Manusia adalah spesies luar biasa. Ia tak hanya unggul dibanding hewan-hewan lain, tapi juga menaklukkan, mengatur, dan menentukan nasib alam raya. Alam menyediakan tanah, manusia menyulapnya menjadi gerabah. Alam menyediakan logam, manusia mengubahnya menjadi roket dan pesawat terbang. Manusia terus berinovasi, mencari solusi untuk mengatasi keterbatasannya.
Industri hewan mencapai titik jenuh yang membahayakan manusia. Hewan ternak menyumbang 15% dari pemanasan global. Belum lagi perilaku manusia yang brutal dalam memperlakukan hewan. Manusia membutuhkan jutaan ton daging setiap hari, yang diperoleh dengan cara membantai ribuan sapi, kambing, ayam, dan hewan ternak lainnya. Sebelum dibantai, mereka digemukkan dengan cara-cara yang tak etis dan berbahaya bagi kesehatan manusia.
Untuk mengatasi itu, dalam lima tahun terakhir, tumbuh industri pengembangan daging di lab. Perusahaan-perusahaan seperti Meatable, Clear Meat, dan Biftek, siap memproduksi jutaan ton daging tanpa membunuh satu ekor sapipun. Perusahaan-perusahaan lain membudidayakan daging ayam dan babi, tanpa memyembelih satu ekor ayam atau babi. Teknologi rekayasa genetika memungkinkan manusia mengembangkan satu sel sapi atau ayam menjadi jutaan ton daging.
Dua tahun lalu, pemerintah Singapura mengizinkan konsumsi daging-daging lab ini bagi warganya. Singapura adalah negara pertama yang melakukan terobosan besar ini. Burger, sate, steak, dan baso dibuat dari daging yang ditumbuhkan di lab, bukan hasil sembelihan. Para ilmuwan menegaskan bahwa daging lab jauh lebih sehat, aman, dan baik untuk tubuh manusia. Daging lab tidak menyakiti hewan dan juga tak merusak lingkungan.
Jangan minta fatwa apa hukumnya mengkonsumsi daging-daging itu. Agama tak relevan buat masa depan manusia. BY LUTHFI ASSYAUKANIE
Komentar
Posting Komentar
SILAKAN KOMENTAR SESUAI TOPIK.....