SALAH PILIH SALAH PILIH - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

SALAH PILIH

Tak ada model negara Islam yang berhasil. Ketika sukses meruntuhkan rezim Pahlevi pada 1979, rakyat Iran memilih Islam sebagai dasar negara. Mereka mengganti bentuk negara yang semula kerajaan menjadi republik. Republik Islam Iran namanya.

Tapi, setelah 40 tahun menjalaninya, terbukti bahwa pilihan ideologi Islam itu salah. Bukannya menjadi negara maju dan makmur, Iran malah menjadi negara yang dibenci dan dimusuhi banyak orang. Kini, negara itu bukan hanya dimusuhi negara lain, tapi juga dibenci rakyatnya sendiri.

Gelombang protes terus membesar. Sudah lebih dari 50 orang tewas. Mereka bukan sekadar protes terhadap aturan jilbab, tapi juga meneriakkan kecaman pada rezim: "Mampuslah diktator!" Rakyat Iran sudah muak dengan perilaku rezim Islam yang tak memberikan kebahagiaan. Tapi, justru menghadirkan malapetaka bagi mereka. Baca Juga : Satu-juta-tahun

Iran adalah contoh negara Islam yang gagal. Seperti juga negara-negara Islam lain, Iran tak mampu menghadirkan apa yang mereka cita-citakan, yakni negara maju, sejahtera, adil sentosa. Negara Islam seperti ini ada cuma dalam mimpi, dalam khayalan, utopia.

Dalam prakteknya, semua negara Islam di dunia modern telah gagal: Afghanistan, Sudan, Pakistan, dan Arab Saudi. Untunglah, dulu, bangsa Indonesia tak memilih Islam sebagai dasar negara dan menolak ide negara Islam. Kalau kita jadi negara Islam, pasti negeri ini sudah hancur berantakan.

Arab Saudi mulai kapok. Mereka tengah berbenah diri. Sudan kini sudah berubah menjadi negara sekuler. 50 tahun jadi negara Islam hanya membuat mereka terbelah menjadi dua, setelah letih berperang. Bersyukurlah, kita dulu tidak memilih bentuk negara yang salah.



Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d