"Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: “Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.
Firman Allah diayat ini menyatakan bila ilmu tentang Ruh ini yang dapat diungkap pengetahuannya kepada para hamba-Nya hanyalah sedikit saja.
Nabi Muhammad sebagai Utusan Allah juga sama seperti manusia biasa yang mempunyai sisi manusiawi yang memiliki umur dan usia. Rasulullah memiliki keterbatasan waktu di dunia ini untuk menjalankan tugas Dakwahnya kepada para ummatnya setelahnya, maka kemudian Allah mewariskan tugas ini kepada para ulama yang shalih yang sudah mencapai kesucian ruh dan beberapa telah Allah berikan bashiroh (pandangan yang jelas) kepadanya. Siapa mereka? Mereka adalah para Wali Allah. Para Wali Allah sebagai ahli bashiroh telah dibukakan mata hatinya untuk mengetahui jalan menuju Allah, mereka inilah yang disebut Warasatul Anbiya.
Post ini adalah intisari pengetahuan tentang Ruh dari rangkuman kitab karya para alim ulama. Walau pengetahuan tentang “Ruh” yang sedikit ini jika para salik yang bersungguh sungguh ingin belajar suluk dengan dilandasi niat hati yang tulus memohon hidayah serta petunjuk kepada Allah semata semoga cukup dan mampu memetik hikmahnya kemudian menggali lebih banyak hikmah lagi dan menjadikan para salik sadar dan memahami akan tanda-tanda Kebesaran dan Kekuasaan-Nya.
Dalam bahasa Arab Kata ruh berasal dari bahasa Al-Qur’an “Al-Ruh” dengan akar kata “RA-WAU-HA” (R-W-H) yang bermakna pancaran zat kehidupan yang menggerakkan suatu makhluk ciptaan-Nya menjadi hidup, yang berasal dari Dzat Maha Hidup (Al-Hayyi) Rabb Tuhan semesta alam.
Dalam perbendaharaan bahasa Indonesia kata “Ruh” dapat diterjemahkan dengan “Roh” atau biasa dikenal dalam ilmu Tasawwuf dengan sebutan “Nyawa”.
Dalam versi Al-Kitab Nasrani, Ruh adalah daya kehidupan yang akan kembali ke asalnya, yaitu Allah. (Ayub 34:14, 15; Mazmur 36:9)
Ruh Dalam bahasa Ibrani adalah “RU’ACH” diterjemahkan dalam bahasa Yunani sebagai “Pneu’ma” dan dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai “SPIRIT”,
Maka dimengerti bahwa ruh adalah :
Daya / pancaran kehidupan yang tidak kelihatan, yang memberikan kehidupan kepada semua makhluk hidup.
Dalam kitab sirrul asror karya Syekh Abdul Qodir Al-Jailani dikemukakan sebagai berikut : "Makhluk yang pertama kali diciptakan oleh Allah Swt adalah ruh Nabi Muhammad Saw."
Penjelasannya adalah makhluk yang pertama kali diciptakan oleh Allah adalah Ruh Muhammad atau disebut juga sebagai Nur Muhammad, Nur Muhammad adalah Jauhar Awal Ruh dari Nabi Muhammad. Nur Muhammad inilah asal dari segala Ruh. Sebagaimana telah Allah firmankan dalam hadits qudsi : “Aku ciptakan Ruh Muhammad (Nur Muhammad) dari cahaya-Ku”.
Ruh Muhammad adalah Hakikat Muhammad yang disebut sebagai Nur Muhammad. Disebut Nur karena bersih dari segala kegelapan juga sebagai pancaran dari Nur Allah. Ruh Muhammad adalah ruh termurni sebagai makhluk pertama dan asal dari Ruh seluruh makhluk, sebagaimana sabda Nabi Muhammad : “aku dari Allah dan makhluk lain dari aku”.
Dari Ruh Muhammad inilah Allah menciptakan semua ruh di alam lahut. Di alam lahut ruh ini telah memiliki perjanjian awal dan isi perjanjiannya adalah ketika Allah bertanya kepada semua ruh :
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Alastu birobbikum?” (Bukankah Aku ini Tuhanmu sekalian?) Ruh-ruh menjawab : “Qolu Bala Syahidna” (Benar, Engkau adalah Tuhan kami, kami menjadi saksi). (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" (Qs. Al-Araaf : 172).
Kemudian ruh-ruh ini diturunkan ke alam yang terendah yakni alam ajsam, di alam ajsam ini Ruh dimasukkan kepada makhluk yang sudah mempunyai wadah yang berupa jasad. Jasad ini diciptakan Allah dari bumi yang tersusun dari empat unsur (tanah, air, api dan angin). Setelah diwujudkan jasad maka Allah meniupkan ruh dari-Nya ke dalam jasad manusia. Baca Juga : Tentang-ruh
Dan sebagai titipan pastinya Allah akan mengambil kembali titipannya itu. Dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa unsur jati diri manusia ini pada akhirnya bakal kembali kepada Tuhannya.
“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah pada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah ke surga-Ku.” (QS. 89.Al-Fajr:27-30). Wallahu a'lam
Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?
Komentar
Posting Komentar
SILAKAN KOMENTAR SESUAI TOPIK.....