Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

Postingan

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

SYAIKH ABDUL QADIR AL-JAILANI : AMALAN YANG MENJADIKAN WALI ALLAH

Sayyid Bakri mengutip jalan berbeda yang dijalani Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani sehingga ia mencapai maqam makrifatullah yang dicintai Allah. Setiap orang memiliki jalan spiritual, suluk, dan cara yang berbeda untuk sampai kepada Allah SWT. Tidak setiap orang menempuh ibadah mahdhah untuk sampai ke tingkat makrifatullah. Setiap orang memiliki jalannya sendiri. Demikian halnya dengan suluk Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani.  Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi mengutip perkataan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani terkait amalan, ibadah, suluk yang ditempuhnya dalam mencapai derajat wali Allah. Sayyid Bakri mengutip jalan berbeda yang dijalani Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani sehingga ia mencapai maqam makrifatullah yang dicintai Allah. قال سيدي عبد القادر الجيلاني رضي الله عنه ما وصلت إلى الله تعالى بقيام ليل ولا صيام نهار ولكن وصلت إلى الله تعالى بالكرم والتواضع وسلامة الصدر  Artinya, “Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan, ‘Aku tidak sampai kepada Allah ta’ala dengan s...

KHAROMAH SAYIDAH NAFSIAH DAN WALI ALLAH LAINNYA

Lelaki alim bernama Muammar Taqi pusing tujuh keliling. Hari-harinya menjadi menjemukan. Nikmat sering bertemu dengan Nabi Muhammad dalam mimpi tiba-tiba berhenti. Berminggu-minggu ia merenung mencari-cari, apa gerangan yang terjadi pada dirinya? Padahal, ia tidak berubah sama sekali, termasuk dalam ibadah dan laku spiritualitas lainnya. Kejadian itu berlangsung lama, hingga sekali waktu ketika ia tidur malam, Muammar Taqi bermimpi bertemu dengan Rasulullah. Seperti biasa, Rasulullah datang dengan wajah yang sangat teduh. Namun, keteduhan wajah itu tak menghalangi kegundahan hati Muammar Taqi.  Hal itu mendorongnya untuk bertanya kepada Rasulullah. “Mengapa engkau tidak mau menyapa dan berkunjung ke mimpiku lagi, ya Rasulullah?” Rasul tersenyum, kemudian menjawab. “Bagaimana mungkin aku mengunjungimu sementara antara dirimu dengan diriku ada hijab yang sangat tebal?” Muammar Taqi kelimpungan. “Apa itu? Katakan padaku, Ya Rasulullah.” “Kau menulis karangan yang membantah An-Nabhāni”...