Halo Leaders!
Menjadi leader membuat Anda memiliki otoritas dan kekuasaan. Yang membedakan antara good leader dengan bad leader adalah bagaimana Anda menggunakan otoritas dan kekuasaan tersebut. Good leader yaitu Anda, tidak akan menggunakannya untuk mengintimidasi dan membuat ketakutan dalam mengelola tim.
Bad leader mengintimidasi dan membuat ketakukan, mengutip kalimat gurunda kek Jamil Azzaini ; bad leader kerjanya cuma dua ‘ah’. ‘ah’ pertama yaitu perintah dan ‘ah’ kedua marah, leader yang kerjanya cuma perintah-perintah jika tidak ada lagi yang diperintah ia marah-marah, hal itu ia lakukan karena tidak memiliki ‘ah’ yang namanya Kafa’ah (kemampuan).
Banyak leader tidak tahu bahwa sikap mereka akan menjadi standar bagaimana staf memperlakukan staf lain dan konsumen. Bagaimana agar Anda dapat menularkan sikap yang baik kepada staf dan akhirnya sikap positif akan berdampak pada pelayanan kepada konsumen?
Biasakan melakukan “3 Jangan” :
1. Jangan mengintimidasi. Bad leader akan memilih menggunakan manajemen ketakutan daripada penghargaan. Percayalah, jauh lebih menyenangkan dan lebih baik bekerja dalam organisasi yang menggunakan penghargaan alih-alih ketakutan untuk menyelesaikan pekerjaan.
2. Jangan menelanjangi. Mendidik itu bukan menelanjangi. Jika staf melakukan kesalahan atau ketidakdisiplinan dalam bekerja, nasehati mereka secara pribadi berdua tanpa harus “menelanjangi” mereka di depan orang lain. Menjadi leader artinya Anda juga menjadi seorang penasehat yang bijaksana.
3. Jangan marah. Jika harus marah, sebelumnya Anda harus yakin bahwa selalu ada intensi positif di balik setiap tindakan, temukan apa nilai positif dari sebuah kejadian sehingga marah adalah kegiatan mengkonfirmasi atas sikap tim yang tidak sejalan dengan tujuan perusahaan, bukan karena interest pribadi. Baca juga Menerapkan-lima-belas-tips
Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?
Komentar
Posting Komentar
SILAKAN KOMENTAR SESUAI TOPIK.....