AL GHAZALI DAN USTAD JIDAT HITAM AL GHAZALI DAN USTAD JIDAT HITAM - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

AL GHAZALI DAN USTAD JIDAT HITAM

Al-Ghazali dan Ustad Jidat Hitam

Apa yang dijelaskan oleh seorang ustad dalam sebuah video yang lagi viral tentang sebab terjadinya hujan, sebetulnya bukan tak ada dasarnya sama sekali. Pandangannya sejalan dengan teologi dan filsafat dalam Islam. Apa yang dijelaskan ustad itu mirip dengan pandangan al-Ghazali, filsuf Muslim yang berjasa bagi kemunduran umat Islam.

Al-Ghazali adalah seorang pengikut al-Asy'ari yang sangat percaya pada kemahakuasaan tuhan. Pokoknya tuhan maha kuasa, bisa melakukan apa saja, termasuk hal-hal di luar kebiasaan (khariq al-adah). Argumen ini dipakai untuk menjelaskan mukjizat para nabi. Bagi al-Asy'ari dan al-Ghazali, Ibrahim dibakar api, tongkat Musa jadi ular, Mariam hamil tanpa suami, bulan dibelah Nabi, itu semua bukan dongeng, tapi bukti kemahakuasaan tuhan.

Meskipun belakangan al-Asy'ari merevisi pandangannya dan memperkenalkan konsep "usaha" (kasb) untuk menetralisir agar teologinya tak sama dengan kaum Jabariyyah (fatalisme), ujung2nya dia tetap percaya pada kedigdayaan tuhan. Manusia cuma berusaha, keputusan akhir tetap di tangan tuhan. Kalau tuhan mau jadiin seorang gadis hamil dan punya anak tanpa kawin, mau apa lu? Baca Juga : Islamofobia

Ibn Rushd, filsuf Muslim agung asal Spanyol, marah besar pada al-Ghazali. Menurutnya, orang kayak al-Ghazali inilah yang bikin kaum Muslim terbelakang. Al-Ghazalilah yang membuat umat Islam bersikap fatalistik dan enggan percaya pada Sains. Al-Ghazali telah membuat buruk nama Islam. Istilah anak sekarang: he gives Islam a bad name.

Jadi, ustad berjidat hitam itu cuma mengikuti al-Ghazali. Dia telah membuat nama Islam tercoreng-moreng, seperti warna jidatnya. Luthfi Assyaukanie



Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d