Hijr, 15: 26)

-Disarikan dengan,” Sulaalatin min tiin”, yaitu dari sari pati tanah.( Sulaalat berarti sesuatu yang disarikan dari sesuatu yang lain):

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah (sulaalatin min tiin). Kemudian Kami jadikan saripati air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang paling baik”. (QS.23. Al-Mukminun: 12-14)

-Dicampur dengan Air sebagai unsur penting asal usul seluruh kehidupan:

Dan Dia (Allah) pula yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia (Allah) jadikan manusia itu punya keturunan dan musaharah adalah Tuhanmu Mahakuasa. (QS.25.Al-Furqaan: 54)

-Dan akhirnya jasad itu hidup setelah diberikan Ruh jasmani, sebagaimana dimaksud dalam surat At-Takwir ayat 7 :

“Dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh)”.

Maka seluruh aktifitas dan mekanisme tubuh manusia ini tetap di bawah kekuasaan Ruh Idhofi. yang menguasai seluruh peredaran darah dan urat syaraf serta memberi energi listrik pada pergerakan/kerja paru-paru dan jantung.

Karena adanya ruh yang menguasai jasad/jasmani ini maka manusia dapat merasakan adanya rasa sakit, lesu, lelah, segar dan lain-lainnya. Bila Ruh jasmani yang menguasai badan ini keluar dari raga, maka ditusuk jarumpun tubuh tidak terasa sakit atau tubuh dalam keadaan mati rasa.

Alam dari ruh jasmani adalah alam ajsam /Fisik (Ruh bentuk Materi / Benda yang dipengaruhi oleh ruang dan waktu)

8. Ruh Nabati : Ruh Nabati juga termasuk bagian dari Ruh Idhafi.

Ruh Nabati adalah ruh yang mengendalikan perkembangan dan pertumbuhan badan (Gen/Cikal Bakal)

Unsur Al-Nabati dalam diri manusia jika menurut bahasa ilmiahnya Gen/DNA, seperti yang disiratkan dalam ayat-Nya :

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS.41. Fushshilat:53)

Pada kalimat “Sanurihim ayatina…” yg bermakna “Tuhan menghadirkan tanda-tanda…”,kemudian sambungannya,”Fi Anfusihim…” yang bermakna ,”Sesuatu unsur inti yang tanda-tandanya terdapat dalam diri manusia…”,maka pesan penjabarannya dari ayat tersebut adalah :

“Bahwa didalam unsur manusia terdapat suatu “tanda-tanda” inti zat manusia (lebih kecil dari atom), yang tak akan hilang dengan inti itu maka sesuatu yang diam, yang mati dapat tumbuh/dihidupkan kembali, dan semua itu sebagai tanda-tanda kekuasaan-Nya”.

Dengan apa zat itu dapat diperlihatkan?maka tentu dengan ilmu pengetahuan. Dan jelas sekali ilmu pengetahuan modern telah menemukan adanya unsur Gen, DNA iniah yang dimaksud dalam Al-Qur’an. Baca Juga : Apa-itu-ruh

APA ITU DNA ?

-DNA, kepanjangan dari Deoxyribo Nucleic Acid, merupakan asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit dan sifat-sifat khusus dari manusia. DNA umumnya terletak di dalam inti sel.

Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetic, artinya DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ia mengandung perintah-perintah yang memberitahu sel bagaimana harus bertindak. Ia juga menentukan bagaimana sifat organisme diturunkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya.

Ketika manusia mati, adalah terjadinya suatu peristiwa dimana terjadi pelepasan unsur-unsur atas satu kesatuan pada diri manusia, yakni terpisahnya ruh-ruh kehidupan seperti yang dijelaskan diatas dengan jasad/badannya, maka yang terjadi pada jasad/fisik adalah kembali melebur menjadi tanah yang memang asal usul bahannya dari sana.

“Kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya”.
(QS. 71. Nuh:18)

Namun ada satu unsur yang tak akan hilang pada diri manusia ketika lainnya melebur menjadi tanah, yaitu Ruh Nabati atau unsur An-Nafsiy An-Nabati atau Gen/DNA.

“Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami aka mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain”.(QS. 20. Thaahaa:55)

“Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.(QS.31. Luqman:28)

9. Ruh Ruwani : Ruh ini juga bagian dari Ruh idhafi.

Ruh ruwani ialah ruh yang menjaga raga kita. Ketika manusia hidup dan dalam keadaan sadar serta sehat atau terjaga. Ruh Ruwani (menyatu) pada diri manusia, Maka Ruh Ruwani ini merupakan Ruh Angan, alam bawah sadar, Ruh Ruwani adalah duplikat jasad dalam bentuk halus.

Disini ruh ruwani disebut sebagai sukma dalam bahasa kebathinan Jawa. Sukma sebutan bagi yang masih hidup dan bagi yang telah mati jasadnya maka disebut sebagai arwah.

Perbedaan Ruh idhofi dengan Ruh ruwani adalah. Jika Ruh idhofi keluar dari tubuh maka manusia akan mati tapi berbeda bila Ruh Ruwani keluar dari tubuh maka orang yang bersangkutan akan tidur. Bila masuk kembali ketubuh orang bersangkutan akan terjaga.

Bila orang tidur bermimpi dengan arwah seseorang, maka ruh ruwani dari orang bermimpi itulah yang menjumpainya. Jadi mimpi itu hasil kerja ruh ruwani yang mengendalikan alam bawah sadar manusia.

Pergi dan kehadirannya Ruh ruwani ini masih dikendalikan dan diatur oleh Ruh idhofi.

“Allah memegang jiwa (nafs) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia, menahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS.39.Az-Zumar:42)

Jika melihat orang sedang tidur seperti mati tidak merasakan apa-apa, namun bagi yang tertidur merasa diri (sukma)nya dapat terbang bebas kealam luas.

Ada sebagian komunitas ahli supranatural dapat memiliki ilmu yang disebut,”Ngerogoh Sukma” atau mampu melakukan perjalanan kebatinan dan mampu berkomunikasi dengan arwah atau orang-orang yang sudah meninggal, dengan makhluk astral lain atau bahkan mampu melakukan komunikasi jarak jauh/telepati dialam kebatinan).

Dengan demikian diketahui dan dipahami bahwa didalam diri manusia itu terdapat unsur 9 (Sembilan) “RUH”

1.Ruh Idhafi
2.Ruh Qudus
3.Ruh Ruhani
4.Ruh Rabbani
5.Ruh Nurani
6.Ruh Rahmani
7.Ruh Jismani
8.Ruh Nibati
9.Ruh Ruwani
Wallahu a'lam


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d