Tapi, setelah 40 tahun menjalaninya, terbukti bahwa pilihan ideologi Islam itu salah. Bukannya menjadi negara maju dan makmur, Iran malah menjadi negara yang dibenci dan dimusuhi banyak orang. Kini, negara itu bukan hanya dimusuhi negara lain, tapi juga dibenci rakyatnya sendiri.
Gelombang protes terus membesar. Sudah lebih dari 50 orang tewas. Mereka bukan sekadar protes terhadap aturan jilbab, tapi juga meneriakkan kecaman pada rezim: "Mampuslah diktator!" Rakyat Iran sudah muak dengan perilaku rezim Islam yang tak memberikan kebahagiaan. Tapi, justru menghadirkan malapetaka bagi mereka. Baca Juga : Satu-juta-tahun
Iran adalah contoh negara Islam yang gagal. Seperti juga negara-negara Islam lain, Iran tak mampu menghadirkan apa yang mereka cita-citakan, yakni negara maju, sejahtera, adil sentosa. Negara Islam seperti ini ada cuma dalam mimpi, dalam khayalan, utopia.
Dalam prakteknya, semua negara Islam di dunia modern telah gagal: Afghanistan, Sudan, Pakistan, dan Arab Saudi. Untunglah, dulu, bangsa Indonesia tak memilih Islam sebagai dasar negara dan menolak ide negara Islam. Kalau kita jadi negara Islam, pasti negeri ini sudah hancur berantakan.
Arab Saudi mulai kapok. Mereka tengah berbenah diri. Sudan kini sudah berubah menjadi negara sekuler. 50 tahun jadi negara Islam hanya membuat mereka terbelah menjadi dua, setelah letih berperang. Bersyukurlah, kita dulu tidak memilih bentuk negara yang salah.
Komentar
Posting Komentar
SILAKAN KOMENTAR SESUAI TOPIK.....