SATU JUTA TAHUN SATU JUTA TAHUN - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

SATU JUTA TAHUN

Kalau Anda berlangganan Disney Hotstar, tontonlah Year Million, sebuah fim dokumenter tentang kehidupan manusia sejuta tahun ke depan. Istilah "year million" bukan benar-benar berarti satu juta tahun dari sekarang. Ini hanyalah sebuah istilah untuk merujuk masa depan yang telah berubah secara radikal, masa depan ketika manusia, homo sapiens, sudah bertransformasi menjadi transhuman, manusia robot.

Ia bisa saja terjadi lebih cepat dari itu. Bisa 1000 tahun lagi, bisa 500 tahun lagi, atau mungkin juga 100 tahun lagi. Intinya, perubahan ke arah itu adalah sebuah kepastian. Manusia akan hidup dengan cara yang tak lagi sama. 

Pada episode pertama, Sapiens 2.0, sepasang suami-isteri kehilangan anaknya dalam sebuah kecelakaan mobil. Lalu, sebuah piranti terbang, meminta persetujuan agar ia mendownload seluruh memori pada otak anaknya yang telah meninggal. Setelah disetujui, otak anak didownload, dan dalam 72 jam kemudian, sang anak kembali pulih dalam bentuk robot yang memiliki semua emosi dan perilaku sang anak, termasuk bentuk wajah, tubuh, dan sentuhan kulit.

Itu seperti sebuah fiksi ilmiah, yang sulit terjadi. Tapi, cobalah baca tulisan-tulisan sains populer  di media tahun 1960an tentang telepon yang bisa dibawa kemana-mana. Ide tentang telepon genggam ketika itu dianggap sebuah kegilaan. Cuma orang tak waras yang membayangkan telepon bisa dibawa-bawa. Nyatanya, kurang dari 50 tahun, manusia bukan hanya bisa menciptakan telepon genggam, tapi juga mampu membuat superkomputer di genggaman mereka. Baca Juga : Bagaimana-cara-agar-blog-kita-muncul

Dalam 100 tahun terakhir, manusia berkembang sangat cepat. Sejuta tahun lalu, manusia (homo erectus) mulai berjalan tegak dari yang sebelumnya merangkak dan bergelantungan. 70 ribu tahun silam, manusia (homo sapiens) mulai berpikir dan menggunakan alat-alat yang lebih kompleks. 10 ribu tahun silam, manusia mulai menetap dan mendomestikasi hewan dan tumbuhan. Pada saat yang sama, mereka mulai menciptakan aneka macam tuhan untuk disembah. 3000 tahun kemudian, manusia menciptakan agama, budaya, dan peradaban.

Hingga 100 tahun silam, dunia kita tak banyak berubah. Perubahan radikal baru terjadi sejak 100 tahun terakhir, ketika teknologi untuk mengakses hal-hal yang makro dan yang mikro ditemukan. Teknologi internet mengubah segalanya. Kerja-kerja manusia digantikan mesin. Sebagian sudah menyatu dan menjadi bagian dari tubuh kita. Lensa kontak, kaca mata, smartwatch, dan smartphone, adalah piranti yang telah menjadi bagian dari tubuh manusia. Ke depan, akan semakin banyak piranti yang ditanam atau disematkan dalam tubuh kita.

10 tahun dari sekarang, manusia akan mulai mengkoloni Mars. Sekelompok kecil orang hidup dengan visi masa depan yang cemerlang, sementara sebagian besar lainnya terpenjara dalam dongeng-dongeng masa silam yang suram.



Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d