Perubahan
bisnis dan lingkungannya dengan begitu cepat harus diiringi pula dengan
manuver-manuver jitu jika tidak ingin terlindas atau kalah dari kompetisi.
Perubahan ini tidak hanya berdampak terhadap sistem, tapi juga pelaksana sistem
itu sendiri, yaitu Manusia. Yang selanjutnya menjadi masalah adalah elemen
manusia merupakan bagian yang memiliki resistensi (penolakan) paling besar.
Istilahnya adalah Status Quo. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah pendekatan agar
Manusia, sebagai elemen paling penting, memiliki pandangan yang positif
terhadap perubahan, bahkan siap menjadi bagian di dalamnya. Pendekatan ini
disebut Change Management atau Manajemen Perubahan.
Secara
definisi, Change Management adalah sebuah proses terstruktur dan sistematis
untuk membantu transisi individu, tim kerja, ataupun organisasi dari sebuah
kondisi ke arah tujuan yang diinginkan.
Komponen
yang harus ada di dalam Change Management adalah :
Motivating
Change. Mendorong kesiapan untuk berubah dan mengatasi setiap penolakan
terhadapnya.
Creating
a Vision. Merumuskan arah perubahan yang diharapkan.
Developing
Political Support. Mempersiapkan para Agen Perubah (Change Agent), termasuk
para informal leader.
Managing
the Transition. Menyusun rencana aktivitas, membangun komitmen dan struktur
komite.
Sustaining
Momentum. Mempersiapkan infrastruktur perubahan, membangun sistem pendukung
bagi para Agen Perubahan, membangun kompetensi dan keahlian baru, dan
mengapresiasi kemajuan sekecil apapun.
Bila
salah satu komponen di atas tidak dilaksanakan dengan baik, maka beresiko
terhadap keberhasilan perubahan itu sendiri, seperti :
Langkah
1 tidak dijalankan / cukup seadanya = Status Quo akan terjaga di titik ekstrim.
Langkah
2 tidak dijalankan / cukup seadanya = Perubahan terjadi dengan arah yang tidak
jelas dan terjadi kebingungan.
Langkah
3 tidak dijalankan / cukup seadanya = Akan terjadi sabotase.
Langkah
4 tidak dijalankan / cukup seadanya = Fungsi-fungsi di dalam organisasi akan
sulit beroperasi.
Langkah
5 tidak dijalankan / cukup seadanya = Perubahan tidak akan mencapai titik yang
diharapkan.
Kondisi
dunia sekarang ini dihadapkan pada suatu ketidakpastian yang semakin general
dan integral.Untuk menghadapi ketidakpastian tersebut maka hal yang harus
dilakukan adalah melakukan perubahan yang terus menerus dengan kualitas yang
semakin meningkat.Sehingga mampu menjadi Bola Salju yang semakin besar semakin
dapat menghadang badai ketidak pastian.
Sebaliknya
jika organisasi terlambat melakukan perubahan atau perubahan yang dilakukan
tidak signifikan terhadap tuntutan konsumen dan masyarakat,atau perubahannya
tertinggal oleh pesaing maka organisasi akan digilas oleh keadaan dan bisa
menghilang dari peredaran.
Michael
Hammer dan James Champy menuliskan bahwa ekonomi global berdampak terhadap 3 C,
yaitu customer, competition, dan change.( Michael Hammer dan James Champy,
Reengineering the Corporation : A Manifesto for Business Revolution, 1994)
Pelanggan menjadi penentu, pesaing makin banyak, dan perubahan menjadi konstan.
Persoalan
utama didalam melakukan perubahan adalah Resistensi Individual,yang bisa timbul
karena persoalan kepribadian, persepsi, dan kebutuhan, maka individu punya
potensi sebagai sumber penolakan atas perubahan.
Coch
dan French Jr. mengusulkan ada enam taktik yang bisa dipakai untuk mengatasi
resistensi perubahan ( L. Coch dan J.R.P.French, Jr. “Overcoming Resistance to
Change”, 1948)
Pendidikan
dan Komunikasi. Berikan penjelasan secara tuntas tentang latar belakang,
tujuan, akibat, dari diadakannya perubahan kepada semua pihak. Komunikasikan
dalam berbagai macam bentuk. Ceramah, diskusi, laporan, presentasi, dan
bentuk-bentuk lainnya.
Partisipasi.
Ajak serta semua pihak untuk mengambil keputusan. Pimpinan hanya bertindak
sebagai fasilitator dan motivator. Biarkan anggota organisasi yang mengambil
keputusan.
Memberikan
kemudahan dan dukungan. Jika pegawai takut atau cemas, lakukan konsultasi atau
bahkan terapi. Beri pelatihan-pelatihan. Memang memakan waktu, namun akan
mengurangi tingkat penolakan.
Negosiasi.
Cara lain yang juga bisa dilakukan adalah melakukan negosiasi dengan
pihak-pihak yang menentang perubahan. Cara ini bisa dilakukan jika yang
menentang mempunyai kekuatan yang tidak kecil. Misalnya dengan serikat pekerja.
Tawarkan alternatif yang bisa memenuhi keinginan mereka.
Manipulasi
dan Kooptasi. Manipulasi adalah menutupi kondisi yang sesungguhnya. Misalnya
memlintir (twisting) fakta agar tampak lebih menarik, tidak mengutarakan hal yang
negatif, sebarkan rumor, dan lain sebagainya. Kooptasi dilakukan dengan cara
memberikan kedudukan penting kepada pimpinan penentang perubahan dalam
mengambil keputusan.
Paksaan.
Taktik terakhir adalah paksaan. Berikan ancaman dan jatuhkan hukuman bagi siapapun
yang menentang dilakukannya perubahan.
Pendekatan
klasik yang dikemukaan oleh Kurt Lewin mencakup tiga langkah. Pertama :
UNFREEZING the status quo, lalu MOVEMENT to the new state, dan ketiga
REFREEZING the new change to make it permanent (Kurt Lewin, Field Theory in
Social Science, 1951) Melalui strategi yang dikemukakan oleh Kurt Lewin,
kekuatan pendukung akan semakin banyak dan kekuatan penolak akan semakin
sedikit.
Unfreezing
: Upaya-upaya untuk mengatasi tekanan-tekanan dari kelompok penentang dan
pendukung perubahan. Status quo dicairkan, biasanya kondisi yang sekarang
berlangsung (status quo) diguncang sehingga orang merasa kurang nyaman.
Movement
: Secara bertahap (step by step) tapi pasti, perubahan dilakukan. Jumlah
penentang perubahan berkurang dan jumlah pendukung bertambah. Untuk mencapainya,
hasil-hasil perubahan harus segera dirasakan.
Refreezing
: Jika kondisi yang diinginkan telah tercapai, stabilkan melalui aturan-aturan
baru, sistem kompensasi baru, dan cara pengelolaan organisasi yang baru
lainnya. Jika berhasil maka jumlah penentang akan sangat berkurang, sedangkan
jumlah pendudung makin bertambah.
Change
Management amat tergantung dari pemimpinnya,Karena budaya pemimpin akan
mewarnai arah perubahan organisasi.Untuk itu faktor pemimpin menjadi kunci
utama keberhasilan sebuah perubahan. Seorang pemimpin yang mampu membawa
perubahan organisasi menjadi lebih baik adalah :
Punya
Visi yang Inspiring dan Mampu menjadi motivasi bagi seluruh anggota organisasi
Punya
program kerja yang Terperinci,terarah dan terukur.
Perubahan
itu dimulai dari diri seseorang pemimpin itu sendiri yang memberikan tauladan
bagi seluruh anggota organisasi
Membangun
kebijaksanaan,melalui kemampuan mendengarkan yang baik.Sebab dengan mengerti
orang lain anda mendapatkan kebijaksanaan, mengerti diri sendiri anda
mendapatkan pencerahan.
Fleksibelitas.Mampu
bergerak dan berubah pada situasi apapun.
Mampu
melihat keunikan para anggota organisasinya
Mampu
menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan/jabatan yang tepat.
Selalu
mempunyai cara untuk menyelesaikan persoalan dengan berfikir dan bertindak
diluar kebiasaan.
Selalu
menjadi harapan bagi seluruh anggota organisasi
Dengan
demikian, perubahan apapun, kebijakan, lokasi, waktu kerja, dst. harus
direncanakan dengan matang dan dilaksanakan serta dimonitor dengan baik dan
hati-hati.
Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?
Komentar
Posting Komentar
SILAKAN KOMENTAR SESUAI TOPIK.....