SEJARAH BANI ISRAIL (Part 2) : KEDENGKIAN DAN HIDUP YANG TERLUNTA-LUNTA SEJARAH BANI ISRAIL (Part 2) : KEDENGKIAN DAN HIDUP YANG TERLUNTA-LUNTA - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

SEJARAH BANI ISRAIL (Part 2) : KEDENGKIAN DAN HIDUP YANG TERLUNTA-LUNTA

Ilustrasi Gambar
Bani Israil dikecam karena kepongahannya. Sumbernya dengki. Ini dosa tertua. Iblis menolak sujud kepada Adam karena dengki. Qâbîl membunuh Hâbîl karena dengki (Tafsîr al-Qurthûbî/VI, h. 416). Bahasa Arabnya ḫasad. Mereka menolak Muhammad bukan karena ajarannya, tetapi orangnya. Mereka dengki kenapa Nabi pamungkas itu bukan dari Bani Israil, tetapi keturunan Ibrahim dari Ismail. 

Dengan pongah, mereka menyangka kenabian adalah hak keturunan Ishak. Mereka menolak Muhammad bukan karena bodoh, seperti kaum jahiliyah. Mereka tahu dan bahkan berharap datangnya seorang Nabi yang akan membela mereka melawan kaum politeis Arab. Namun, setelah nabi yang ditunggu-tunggu—nabi yang disebutkan dalam kitab suci mereka—itu datang, mereka mengingkarinya (QS Al-Baqarah [2]: 89).  

Di beberapa tempat, Al-Qur’an menggambarkan kedengkian mereka. 

بئسما اشتروا به أنفسهم أن يكفروا بما أنزل الله بغيا أن ينزل الله من فضله على من يشاء من عباده (البقرة : ٩٠) 

“Sangatlah buruk perangai mereka menjual dirinya, dengan mengingkari apa yang diturunkan Allah karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya” (QS Al-Baqarah [2]: 90). 

ود كثير من أهل الكتاب لو يردونكم من بعد إيمانكم كفارا حسدا من عند أنفسهم من بعد ما تبين لهم الحق (البقرة : ١٠٩) 

“Banyak di antara Ahlul Kitab ingin mengembalikanmu ke dalam kekafiran setelah beriman karena rasa dengki dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka (QS Al-Baqarah [2]: 109). Allah mencela kedengkian mereka. Kenapa mereka dengki kepada Muhammad, padahal Allah telah muliakan keturunan Ibrahim, dari jalur Ya’qub, karunia berlimpah. Di antara mereka terdapat para nabi, seperti Yusuf. 

Ada juga yang diangkat sebagai Nabi sebagai sekaligus raja, seperti Dawud dan Sulaiman. Al-Qur’an menegaskan: 

أم يحسدون الناس على ما آتاهم الله من فضله فقد آتينا آل إبراهيم الكتاب والحكمة وآتيناهم ملكا عظيما (النساء : ٥٤) 

“Apakah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang telah diberikan Allah kepadanya? Sungguh, Kami telah berikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami berikan mereka kerajaan (kekuasaan) yang besar” (QS An-Nisa [4]: 54). 

Kedengkian Bani Israil menjadi pangkal dari berbagai penyakit dan kutukan. Allah cabut kemuliaan mereka. Mereka menjadi bangsa terlunta-lunta, hidup di bawah penindasan bangsa lain. Kedengkian mereka bukan hanya kepada bangsa lain. Mereka bahkan dengki kepada saudara mereka sendiri, tetapi beda ibu, yaitu Yusuf putra Ya’qub dari Rahel. Yusuf dibuang, tetapi kelak menjadi pejabat di Mesir. Ya’qub dan putra-putranya menyusul. Keturunan Israil pindah ke Mesir. 

Setelah sekian lama, mereka hidup di bawah penindasan bangsa Qibti. Fir’aun memburu dan mempersekusi mereka. Musa datang dan membawa mereka eksodus ke Palestina.  Sepeninggal Musa dan Harun, mereka hidup di bawah penindasan bangsa Palestina. Allah mengutus Thalut yang memulihkan kekuasaan mereka. Thalut digantikan Dawud. Dawud digantikan Sulaiman. Sulaiman membangun Baitul Maqdis. Sepeninggal Sulaiman, Bani Israil terbelah dua. 

Di sisi selatan berdiri Kerajaan Yehuda, beribu kota di Yerussalem. Di sisi utara berdiri Kerajaan Israel, beribu kota di Samaria. Pada 720 SM, Kerajaan Samaria hancur ditaklukkan bangsa Asyur. Sebagian penduduknya ditawan dan dijadikan budak. Sebagian lari ke Yehuda. Inilah periode awal hilangnya sepuluh suku Bani Israil.  Setelah itu giliran Kerajaan Yehuda ditaklukkan Babilonia. Nebukadnezar II, penguasa Babilonia, menghancurkan Baitul Maqdis pada 587 SM. Bani Israil ditawan, diangkut ke Irak, dan dijadikan budak. Cirus Yang Agung, penguasa Persia, mengalahkan Babilonia. Dia mengizinkan Bani Israil balik ke Palestina dan membangun ulang Baitul Maqdis. Kekaisaran Persia ditaklukkan Alexander The Great pada 334 SM. Bani Israil hidup di bawah kekuasaan bangsa Yunani. 

Dua abad kemudian, mereka hidup di bawah penguasa Romawi, Herodes. Mereka berontak, Herodes menghancurkan Baitul Maqdis. Ini kali kedua situs suci warisan Sulaiman ini dihancurkan. Bani Israil ditawan dan dijadikan budak. Kaisar Hadrianus membangun ulang Baitul Maqdis, bukan untuk Tuhan, tetapi untuk dewa Romawi, terutama Yupiter. Bani Israil marah. 

Mereka berontak. Meletuslah Perang Bar Kokhba (132-135 M). Bani Israil ditumpas. Setengah juta orang tewas, 985 desa diratakan dengan tanah. Mereka ditawan dan dijadikan budak, juga dilarang memasuki Yerusalem. Pada 610 M, Dinasti Sasania Persia mengalahkan Romawi dan merebut Palestina. Bani Israil diberi wewenang memugar Baitul Maqdis. Hanya berselang lima tahun, bangsa Romawi kembali merebut Palestina. Helena, istri Konstantin, menghancurkan Baitul Maqdis dan menjadikannya sebagai got pembuangan sampah.  

Bani Israil memasuki kembali era diaspora. Mereka keluar dari Palestina dan hidup terlunta-lunta. Sebagian mereka ke Aagea (Yunani), Anatolia (Turki), Kirenaika (Libya), Italia, dan Mesir. Beberapa pindah dan menetap di Arab, terutama Madinah. Mereka terbagi ke dalam tiga klan besar: Bani Nadhlir, Bani Quraidhah, dan Bani Qainuqa’.  

Ketika Nabi Muhammad diangkat sebagai utusan, mayoritas Yahudi ingkar. Mereka menandatangani Piagam Madinah, tetapi membelot. Yahudi Bani Nadhir diusir. Inilah pengusiran pertama Bani Israil oleh Nabi yang diabadikan Al-Qur’an, Surat Al-Hasyr. Setelah Fathu Makkah, Nabi secara bertahap membersihkan Bani Israil dari seluruh Jazirah Arab.  

Derita mereka belum berakhir. Bani Israil, yang tinggal di Eropa, mengalami sentimen anti-semit yang meluas. Puncaknya Hitler, penguasa Jerman yang percaya keunggulan ras Aria, memberangus sekitar enam juta Yahudi. Secara bertahap, ini ia lakukan sejak 1933-1945. Peristiwa ini dikenal sebagai Holocaust, genosida terbesar terhadap Bani Israil dalam sejarah modern.  

Masa depan Bani Israil mulai mengalami titik balik sejak Deklarasi Balfour 1917, Proklamasi Kemerdekaan 1948, Perang 1967, dan seterusnya. Tetapi kita percaya Al-Qur’an. Pada setiap masa, hingga hari kiamat, Allah akan mengutus tangan-tangan untuk mendera Bani Israil karena kepongahannya.  Baca Juga : Sejarah-bani-israil-part-3-dua-belas

Hitler hanya pengulangan dari sosok Fir’aun, Nebukadnezar II, Herodes, Hadrianus, dan Helena. Ini janji Allah dalam Al-Qur’an: 

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكَ لَيَبْعَثَنَّ عَلَيْهِمْ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ مَنْ يَّسُوْمُهُمْ سُوْۤءَ الْعَذَابِ (الاعراف : ١٦٧)  

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memberitahukan bahwa sungguh Dia akan mengirim orang-orang yang akan menimpakan azab yang seburuk-buruknya kepada mereka (orang Yahudi) sampai hari kiamat” (QS Al-A’raf [7]: 167). Sejarah belum berakhir. Negara Israel, yang mengklaim sebagai rumah Bani Israil, kini menjelma menjadi raksasa ekonomi dan militer di dunia. Sepintas mereka tidak akan mungkin lenyap dari peta dunia. Tetapi, janji Allah tidak akan meleset. Kita tidak tahu, siapa lagi yang akan dikirim Allah untuk mengazab mereka. Bersambung. 



Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

CARA MENINGKATKAN PENGGUNAAN WAKTU BEKERJA DENGAN TEPAT

Seorang pekerja tangguh akan mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Sebab, ia menyadari bahwa waktu adalah organisasi, kekuasaan, ukuran, dan bernilai uang. Pekerja tangguh yang dapat mengatur dan menggunakan waktu dengan baik seperti berhasil menerapkan manajemen waktu. Salah satu cara untuk meningkatkan penggunaan waktu dengan tepat ialah memulai segala kegiatan secara bersamaan dan serempak. Oleh karena itu, anda harus mempunyai kepribadian kuat sebagai modal utama dalam belajar. Pekerja tangguh senantiasa berusaha keras sehingga memiliki kebebasan dalam berekspresi. Dengan demikian, hal tersebut merupakan komponen dasar dari keselarasan antara keinginan dan kebutuhan pandangan mata. Disiplin juga berarti tepat waktu dalam segala hal. Ketika seseorang menuntun dirinya menjadi pekerja yang selalu tepat waktu, maka dengan sendirinya ia telah menunjukkan komitmen dan kesetiaan terhadap perusahaan. Dengan kata lain, ia telah berusaha mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya...

AN NIFARI SANG PENGELANA YANG ENGGAN BICARA

An-Nifari, Sang Pengelana yang Enggan Bicara Ketinggian tokoh sufi dari Irak ini konon melebihi Rumi dan Hallaj. Dia adalah teoritikus sufi sekaligus sastrawan besar. “Ketika kita sudah melakukan sesuatu dengan baik dan bersungguh-sungguh, mengapa harus meributkan penilaian orang lain? Bukankah Ridha-Nya yang kita harapkan?” Nama mistikus ini agak asing di telinga kita. Tidak seperti al-Hallaj, ia seakan kurang begitu terdengar. Padahal dimata para ahli tasawuf, pandangan-pandangan sufistiknya sangat berpengaruh. Terbukti dari banyaknya para sufi sesudahnya yang banyak mengikutinya. Dia adalah An-Nifari, yang telah meninggalkan jejak kesufian yang luar biasa. Dalam memaknai tasawuf, misalnya, ia lebih berhati-hati. Itu sebabnya ia menjadi panutan bagi para sufi yang lain. Nama lengkapnya ialah Muhammad ibnu Abdul Jabbar bin al-Husain an-Nifari. Di dunia sastra klasik Irak, namanya menjulang karena karya-karyanya yang masyhur. Tapi sejarah hidupnya sulit dilacak. Menurut c...

AGAMA DIMASA DEPAN

Agama Dimasa Depan Kehidupan saat ini adalah kehidupan yang serba kompleks, banyak sekali nilai-nilai agama yang dipertaruhkan demi kekuasaan, arogansi mayoritas, dan kepentingan-kepentingan kelompok yang sempit, disamping itu, agama juga punya sebuah tantangan hebat dari realitas yang terjadi saat ini, mampukah agama menjadi solusi terhadap berbagai masalah persoalan ummat manusia saat ini? Persoalan memudarnya kasih sayang diantara sesama manusia, pertikaian antar kelompok, merebaknya kekerasan, merebaknya intoleransi antar agama dan antar golongan, antara mayoritas dan minoritas, tragedi kemanusiaan yang terjadi dimana-mana, pembantaian umat manusia hanya demi ideologi kepentingan kelompok dan kekuasaan seperti yang terjadi di suriah, afganistan, rohingnya, thailand selatan, dll. Ketika agama tidak bisa menyelesaikan semua persoalan-persoalan ini, salahkah ketika agama harus ditinggalkan oleh penganutnya? Dan apa fungsi dan gunanya agama kalau tidak bisa menyelesaik...

KEKUATAN TEKAD MERUPAKAN FAKTOR PENTING MENUJU KESUKSESAN

Kekuatan Tekad Merupakan Faktor Penting Menuju Kesuksesan Menurut anda, apakah yang menjadi faktor penting untuk menuju kesuksesan? Walaupun ada banyak hal lain yang dapat menjadi faktor, saya percaya bahwa faktor penting untuk sukses adalah KEKUATAN TEKAD. Paul Graham, pendiri sebuah startup inkubator di Silicon Valley menulis ini : “Kami mempelajari bahwa prediktor yang paling penting dari kesuksesan adalah tekad. Meskipun faktor lain dapat membantu anda untuk menjadi lebih pintar, namun itu bukanlah faktor penentu. Ada banyak orang secerdas Bill Gates yang bahkan tidak mencapai apa-apa”. Dalam buku The Dip, Seth Godin menulis bahwa ada sebuah tempat di jalan menuju kesuksesan. Dimana anda akan mengalami kemunduran. Ia menyebut tempat itu dengan “lubang”. Ini adalah tempat dimana kekuatan tekad anda dibutuhkan. Banyak orang yang berhenti disana. Namun pemenang pasti dapat melaluinya. Kekuatan tekad dapat membantu anda melewati rintangan dan mengejar impian anda di ...

ABU NASR MUHAMMAD BIN AL FARABI, DEDIKASI TAK MENGENAL LELAH

Abu Nasr Muhammad bin Al-Farabi, Dedikasi Tak Mengenal Lelah Dalam setiap masa, selalu ada orang brilian yang layak di teladani. Dengan segala macam cara dan penemuan baru serta pemikiran cemerlang. Tanpa kenal lelah, mereka telah berusaha semaksimal mungkin untuk berkarya dan memberikan sesuatu yang terbaik bagi kemaslahatan umat manusia. Ini merupakan cara mereka untuk beribadah dan berjuang bagi kepentingan umat. Figur seorang filsuf muslim yang namanya sudah tidak asing dalam dunia Islam. Nama lengkapnya: Abu Nasr  Muhammad bin Tarkhan bin Awzalagh al-Farabi. Dalam teks-teks Latin di abad pertengahan, ia di kenal dengan nama Alfarabius atau Avennasar. Beliau lahir pada tahun 257 H / 870 M, di kampung Wasij di dalam wilayah Farab si seberang Sungai Sihun dan Jihun (Republik Turkistan sekarang). Ayahnya berasal dari Iran dan menjadi tentara kerajaan Samaniah dengan pangkat rendah. Sedangkan ibunya berasal dari daerah Turkistan. Dalam hal pendidikan keluarga, ayahnya san...