Dahulu saat saya sudah mempelajari ilmu Tasawwuf sebagai sisi bathin dalam ajaran Islam, maka semakin banyak saya pelajari semakin besar rasa keingintahuanku tentang hakikat kebenaran.
Saat teman-teman yang lain hanya fokus belajar tasawwuf dari agama islam saja, tapi karena keinginan tahuanku tentang hakikat kebenaran sangatlah besar maka saya memutuskan juga mempelajari ajaran tasawwuf (Spiritual) dari agama-agama yang lain semisal Nashrani, Brahma, Hindu, Yahudi, buddha dan lain-lain.
Dan kesimpulanku tasawwuf dalam islam dengan tasawwuf dalam agama lain mempunyai kesamaan walau syareatnya berbeda.. karena ajaran tasawwuf itu sudah ada semenjak nabi adam, ajaran tasawwuf ini bagian dari agama tauhid.
Adanya sisi bathin (tasawwuf) yang terdapat dalam ajaran-ajaran Kristen, Yahudi, Hindu, Buddha, dan lain-lain malah memperkuat status kebenaran dari ajaran tasawwuf islam, seperti ada benang merah antara agama-agama yang ada didunia, dengan agama islam.
Itu sebabnya dari semua tulisanku dari dulu sampai sekarang selalu menyertakan tasawwuf dari agama lain, pemikiranku ini kadang selalu ditentang oleh sesama sufi, bahkan ada yang mengatakan jalan tasawwufku ini jalan yang salah..
Tapi saya tetap dengan pendirianku inilah jalan sufiku.
Syaikh Siti Jenar juga ditentang oleh walisongo padahal mereka ini juga berada didalam jalan yang sama jalan tasawwuf..
Al hallaj, Ibnu Arabi dan Jalaluddin Rumi juga pernah ditentang oleh teman terdekatnya karena mengambil jalan yang berbeda..
Tasawwufku adalah tasawwuf universal..
Seorang guru sufi pernah berkata :
Jika menyangkut hubunganmu dengan Tuhan berlaku prinsip : “Banyak Agama, Satu Kebenaran ”, karena dengan itu engkau akan bisa lebih menghayati ajaran dan nilai nilai terdalam dari agamamu.
Tapi jika menyangkut hubunganmu dengan sesama manusia maka berlaku prinsip : “Banyak Agama, Banyak jalan menuju Kebenaran“ dengan demikian maka akan tercipta keharmonisan, kerukunan dan kedamaian. Baca Juga : Jangan-terlalu-membanggakan-ibadahmu
Jalaluddin rumi berkata :
"Lampu-lampu itu berbeda, namun Cahaya itu sama, ia datang dari Atas. Apabila engkau terus memandangi lampu, engkau akan bingung, karena akan muncul penampakan jumlah dan keragaman.Tetapkanlah pandanganmu pada Cahaya, dan engkau akan terlepas dari dualisme yang melekat pada tubuh yang terbatas.
Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?
Komentar
Posting Komentar
SILAKAN KOMENTAR SESUAI TOPIK.....