JANGAN TAKUT GAGAL JANGAN TAKUT GAGAL - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

JANGAN TAKUT GAGAL

Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Kegagalan dalam hidup berarti seseorang selalu merasa gagal mencapai segala sesuatu. Kegagalan merupakan sebuah kesalahan hidup yang dilakukan manusia itu diri. Sebuah kesuksesan hanya bisa diraih jika seseorang mau berusaha mendapatkannya. Keinginan diri sendiri akan membawa anda pada kesuksesan hidup. Patut disadari bahwa kesuksesan dan kegagalan adalah hak setiap orang untuk menentukannya.

Perlu digarisbawahi bahwa tanda-tanda seseorang mengalami kegagalan berpusat pada sifat-sifat berikut ini.

a.    Tidak mempunyai hidup yang jelas
Visi berfungsi sebagai penunjuk arah yang jelas. Tanpa visi, hidup seseorang tidak akan terancana dengan baik. Akibatnya, ia tidak tahu harus melakukan apa untuk mengarungi kehidupan. Hal tersebut terjadi karena ia bingung dan tidak tahu hendak melangkah kemana.

b.    Mendahulukan perasaan pesimis dan ketakutan
Ketika seorang pekerja telah pesimis dalam menatap masa depan, maka akan muncul ketakutan akut untuk mulai melangkah. Selain pesimis, orang itu juga merasa minder atau tidak percaya diri. Jika demikian adanya maka orang semacam itu dapat dikatakan sudah tidak memiliki kemauan untuk berkembang.

c.    Selalu menunda pekerjaan
Orang yang gagal ditunjukkan dengan sikap selalu menunda pekerjaan. Dalam hal ini, rencana yang telah disusun tidak kunjung segera dikerjakan. Patut disadari bahwa suka menunda pekerjaan berarti telah menghilangkan satu langkah menuju sukses gemilang dalam perjalanan karier anda.

d.    Selalu mengalah
Sikap ini ditandai dengan rasa tidak puas terhadap diri sendiri, keadaan serta kondisi sekitar tanpa mau menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Kegagalan pasti terjadi bilamana seseorang sering menghindar dari pekerjaan dan tanggungjawab, sikap semacam itu sekaligus menunukkan bahwa orang tersebut malas melakukan sesuatu. Meratapi nasib adalah kegagalan yang sempurna apabila tidak berupaya menemukan solusi serta memperbaiki keadaan tersebut.

e.    Mengutamakan kekuatan daripada pikiran dalam bekerja
Dalam bekerja, pikiran hendaknya diutamakan disbanding kekuatan. Otak adalah tumpuan dari kontrol setiap manusia. Jika otak itu tumpul  dan tidak dipergunakan sebaik mungkin maka kegagalan akan diperoleh. Adapun jika bekerja hanya mengandalkan kekuatan maka anda akan selalu kalah dengan orang yang bekerja menggunakan pikiran. Dalam hal ini, efisiensi dan efektivitas kerja menjadi sesuatu yang sangat penting.

f.     Sudah tidak mempunyai kemauan (gelap melihat kenyataan hidup)
Berhentilah menakut-nakuti diri sendiri dengan cara memutus harapan dan berhenti memikirkan pencapaian besar. Anda harus selalu memelihara tekad dan kemauan besar. Dalam hal ini, hiduplah bersama orang-orang yang gigih bekerja di sekitar anda.

Sunguh sia-sia dan tidak berguna waktu yang anda miliki jika hanya diam, merenung, ataupun berpangku tangan tanpa menggerakan badan sedikitpun untuk memulai usaha. Kegagalan tidak akan selamanya melingkupi apabila anda mau bangkit dan berusaha sunguh-sungguh. Secara perlahan, anda akan memiliki semangat yang lebih besar dari hari ini jika berhenti memutuskan harapan diri.

Keenam sifat atau kebiasaan seseorang yang membawanya selalu gagal merupakan kebalikan dari sifat-sifat seorang pekerja professional bermental juara. Demi terus mengasah potensi yang anda miliki agar menjadi pribadi luar biasa, anda tidak boleh berfikir takut gagal. Hindari keenam sifat dan kebiasaan yang telah disebutkan diatas

 TAKUT GAGAL = TIDAK SUKSES
.

Perasaan takut, khususnya ketakutan akan kegagalan, sungguh melumpuhkan. Kita menjadi sangat enggan untuk berusaha. Padahal kegagalan yang utama bukanlah gagal mencapai tujuan, namun gagal karena tidak mencoba.
Ketakutan memberikan excuse/alasan yang melemahkan agar kita tidak perlu mengusahakan keberhasilan kita. Takut gagal membisiki bahwa kita tidak akan pernah gagal kalau kita tidak repot-repot berusaha.
Tapi ini berarti kita juga tidak akan pernah meraih kesuksesan, dan bisa dikatakan sebagai kegagalan mutlak.
Statistik membuktikan; 8 dari 10 orang menyatakan lebih menyesali tindakan yang tidak pernah dilakukan daripada tindakan yang telah dilakukan. Oleh karena, jika kita telah berbuat sesuatu dan salah, kita bisa belajar dari kesalahan itu.
Tidak ada tindakan gagal yang sia-sia karena kita bisa lebih tahu bagaimana kira-kira tindakan yang benar. Namun jika kita gagal bertindak dan sama sekali tidak mencoba berusaha, kita tidak belajar apa-apa dan tidak bergerak kemana-mana. Padahal, untuk maju kita mesti bergerak, melangkah ke depan.
Bayangkan jika seorang bayi menyerah ketika jatuh dan tidak mau belajar berjalan. Dia tidak akan bisa berjalan. Namun kita bisa lihat, seorang bayi yang sedang belajar berjalan tidak takut salah dan terus mencoba.
Dia bisa berjalan miring-miring, mencoba maju dan terjatuh, terus berusaha meski gagal beberapa kali, namun pada akhirnya dia akan berhasil berjalan. Kegagalan yang sejati adalah tidak mau mencoba dari awalnya.
Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan mengapa beberapa orang sudah menyerah sebelum maju ke medan perang/tidak berani mencoba. Ketakutan akan kegagalan terbentuk dari keyakinan dan pola pikir yang salah.
Pikiran yang tidak terlatih dengan benar akan menganggap setiap kesempatan mengandung resiko. Pikiran yang lemah akan terbawa arus ketakutan yang bisa datang dari alam bawah sadar atau dari psyche orang-orang sekitar.
Banyak orang tanpa disadari ingin orang lain gagal seperti mereka yang tidak meraih kesuksesan. Mereka merendahkan potensi keberhasilan seseorang karena mereka sendiri memiliki 1001 alasan untuk gagal.
Hati-hati terhadap orang-orang di sekitar kamu!
Persepsi dan belief system/keyakinan seseorang juga bisa mempengaruhi mental takut mencoba ini. Sebuah eksperimen dilakukan di sebuah sekolah. Para muridnya dikelompokkan ke dalam beberapa jenis kelas: kelas unggulan, kelas regular, dan kelas yang kurang cerdas.
Tidak ada kriteria khusus untuk seorang murid diklasifikasikan ke dalam salah satu jenis kelas. Akan tetapi hal yang menarik diamati adalah kelakukan pada guru dan murid-muridnya. Guru-guru yang mempersepsikan para murid di kelas unggulan sebagai murid yang cerdas dan persepsi itu membuat mereka saling bekerja sama untuk berprestasi.
Sementara para siswa di kelas yang kurang cerdas lebih gampang menyerah dan pesimis. Pelajaran yang sulit akan dianggap selamanya sulit karena keyakinan mereka bahwa mereka adalah murid-murid yang bodoh.
Pelajaran yang sama dipelajari oleh murid-murid di kelas yang cerdas dengan mental pemenang. Mereka optimis bahwa mereka pasti akan bisa menguasai pelajaran yang sulit tersebut dan tidak akan berhenti mencoba sampai bisa.
Para guru pun memberikan dukungan yang kuat karena persepsi mereka mengatakan bahwa murid-murid di kelas unggulan ini lebih potensial untuk sukses. Hati-hati terhadap persepsi dan keyakinan kamu!
Jadi kesimpulannya: penyesalan terbesar datang dari perbuatan yang tidak dilakukan daripada perbuatan yang telah dilakukan. Kegagalan mutlak bukanlah melakukan upaya-upaya yang tidak berhasil melainkan tidak berupaya sama sekali.
Dan kita harus menguatkan persepsi serta belief system/keyakinan, ini adalah tantangan yang akan saya bahas di tulisan-tulisan mendatang.

Ingat: terus berharap dan miliki mental unggulan!


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d