JANGANLAH JADI MANUSIA BODOH DAN MERUGI DENGAN SITUASI POLITIK JANGANLAH JADI MANUSIA BODOH DAN MERUGI DENGAN SITUASI POLITIK - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

JANGANLAH JADI MANUSIA BODOH DAN MERUGI DENGAN SITUASI POLITIK

Mengingatkan untuk NOW ALL
Diri sendiri dan juga Sobat-sobat, Sahabat-sahabat, Saudara-saudara kita.  Demi menjaga Tali Silaturahmi.  Saling menghargai, Saling menghormati  yang terjaga dengan baik.

Mulai hari ini Nuansa Pilpres 2019 sudah mulai menggeliat.
Baik di Facebook, IG, Path, Group WhatsApp, Twitter dan lain-lain. Tentunya masing-masing sudah punya pilihan untuk Pilpres 2019 untuk Indonesia yang lebih baik.

Tingkatkan rasa menghargai dan menghormati yang menjadi pilihan Sahabat-sahabat, Saudara-saudara dan dilingkungan Keluarga kita. Jangan Pilpres ini hanya menjadi :

- Ajang Saling Hujat ;

- Ajang Saling Jago ;

- Merasa paling Benar ;

- Merasa paling Baik dan ;

- Merasa paling pintar.

Karena kita semua hanyalah Rakyat biasa Yang sudah Tua, yang hanya akan  menjadi Korban Politik, Korban Kepentingan Pribadi Dalam Ajang Pilpres.

Siapapun Presiden dan Wakilnya untuk kita yang rakyat biasa maka tetap akan menjadi diri kita seperti saat ini, misalnya :

Yang Pilot tetaplah Pilot
Yang Engineer tetap lah Engineer
Yang Ustadz etetap Ustadz
Yang Dokter tetap Dokter
Yang Profesor tetap Professor
Yang Dosen tetap Dosen
Karyawan tetap Karyawan
Ojol tetap sebagai Ojol
Yang sopir tetaplah sopir
Pengusaha tetap ya Pengusaha
Guru ya tetap  Guru
Pemancing ya tetep aja Pemancing
Dan apapun Profesinya.
Pokoknya tidak akan merubah Posisi kita Kecuali diri kita sendiri yang  merubah dan Atas kehendak Allah SWT


Begitu pula yang Pengangguran ya tetap nganggur kalau tidak usaha mencari  pekerjaan.

Jadi janganlah terjebak dengan situasi Politik saat ini. hehehehehehehehehehehehehe

Jabat erat-erat tangan Sobat-sobat, Rekan-rekan, Sahabat dan Saudara-sauadara kita agar Tali  Silaturahmi semakin Erat diantara kita semua.

INGAT  !!!!

Kita Sehat, Sakit dan kita Mati pun bukanlah Capres dan Cawapres 2019

- Yang mendoakan ;

- Yang Menggotong ;

- Yang menguburkan kita.

Akan tetapi tetap Sobat, Sahabat, Teman serta Saudara kita yang melakukannya.

Sekali lagi Yok

Kebijaksanaan dan Kedewasaan kitalah yang akan bisa menjaga Situasi Politik menjelang Pilpres ini untuk ;


Tetap bisa Menjaga Toleransi
Saling menghormati dan menghargai pilihan Sobat-sobat, Sahabat-sahabat dan Saudara-saudara  kita.

KITA DO'AKAN :

Siapapun Presiden dan Wakilnya.

HARUS MAMPU MEMBAWA

- Bangsa ini menjadi Bangsa yg bermartabat

- Rakyat yang Sehat dan Sejahtera

- Rakyat yang Tenteram

- Pemerintahan yang Adil dan Makmur

JANGANLAH JADI MANUSIA BODOH DAN MERUGI DENGAN SITUASI POLITIK, AKAN  TETAPI JADILAH MANUSIA YANG BERMANFAAT UNTUK BANYAK ORANG. Baca juga : Cara-membangkitkan-semangat-dan-minat


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d