MENERAPKAN LIMA BELAS TIPS INI MEMBUAT PEMIMPIN BERWIBAWA MENERAPKAN LIMA BELAS TIPS INI MEMBUAT PEMIMPIN BERWIBAWA - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

MENERAPKAN LIMA BELAS TIPS INI MEMBUAT PEMIMPIN BERWIBAWA

LAKUKAN LAH
1. Lebih banyak mendengar daripada berbicara
Seorang pemimpin tidak hanya wajib pintar dalam berbicara, namun juga mendengarkan. Jika pemimpin tak bisa mendengarkan masukan dari bawahan mereka, perusahaan akan sulit maju. Karena biasanya para bawahanlah yang berhadapan langsung dengan pelanggan.

2. Bicaralah dengan singkat, namun langsung menuju inti permasalahan.
Setelah menerima segala masukan yang ada, saringlah seluruh informasi tersebut, kemudian di akhir buatlah sebuah kesimpulan berupa target apa yang harus dicapai dalam sebulan kedepan. Sehingga, arah kerja kalian lebih terarah.

3. Buktikan kemampuanmu melalui hasil, bukan omongan belaka.
Seorang pemimpin yang hanya pintar bicara tak akan dihargai oleh bawahan mereka. Buktikan bahwa pemikiranmu itu memang bisa diterapkan dan memberi hasil maksimal, bukan sekedar bualan belaka.

4. Percayalah kepada orang lain untuk melakukan pekerjaan mereka masing-masing.
Kamu tak akan bisa mengerjakan segala sesuatunya sendirian. Sebagai pemimpin, kamu juga harus bisa bekerja didalam tim. Jika seseorang sudah mempunyai jobdesc, maka percayalah pada orang tersebut sepenuhnya. Tentu saja, kamu wajib mengevaluasi kinerja mereka, misalnya seminggu sekali.

5. Jangan lupa, hargai usaha mereka sesudahnya. Apalagi kalau mereka benar-benar melakukan yang terbaik.
Setiap orang tentu suka terhadap penghargaan. Kalau kamu membiarkan mereka bekerja seperti 'sapi perah' maka kamu tidak akan ada nilainya di mata bawahan. Penghargaan tak selalu berupa uang, bisa berupa gelar employee of the month atau mengadakan pesta kecil-kecilan di kantor.

6. Buatlah orang lain yang datang padamu, gunakan sebuah 'umpan' jika diperlukan.
Jangan tampak seperti orang yang tampak 'memohon-mohon' dan kebingungan mencari orang. Buatlah sebuah image dimana perusahaan kamu benar-benar merupakan perusahaan sustainable dan orang berbahagia saat bekerja disana.

7. Hindarilah berada dalam duniamu sendiri, dan ikutlah terjun dalam pekerjaan.
Seorang atasan tak boleh mengurung dirinya didalam ruangan presdir. Sesekali, bergabunglah dalam meja kerja bawahan kamu, agar kamu tahu sampai mana proyek yang sedang dikerjakan saat itu.

8. Selalu kontrol amarahmu, semua orang bisa melakukan kesalahan.
Bahkan, kamu juga bisa melakukan kesalahan. Jadi, jika ada bawahan yang melakukan kesalahan, nasihatilah dia dengan baik agar dia bisa belajar dari kesalahan dan performanya semakin baik lagi.

9. Berikan contoh langsung agar mereka tahu bahwa kamu pun bisa melakukannya dengan benar.
Apabila bawahanmu tampak bingung dan tidak terarah, coba ambil alih pekerjaannya sejenak, dan berikan contoh yang benar agar dia tak melakukan kesalahan lagi. Pasalnya, ada beberapa orang yang baru mengerti saat melihat contoh bagaimana cara melakukan pekerjaan tersebut secara langsung.

10. Percaya pada teman boleh, namun jangan memberikan seluruh hatimu padanya.
Tak jarang kamu akan bekerja sama dengan teman sendiri. Meskipun itu teman baikmu sendiri, kamu harus bisa membedakan antara hubungan bisnis dan hubungan pribadi. Banyak sekali mereka yang pertemanannya hancur karena salah paham saat berbisnis bersama.

11. Meskipun kamu tak menyukai partner bisnis kamu, jangan menunjukkannya.
Terkadang, kamu harus bekerja sama dengan orang yang paling cerewet sedunia. Ini wajar sekali dalam berbisnis, dan kamu harus lebih mementingkan kepentingan bersama seluruh perusahaan daripada perasaan pribadi kamu.

12. Ketahui apa kekuatan dan kelemahan dari orang lain, sehingga kamu bisa menyentuh hati mereka.
Jadilah seorang teman kepada setiap bawahan ataupun partner kerja kamu. Kalau orang nyaman saat berbicara denganmu, tentu hubungan kerja kalian akan langgeng.

13. Bersikap royal terhadap bawahanmu dan jangan egois.
Sesekali, buatlah pesta perayaan di kantor, seperti makan bersama. Sehingga, suasana kantormu lebih kekeluargaan dan membuat bawahanmu saling mengenal dan lebih dekat satu sama lain.

14. Selalu buat rencana lebih maju kedepan.
Bawahan kamu dikantor terus menanyakan dalam hati apakah perusahaanmu dapat terus berkembang. Jangan lupa terus memikirkan bagaimana caranya mengembangkan usaha tersebut untuk lebih maju. Utarakan rencanamu kepada bawahan, siapa tahu kamu bisa mendapatkan masukan yang bermaanfaat.

15. Terapkan cara berpikir "Bagaimana jika aku berada di posisinya?"
Seringkali kamu bertindak hanya menggunakan pemikiranmu sendiri. Kamu tak pernah membayangkan bagaimana jika kamu berada di posisi mereka. Apakah kamu sudah cukup puas dengan suasana kerja? Apakah kamu sudah puas dengan perilakumu sendiri terhadap orang lain? Selalu renungkan hal tersebut sebelum bertindak dan mengambil keputusan. Baca juga Pemimpin-harus-punya-mental-yang-kuat


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d