Komunikasi Verbal Dan Non verbal
Perbedaan pada kedua sistem komunikasi memang terlihat sangat mecolok.
Namun, tak ada salahnya jika kita mempelajari perbedaan keduanya lebih
dalam agar dapat menambah pengetahuan kita tentang komunikasi.
ada perbedaan antara kedua sistem komunikasi. Pertama, komunikasi nonverbal
yang dianggap lebih jujur??. Jika perilaku verbal dan nonverbal yang tidak
konsisten, kebanyakan orang percaya perilaku nonverbal.
Ada sedikit bukti
bahwa perilaku nonverbal sebenarnya lebih dapat dipercaya daripada
komunikasi verbal, setelah semua, kita sering mengontrolnya cukup sadar.
Meskipun demikian, hal itu dianggap lebih dapat dipercaya. (Anderson, 1999)
Kedua, tidak seperti komunikasi verbal, komunikasi nonverbal adalah multi
disalurkan. komunikasi verbal biasanya terjadi dalam satu saluran,
komunikasi verbal lisan yang diterima melalui pendengaran, dan komunikasi
verbal tertulis dapat dilihat, dirasakan, didengar, berbau, dan mencicipi.
Kami sering menerima komunikasi nonverbal secara bersamaan melalui dua atau
lebih saluran, seperti ketika kita merasa dan melihat pelukan sambil
mendengar berbisik "??I love you").
Akhirnya, komunikasi verbal adalah diskrit, sedangkan komunikasi nonverbal
terus menerus. Simbol verbal mulai dan berhenti, kami mulai berbicara pada
satu saat dan berhenti berbicara saat yang lain. Sebaliknya, komunikasi
nonverbal cenderung mengalir terus. Sebelum kita berbicara, ekspresi wajah
dan postur mengungkapkan perasaan kita, saat kita bicara, gerakan tubuh
kita dan mengkomunikasikan penampilan, dan setelah kita berbicara postur
tubuh berubah, mungkin santai).
Secara sekilas telah diuraikan pada bagian awal tulisan ini, bahwa antara
komunikasi verbal dan nonverbal merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, dalam arti. kedua bahasa tersebut bekerja bersama-sama untuk
menciptakan suatu makna. Namun, keduanya juga memiliki perbedaan-perbedaan.
Dalam pemikiran Don Stacks dan kawan-kawan, ada tiga perbedaan utama di
antara keduanya yaitu kesengajaan pesan (the intentionality of the
message), tingkat simbolisme dalam tindakan atau pesan (the degree of
symbolism in the act or message), dan pemrosesan mekanisme (processing
mechanism).
Kita mencoba untuk menguraikannya satu per satu.
Kesengajaan (intentinolity)
Satu perbedaan utama antara komunikasi verbal dan nonverbal adalah persepsi
mengenai niat (intent). Pada umumnya niat ini menjadi lebih penting ketika
kita membicarakan lambang atau kode verbal. Michael Burgoon dan Michael
Ruffner menegaskan bahwa sebuah pesan verbal adalah komunikasi kalau pesan
tersebut
Dikirimkan oleh sumber dengan sengaja dan
Diterima oleh penerima secara sengaja pula.
Komunikasi nonverbal tidak banyak dibatasi oleh niat. atau intent tersebut.
Persepsi sederhana mengenai niat ini oleh seorang penerima sudah cukup
dipertimbangkan menjadi komunikasi nonverbal. Sebab, komunikasi nonverbal
cenderung kurang dilakukan dengan sengaja dan kurang halus apabila
dibandingkan dengan komunikasi verbal.
Selain itu, komunikasi nonverbal
mengarah pada norma-norma yang berlaku, sementara niat atau intent tidak
terdefinisikan dengan jelas. Misalnya, norma-norma untuk penampilan fisik.
Kita semua berpakaian, namun berapa Bering kita dengan sengaja berpakaian
untuk sebuah situasi tertentu? Berapa kali seorang teman memberi komentar
terhadap penampilan kita? Persepsi receiver mengenai niat ini sudah cukup
untuk memenuhi persyaratan guna mendefinisikan komunikasi nonverbal.
Perbedaan perbedaan simbolik (symbolic differences)
Kadang-kadang niat atau intent ini dapat dipahami karena beberapa dampak
simbolik dari komunikasi kita. Misalnya, memakai pakaian dengan warna atau
model tertentu, mungkin akan dipahami sebagai suatu `pesan’ oleh orang lain
(misalnya berpakaian dengan warna hitam akan diberi makna sebagai ungkapan
ikut berduka cita).
Komunikasi verbal dengan sifat-sifatnya merupakan sebuah bentuk komunikasi
yang diantarai (mediated form of communication).
Dalam arti kita mencoba
mengambil kesimpulan terhadap makna apa yang diterapkan pada suatu pilihan
kata. Kata-kata yang kita gunakan adalah abstraksi yang telah disepakati
maknanya, sehingga komunikasi verbal bersifat intensional dan harus
’dibagi’ (shared) di antara orang-orang yang terlibat dalam tindak
komunikasi. Sebaliknya, komunikasi nonverbal lebih alami, isi beroperasi
sebagai norma dan perilaku yang didasarkan pada norma. Mehrabian
menjelaskan bahwa komunikasi verbal dipandang lebih eksplisit dibanding
bahasa nonverbal yang bersifat implisit. Artinya, isyarat-isyarat verbal
dapat didefinisikan melalui sebuah kamus yang eksplisit dan lewat
aturan-aturan sintaksis (kalimat), namun hanya ada penjelasan yang
samar-samar dan informal mengenai signifikansi beragam perilaku nonverbal.
Mengakhiri bahasan mengenai perbedaan simbolik ini, kita mencoba untuk
melihat ketidaksamaan antara tanda (sign) dengan lambang (simbol). Tanda
adalah sebuah representasi alami dari suatu kejadian atau tindakan. la
adalah apa yang kita lihat atau rasakan. Sedangkan lambang merupakan
sesuatu yang ditempatkan pada sesuatu yang lain. Lambang merepresentasikan
tanda melalui abstraksi. Contoh, tanda dari sebuah kursi adalah kursi itu
sendiri, sedangkan lambang adalah bagaimana kita menjelaskan kursi tersebut
melalui abstraksi. Dengan perkataan lain, apa yang secara fisik menarik
bagi kita adalah tanda (sign) dan bagaimana menciptakan perbedaan yang
berubah-ubah untuk menunjukkan derajat ketertarikan tersebut adalah lambang
(simbol). Komunikasi verbal lebih spesifik dari bahasa nonverbal, dalam
arti is dapat dipakai untuk membedakan hal-hal yang sama dalam sebuah cara
yang berubah-ubah, sedangkan bahasa nonverbal lebih mengarah pada
reaksi-reaksi alami seperti perasaan atau emosi.
Mekanisme pemrosesan (processing mechanism)
Perbedaan ketiga antara komunikasi verbal dan nonverbal berkaitan dengan
bagaimana kita memproses informasi. Semua informasi termasuk komunikasi
diproses melalui otak, kemudian otak kita menafsirkan informasi ini lewat
pikiran yang berfungsi mengendalikan perilaku-perilaku fisiologis (refleks)
dan sosiologis (perilaku yang dipelajari dan perilaku sosial).
Satu perbedaan utama dalam pemrosesan adalah dalam tipe informasi pada
setiap belahan otak. Secara tipikal, belahan otak sebelah kiri adalah tipe
informasi yang lebih tidak berkesinambungan dan berubah-ubah, sementara
belahan otak sebelah kanan, tipe informasinya Iebih berkesinambungan dan
alami (pada uraian di bawah, Malandro dan Barker juga menjelaskan mengenai
hal ini).
Berdasarkan pada perbedaan tersebut, pesan-pesan verbal dan nonverbal
berbeda dalam konteks struktur pesannya. Komunikasi nonverbal kurang
terstruktur.
Aturan-aturan yang ada ketika kita berkomunikasi secara
nonverbal adalah lebih sederhana dibanding komunikasi verbal yang
mempersyaratkan aturan-aturan tata bahasa dan sintaksis. Komunikasi
nonverbal secara tipikal diekspresikan pada saat tindak komunikasi berlangsung. Tidak seperti komunikasi verbal, bahasa nonverbal tidak bisa
mengekspresikan peristiwa komunikasi di masa lalu atau masa mendatang.
Selain itu, komunikasi nonverbal mempersyaratkan sebuah pemahaman mengenai
konteks di mana interaksi tersebut terjadi, sebaliknya komunikasi verbal
justru menciptakan konteks tersebut.
Perbedaan lain tentang komunikasi verbal dan nonverbal dapat dilihat dari
dimensi-dimensi yang dimiliki keduanya. Gagasan ini dicetuskan oleh
Malandro dan Barker seperti yang dikutip dalam buku Komunikasi Antar Budaya
tulisan Dra. Ilya Sunarwinadi, M.A.
Struktur >< Nonstruktur
Komunikasi verbal sangat terstruktur dan mempunyai hukum atau aturan-aturan
tata bahasa. Dalam komunikasi nonverbal hampir tidak ada atau tidak ada
sama sekali struktur formal yang mengarahkan komunikasi. Kebanyakan
komunikasi nonverbal terjadi secara tidak disadari, tanpa urut-urutan
kejadian, yang dapat diramalkan sebelumnya. Tanpa pola yang jelas, perilaku
nonverbal yang sama dapat memberi arti yang berbeda pada saat yang
berlainan.
Linguistik >< Nonlinguistik
Linguistik adalah ilmu yang mempelajari anal usul, struktur, sejarah,
variasi regional dan ciri-ciri fonetik dari bahasa. Dengan kata lain,
linguistik mempelajari macam-macam segi bahasa verbal, yaitu suatu sistem
dari lambang-lambang yang sudah diatur pemberian maknanya. Sebaliknya. pada
komunikasi nonverbal, karena tidak adanya struktur khusus, maka sulit untuk
memberi makna pada lambang.
Belum ada sistem bahasa nonverbal yang
didokumentasikan, walaupun ada usaha untuk memberikan arti khusus pada
ekspresi-ekspresi wajah tertentu. Beberapa teori mungkin akan memberikan
pengecualian pada bahasa kaum tuna-rungu yang berlaku universal, sekalipun
ada juga lambang-lambangnya yang bersifat unik.
Sinambung (continuous) >< Tidak Sinambung (discontinuous)
Komunikasi nonverbal dianggap bersifat sinambung, sementara komunikasi
verbal didasarkan pada unit-unit yang terputus-putus. Komunikasi nonverbal
baru berhenti bila orang yang terlibat di dalamnya meninggalkan suatu
tempat. Tetapi selama tubuh, wajah dan kehadiran kita masih dapat
dipersepsikan oleh orang lain atau diri kita sendiri, berarti komunikasi
nonverbal dapat terjadi. Tidak sama halnya dengan kata-kata dan simbol
dalam komunikasi verbal yang mempunyai titik awal dan akhir yang pasti.
Dipelajari >
Jarang sekali individu yang diajarkan cara untuk berkomunikasi secara
nonverbal. Biasanya is hanya mengamati dan mengalaminya. Bahkan ada yang
berpendapat bahwa manusia lahir dengan naluri-naluri dasar nonverbal.
Sebaliknya komunikasi verbal adalah sesuatu yang harus dipelajari.
Pemrosesan dalam Bagian Otak sebelah Kiri >< Pemrosesan dalam Bagian Otak
sebelah Kanan
Pendekatan neurofisiologik melihat perbedaan dalam pemrosesan stimuli
verbal dan nonverbal pada diri manusia. Pendekatan ini menjelaskan
bagaimana kebanyakan stimuli nonverbal diproses dalam bagian otak sebelah
kanan, sedangkan stimuli verbal yang memerlukan analisis dan penalaran,
diproses dalam bagian otak sebelah kiri.
Dengan adanya perbedaan ini, maka
kemampuan untuk mengirim dan menerima pesan berbeda pula.
Masih dalam buku Komunikasi Antar Budaya karya Ilya SunarwinadiSamovar,
Porter dan Jain melihat perbedaan antara komunikasi verbal dan nonverbal
dalam hal sebagai berikut.
Banyak perilaku nonverbal yang diatur oleh dorongan-dorongan biologik.
Sebaliknya komunikasi verbal diatur oleh aturan-aturan dan prinsip-prinsip
yang dibuat oleh manusia, seperti sintaks dan tata bahasa. Misalnya, kita
bisa secara sadar memutuskan untuk berbicara, tetapi dalam berbicara secara
tidak sadar pipi menjadi memerah dan mata berkedip terus-menerus.
Banyak komunikasi nonverbal serta lambang-lambangnya yang bermakna
universal. Sedangkan komunikasi verbal lebih banyak yang bersifat spesifik
bagi kebudayaan tertentu.
Dalam komunikasi nonverbal bisa dilakukan beberapa tindakan sekaligus
dalam suatu waktu tertentu, sementara komunikasi verbal terikat pada urutan
waktu.
Komunikasi nonverbal dipelajari sejak usia sangat dini. Sedangkan
penggunaan lambang berupa kata sebagai alat komunikasi membutuhkan masa
sosialisasi sampai pada tingkat tertentu.
Komunikasi nonverbal lebih dapat memberi dampak emosional dibanding
komunikasi verbal.
Demikian beberapa perbedaan antara kedua sistem komunikasi tersebut. Semoga
bisa menambah pengetahuan kita terhadap perbedaan sistem komunikasi. Baca juga Bentuk-bentuk-komunikasi
Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?
Komentar
Posting Komentar
SILAKAN KOMENTAR SESUAI TOPIK.....