Zaman
sekarang, banyak orang berlomba-lomba menjadi seorang pemimpin. Baik itu
pemimpin di sebuah organisasi, kantor, hingga pemimpin di suatu daerah atau
negara. Para calon pemimpin banyak yang bersedia melakukan berbagai cara agar
bisa menjadi seorang pemimpin, bahkan tak jarang banyak yang bersedia melakukan
berbagai kecurangan agar bisa memegang tampuk kepemimpinan.
Kursi
pemimpin seolah menjadi tujuan penting yang harus dicapai meski harus
menggunakan cara yang haram, misalnya
adanya politik uang dan black campaign menyerang
lawan ketika pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden.
Kita
seringkali berfikir bahwa menjadi pemimpin itu menyenangkan, dihormati banyak
orang, mendapat kekayaan, berbagai macam fasilitas dan kemudahan, serta
berbagai macam kesenangan lainnya. Alasan-alasan inilah yang menjadikan banyak
orang berlomba-lomba ingin menjadi pemimpin, padahal tujuan utama pemimpin
tidaklah seperti itu.
Misalnya,
pemimpin di suatu daerah atau Negara, mereka memiliki tanggung jawab yang besar
untuk mensejahterakan rakyatnya, namun, apa yang kita lihat sekarang, para
pemimpin-pemimpin tersebut justru lebih banyak menyengsarakan rakyatnya, mereka
melakukan korupsi dan memakan uang rakyat untuk kesenangan pribadi.
Mereka
semua lupa tentang sumpah yang telah diucapkan tatkala dilantik, mereka telah
terlena dengan semua kesenangan dan kenikmatan yang telah mereka dapatkan. Para
pemimpin banyak yang menutup mata dengan kondisi rakyatnya yang masih berada
dalam garis kemiskinan.
Ketika
banyak yang kelaparan, tidak mampu mencukupi kebutuhan hidupnya, tidak mampu
menyekolahkan anak-anaknya, juga tidak mampu berobat karena sakit. Justru
banyak pemimpin yang pura-pura buta dengan semua itu, mereka lebih asyik
berkendara menggunakan mobil mewah, jalan-jalan keluar negeri dengan fasilitas negara,
bahkan dengan beraninya meminta kenaikan gaji dan tunjangan, serta melakukan
korupsi secara berjamaah. Apakah orang-orang seperti ini masih layak disebut
sebagai pemimpin yang pantas untuk dihormati?
Saat
ini, ketika seseorang terpilih menjadi pemimpin, ia akan bersyukur dan begitu
bahagia atas keberhasilannya. Padahal ia sebenarnya berada dalam lingkaran
pertanggungjawaban yang teramat berat.
Berbeda
dengan pemimpin sekarang yang tersenyum penuh kebanggaan ketika terpilih
menjadi pemimpin, sahabat Umar bin Khathab ra. justru menangis karena takut
tidak ada yang berani mengingatkannya jika melakukan kesalahan.
Keadilan Seorang Pemimpin
Hakikatnya
setiap orang adalah pemimpin dan setiap orang akan dimintai
pertanggungjawabannya ketika kelak di akhirat. Apabila kita menjadi pemimpin
namun tidak bisa berlaku adil, lalu bagaimana kelak pertanggungjawaban kita di
hadapan Allah?
Rasulullah SAW. bersabda :
Rasulullah SAW. bersabda :
“Setiap kalian adalah pemimpin dan
setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya. seorang imam adalah pemimpin
dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang suami adalah pemimpin terhadap
keluarganya, dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang istri adalah
pemimpin dalam rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang
pembantu adalah pemimpin terhadap harta majikannya, dan akan dimintai pertanggungjawabannya.
Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya.”
(HR.Bukhari dan Muslim).
Seorang
pemimpin bertanggungjawab atas semua orang yang dipimpinnya. Bayangkan apabila
ada rakyat yang masih kelaparan dan sengsara sehingga tidak rida atas seorang
pemimpin, hal ini bisa menghalanginya masuk surga.
Salah
satu syarat seorang pemimpin yang paling utama adalah adil. Ya, seorang
pemimpin haruslah bisa bersikap adil karena keberhasilan seorang pemimpin salah
satunya tercermin dari sikap adilnya.
Adilnya
seorang pemimpin adalah ketika ia tidak menggunakan hak rakyat untuk
kepentingan pribadi. Meskipun itu hanya setetes minyak sekalipun, namun karena
apabila seorang pemimpin menggunakan apa yang seharusnya menjadi hak rakyat,
maka sama artinya ia bersikap tidak adil pada rakyat.
Sikap
adil lainnya adalah ketika seorang pemimpin harus memutus perkara, jangan
sampai seorang pemimpin membela orang yang bersalah karena masih ada hubungan
keluarga atau kekerabatan. Sikap seperti ini tentunya akan menyakiti hati
rakyat dan apabila pemimpin tersebut meninggal dan belum mendapat keridhaan
dari rakyatnya, maka semuanya akan dibalas oleh Allah di akhirat kelak.
Para
pemimpin seharusnya mencontoh Rasulullah SAW. dan para sahabat. Rasulullah SAW.
tidak pernah berlaku tidak adil kepada umat, bahkan meski menjadi pemimpin umat
islam yang jumlahnya begitu besar. Rasulullah SAW. tetap tidur di atas pelepah
kurma dan kerap kali menahan lapar dengan mengganjalkan batu diperutnya.
Seorang
pemimpin memang sudah seharusnya mendahulukan kebahagiaan dan kesejahteraan
rakyatnya dibandingkan pribadi, karena apabila seorang pemimpin kaya, namun
rakyatnya masih ada yang sengsara, maka ia bukanlah pemimpin yang adil dan
bertanggungjawab.
Sebuah
kepemimpinan adalah amanah yang harus dijaga, oleh karena itu apabila kita
menjadi pemimpin, kita harus menjadi pemimpin yang adil dan bertanggungjawab,
karena setiap laku perbuatan kita sebagai pemimpin, kelak akan diminta
pertanggungjawabannya di akhirat. Baca Juga : SOLUSI DARI SETIAP PERMASALAHAN
Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?
Komentar
Posting Komentar
SILAKAN KOMENTAR SESUAI TOPIK.....