ENAM ALASAN KELIRU SAAT MEMULAI BISNIS ENAM ALASAN KELIRU SAAT MEMULAI BISNIS - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

ENAM ALASAN KELIRU SAAT MEMULAI BISNIS

6 Alasan Keliru Saat Memulai Bisnis, Hindari Sebisa Mungkin

Memiliki sebuah bisnis memang sangat menyenangkan. Selain bisa berdiri di atas kaki sendiri, keuntungan yang tak terbatas menjadi daya tarik tersendiri dari sebuah bisnis. 

Dari keasyikan dan banyaknya manfaat yang bisa diperoleh dari binsis, maka kemudian banyak orang yang sangat mendambakan dan bercita-cita menjadi pebisnis.

Bahkan tak jarang, banyak diantaranya rela meninggakan karir yang sudah dibangun dari awal di sebuah perusahaan karena untuk terjun ke dunia bisnis. 

Memang tak ada yang salah jika kemudian banyak orang yang ingin berbisnis, karena dunia entrepreneur yang selalu menarik dan mempesona dipandang mata.

Namun sayangnya tak semua bayangan bisnis bisa sesuai harapan para pebisnisnya. Pada beberapa kasus, bisnis justru jadi menjadi permasalahan pelik bagi beberapa entrepreneur karena bangunan bisnisnya yang tidak dilandasi dengan alasan yang tepat dan kuat.

Sebuah alasan atau motif berbisnis memang tak bisa dipandang remeh. Ia adalah dasar atau pondasi yang bisa menentukan sukses atau tidaknya perjalanan bisnis kedepan. 

Lalu apa saja motif atau alasan yang keliru dalam mengawali bisnis yang sebaiknya kita hindari? Berikut ulasannya.


1. Ingin Melarikan Diri Dari Suatu Masalah

Alasan keliru pertama yang digunakan untuk terjun ke dunia bisnis adalah untuk melarikan diri dari masalah. Umumnya masalah yang ada dan digunakan sebagai alasan seseorang untuk berbisnis adalah problematika di kantor.

Saat mereka mengalami masalah di kantor, mereka cenderung memandang berbisnis sebagai solusi atau jalan keluarnya. Nah inilah yang kadang membuat bisnis gagal karena dibangun dari sebuah pelampiasan masalah bukan diawali dari niat yang baik dan bersih.

2. Karena Anda Menginginkan Kontrol

Salah satu alasan yang juga sering muncul saat memulai bisnis adalah keinginan atas sebuah kontrol atau pengendalian. Menurut mereka menjadi pebisnis akan membuatnya superior dan memiliki akses tanpa batas untuk mengerjakan serta menyuruh apa saja.

Ini tentu sebuah alasan dan landasan bisnis yang keliru yang bisa menjadikan bisnis Anda gagal. Yang perlu diketahui bahwa menjadi seorang pemimpin bisnis juga harus menerima tanggung jawab yang paling besar dan menerima resiko paling besar pula.

3. Karena Menginginkan Hasil yang Besar

Sebenarnya tak ada yang salah dengan sebuah harapan hasil besar dalam memulai bisnis. Namun yang jadi persoalan, jika pengusaha hanya melulu berfokus pada hasil, tanpa memperdulikan proses yang sebenarnya lebih penting untuk dijadikan alasan atau motif membangun usaha.

Selain membutuhkan proses, bisnis juga memiliki resiko yang jauh dari harapan sesunggunya yaitu kerugian. Inilah hal yang seharusnya juga dipikirkan dan dijadikan pertimbangan dalam mengawali bisnis, bukan hanya menginginkan hasil yang besar semata.

4. Memulai Bisnis Karena Ingin Terkenal

Memang ada beberapa penguhasa sukses yang lantas menjadi populer dan dikenal publik. Namun seharusnya Anda tak mendasarkan niat Anda memulai bisnis dari hal ini. 

Bisnis mustinya didasarkan pada sebuah kesadaran, dimana kita harus berani menerima kesuksesan sekaligus memanajemen resiko, bukan hanya karena ingin terkenal.

5. Ingin Memperoleh Banyak Waktu Luang
Alasan berikutnya yang sering dijadikan dasar memulai bisnis adalah ingin mendapatkan banyak waktu luang. 


Waktu luang dalam bisnis memang bisa saja Anda dapatkan, namun yang harus diingat pada awal memulai usaha, Anda tak akan memperolehnya. Ini karena pada awal bisnis, Anda harus bekerja keras untuk menjadikan bisnis Anda sukses.


Bahkan harapan Anda untuk mendapatkan waktu luang di awal usaha Anda mungkin saja tidak akan pernah Anda dapatkan.

6. Karena Bisnis Keluarga

Alasan terakhir yang harus Anda hindari saat memulai bisnis adalah karena adanya bisnis keluarga. Menjalankan bisnis keluarga memang akan sangat mudah untuk diambil alih.

Sebuah konsistensi dan keajegan yang telah turun-temurun juga mungkin saja bisa membantu Anda mengelolanya. 

Namun jika bisnis keluarga tersebut ternyata tak sesuai dengan jiwa dan passion Anda, tentu hal ini akan menciptakan banyak masalah pada Anda dan bisnis keluarga Anda nantinya.

Maka sebelum benar-benar mengambil alih dan menjalankan bisnis keluarga, alangkah baiknya Anda kenali dulu bisnis keluarga tersebut dengan baik. 

Apakah memang bisnis itu sesuai dengan minat dan passion Anda. Anda tak perlu memaksakan diri untuk menjalankan bisnis keluarga jika memang jiwa Anda tak sesuai dengannya. Baca juga Mengenali-lima-tanda-budaya-perusahaan


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

Privacy Policy

Kebijakan Privasi SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA Di SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA, dapat diakses dari https://otobemoberodatiga.blogspot.com, salah satu prioritas utama kami adalah privasi pengunjung kami. Dokumen Kebijakan Privasi ini berisi jenis informasi yang dikumpulkan dan dicatat oleh SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA dan bagaimana kami menggunakannya. Jika Anda memiliki pertanyaan tambahan atau memerlukan informasi lebih lanjut tentang Kebijakan Privasi kami, jangan ragu untuk menghubungi kami. File Log SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA mengikuti prosedur standar menggunakan file log. File-file ini mencatat pengunjung ketika mereka mengunjungi situs web. Semua perusahaan hosting melakukan ini dan merupakan bagian dari analisis layanan hosting. Informasi yang dikumpulkan oleh file log termasuk alamat protokol internet (IP), jenis browser, Penyedia Layanan Internet (ISP), cap tanggal dan waktu, halaman rujukan/keluar, dan mungkin jumlah klik. Ini tidak terkait dengan infor...

SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA

KATA PENGANTAR  Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat membuat blog/site tentang apa saja yang menarik bagi penggemar membaca dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak, Ibu, Saudara (i) selaku pelanggan Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga yang telah memberikan masukan kepada saya. Tak lupa juga ucapan terima kasih kepada teman - teman blogger telah ikut turut serta membantu dalam proses pemblo gingan ini. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam dunia bloging ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan blog/site yang telah saya buat untuk di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga blog/site sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Secara struktur, sistematis dan masif blog/site ya...

KRITIK KONSTRUKTIF JADIKAN MANFAAT

Mengkritik bisa dilakukan oleh siapa saja. Bahkan, banyak orang yang memiliki kebiasaan suka mengkritik. Sebagai contoh, kritik tentang situasi nasional acap kali dilontarkan oleh rakyat jelata atau   masyarakat yang berada di luar lingkaran kekuasaan. Aktivitas melontarkan kritik lebih mudah dilakukan dari pada memberi masukkan dan membuat program aplikatif. Setiap orang tentu akan mendapatkan kritik dari orang lain. Apabila tanggung jawab yang diberikan atasan tidak selesai atau hasilnya di luar harapan, atasan akan serta-merta mengkritik hasil pekerjaan bawahan. Atasan tidak pernah peduli terhadap apa yang telah dilakukan bawahan dalam mengerjakan tanggung jawab tersebut. Atasan hanya menuntut dua hal, yaitu pekerjaan selesai dan hasilnya baik. Begitulah gambaran dunia kerja yang menuntut profesionalisme tinggi. Bagi anda yang menghendaki menjadi orang nomor satu dan terbaik dilingkungan pekerjaan, ada baiknya menerima kritik dari atasan atau kolega dengan hati lapang. ...

IMAM AL GHAZALI FILSUFBESAR DAN SUFI BRILIAN BERILMU TINGGI

Imam Ghazali, Filsuf Besar dan Sufi Brilian Berilmu Tinggi (Bagian Pertama) Ia pembaharu tasawuf dan filsafat dalam Islam. Gagasan dan karya-karya Hujatul Islam ini, menjadi rujukan sampai sekarang. Dalam rak-rak di sebuah toko buku, tampak berjejer buku-buku tentang sufi. Tetapi ada hal yang mencolok. Buku-buku karya Al-Ghazali begitu dominan. Hampir dua puluh buku karya ulama besar ini banyak diminati calon pembeli. Karya Imam Al-Ghazali memang menarik. Tulisannya tidak hanya memikat, tetapi juga selalu aktual sepanjang zaman. Tidak salah jika gagasan dan pikirannya tentang Tasawuf banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Imam Ghazali adalah ulama yang mampu mendiskripsikan tasawuf, syari’at dan Akhlak dengan jelas dan argumentatif. Nama lengkapnya adalah Abu Hamid ibnu Muhammad ibnu Ahmad, lahir di Khurasan, Iran, pada tahun 450 H atau 1058 M. Karya masterpiece-nya Ihya Ulumuddin yang empat jilid itu menjadi bacaan wajib bagi orang-orang yang ingin belajar tasawu...

BIOGRAFI dr TERAWAN AGUS PUTRANTO : KABINET INDONESIA MAJU JABATAN MENTERI KESEHATAN

Biografi dr. Terawan Agus Putranto. Ia sangat terkenal sebagai dokter dengan metode ‘Cuci Otak’ untuk pasien stroke. Ia sudah melayani pasien hingga puluhan ribu melalui metodenya ini. Namun metodenya ini dianggap kontroversi oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia) sehingga membuat ia pernah dipecat dari IDI. dr. Terawan diketahui memiliki langganan pasien pejabat serta para artis terkenal. Sebelum ditunjuk sebagai Menteri Kesehatan, dr. Terawan menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto. Berikut profil dan biografi dr. Terawan Agus Putranto yang dikenal ahli dalam metode ‘Cuci Otak’ Daftar Isi Biodata dr. Terawan Agus Putranto Nama : Letjen TNI Dr dr Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K) Lahir : Yogyakarta, 5 Agustus 1964 Agama : Kristen Protestan Istri : Ester Dahlia Anak : Abraham Apriliawan Pendidikan : (S1) Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, (S2) Spesialis Radiologi. Universitas Airlangga, (S3), Fakultas Kedokteran, Un...