HUMOR GUSDUR : MAHFUD TIDAK BISA MENOLAK JADI MENHAN HUMOR GUSDUR : MAHFUD TIDAK BISA MENOLAK JADI MENHAN - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

HUMOR GUSDUR : MAHFUD TIDAK BISA MENOLAK JADI MENHAN

Humor Gus Dur: Mahfud Tidak Bisa Menolak Jadi Menhan
Nabi Nuh dalam Catatan Naskah Silsilah Bima
Kabinet Joko Widodo-Ma’ruf Amin mengagetkan? Mungkin iya, meski relatif juga. Tapi era Presiden Gus Dur-Megawati sebetulnya tak kalah mengagetkan. Salah satunya saat Gus Dur memilih akademisi, sipil, dan ahli hukum menjadi Menteri Pertahanan. Siapa yang dipilih Gus Dur?

Tak lain dan tak bukan Mahfud MD. Dipilihnya dia jadi Menhan menggegerkan kalangan tentara, karena selama ini itu posisi para jenderal. Tapi bagi orang sipil ini kabar gembira, karena akan menyempurnakan langkah politik demiliterisasi.

Mahfud sempat menolak dengan melontarkan pertanyaan, “Menteri Pertanahan mungkin, Gus?”. Posisi menteri pertanahan memang masih cocok dengan latar belakang pendidikan orang Madura ini. Dan bagi Mahfud yang belum berpengalaman, resiko menteri pertanahan relatif lebih rendah daripada menteri pertahanan. Tapi ternyata Gus Dur menginginkan Mahfud yang dosen UII itu menjadi menteri pertahanan. Baca Juga : Abu-nawas-digelandang-polisi

Pada menit-menit terakhir, Mahfud masih “nego” dengan mengatakan bahwa dirinya tak berpengalaman jadi Menhan. Tapi Gus Dur malah menjawab,”Saya juga belum berpengalaman jadi presiden, Pak Mahfud.” OLEH HAMZAH SAHAL



Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d