TIGA CARA PEMIMPIN YANG DISEGANI TIGA CARA PEMIMPIN YANG DISEGANI - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

TIGA CARA PEMIMPIN YANG DISEGANI

Halo Leaders!
Menjadi leader membuat Anda memiliki otoritas dan kekuasaan. Yang membedakan antara good leader dengan bad leader adalah bagaimana Anda menggunakan otoritas dan kekuasaan tersebut. Good leader yaitu Anda, tidak akan menggunakannya untuk mengintimidasi dan membuat ketakutan dalam mengelola tim.


Bad leader mengintimidasi dan membuat ketakukan, mengutip kalimat gurunda kek Jamil Azzaini ; bad leader kerjanya cuma dua ‘ah’. ‘ah’ pertama yaitu perintah dan ‘ah’ kedua marah, leader yang kerjanya cuma perintah-perintah jika tidak ada lagi yang diperintah ia marah-marah, hal itu ia lakukan karena tidak memiliki ‘ah’ yang namanya Kafa’ah (kemampuan).

Banyak leader tidak tahu bahwa sikap mereka akan menjadi standar bagaimana staf memperlakukan staf lain dan konsumen. Bagaimana agar Anda dapat menularkan sikap yang baik kepada staf dan akhirnya sikap positif akan berdampak pada pelayanan kepada konsumen?

Biasakan melakukan “3 Jangan” :
1. Jangan mengintimidasi. Bad leader akan memilih menggunakan manajemen ketakutan daripada penghargaan. Percayalah, jauh lebih menyenangkan dan lebih baik bekerja dalam organisasi yang menggunakan penghargaan alih-alih ketakutan untuk menyelesaikan pekerjaan.
2. Jangan menelanjangi. Mendidik itu bukan menelanjangi. Jika staf melakukan kesalahan atau ketidakdisiplinan dalam bekerja, nasehati mereka secara pribadi berdua tanpa harus “menelanjangi” mereka di depan orang lain. Menjadi leader artinya Anda juga menjadi seorang penasehat yang bijaksana.
3. Jangan marah. Jika harus marah, sebelumnya Anda harus yakin bahwa selalu ada intensi positif di balik setiap tindakan, temukan apa nilai positif dari sebuah kejadian sehingga marah adalah kegiatan mengkonfirmasi atas sikap tim yang tidak sejalan dengan tujuan perusahaan, bukan karena interest pribadi. Baca juga Menerapkan-lima-belas-tips


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d