KAPAN HARUS DIAM DAN KAPAN HARUS BICARA KAPAN HARUS DIAM DAN KAPAN HARUS BICARA - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

KAPAN HARUS DIAM DAN KAPAN HARUS BICARA

Kapan Harus Diam dan Kapan Harus Berbicara
Minggu lalu, ketika atasan anda meminta pandangan anda untuk suatu hal, anda mengatakan tidak memiliki ide. Namun sebenarnya di dalam otak anda penuh dengan ide-ide yang siap untuk dikeluarkan. Ketika atasan anda  akhirnya memutuskan untuk menjalankan ide rekan kerja anda, anda menyesal  dan berharap anda mengatakan ide-ide anda tersebut kepada atasan anda.

Kemarin, tetangga anda melampiaskan frustrasinya kepada anda tentang anak  remajanya yang pulang larut malam. Anda kemudian mendatangi anaknya dan  menasihatinya, mengatakan apa yang ibunya keluhkan pada anda. Sekarang,  tetangga anda marah pada anda karena mencampuri urusannya, dan anda  berharap seharusnya anda tetap diam saja.

Dapat menjadi sesuatu yang sulit untuk mengetahui kapan harus berbicara dan  kapan harus diam. Kesadaran diri, cara pandang dan empati adalah kunci  untuk membuat keputusan yang tepat.

Tetap Diam Ketika:

– Anda tidak punya sesuatu untuk dikatakan. Kadang-kadang orang berbicara  hanya karena ada keheningan. Hal ini menyebabkan obrolan menjadi tak ada  artinya. Jika anda berbicara semata-mata karena ingin memecah keheningan,  anda berarti tidak memiliki sesuatu untuk dikatakan. Jangan menganggap ada  sesuatu yang salah karena seseorang tidak berbicara, karena mungkin mereka  tidak punya sesuatu untuk dikatakan. Berbicara dengan spontan; ini adalah  kunci untuk mencapai kejujuran dan fokus.

– Anda perlu waktu untuk memperkuat reaksi anda. Dalam situasi sarat dengan  muatan emosional, seperti berdebat atau berargumen dengan pasangan atau  teman, selalu ada risiko anda menanggapi dengan cara yang menyakitkan atau  agresif. Untuk mendapatkan perspektif tentang suatu masalah, anda mungkin  perlu melangkah mundur dan mengamati. Hal ini memungkinkan anda untuk mendengarkan intuisi anda dan secara logis menguraikan apa yang sebenarnya  terjadi.

– Memang lebih baik untuk tidak mengatakan apa-apa. Hindari mengungkapkan  pikiran dan perasaan yang tidak relevan. Misalnya, tidak perlu untuk  memberitahu sahabat anda bahwa istri/suaminya tidak menarik dan ia bisa  mendapatkan yang lebih baik. Aturan ini juga berlaku ketika seseorang  mempercayakan anda dengan informasi pribadi. Jika anda membocorkan apa yang menjadi rahasianya, mereka sulit untuk mempercayai anda lagi.

– Anda tidak memiliki pendengar yang reseptif. Tidak ada gunanya berbicara  jika orang lain tidak mendengarkan anda, karena pesan apapun yang coba anda  sampaikan tidak akan didengarnya.

Berbicara Ketika:

– Anda ingin membiarkan perasaan anda diketahui. Untuk menjaga situasi  tetap damai, beberapa orang memendam emosi yang harusnya diungkapkan. Namun  hal ini justru dapat menjadi bumerang yang jauh lebih berbahaya, karena  emosi yang terpendam suatu saat dapat menjadi bom waktu yang siap meledak  kapan saja. Jadi misalnya ketika pasangan anda membuat masakan yang kurang  enak, anda harus memberitahu perasaan anda agar menjadi perhatian untuknya.  Memendam perasaan anda hanya akan membuat buruk hubungan anda kelak.

– Anda memiliki kekuatan untuk mengubah sesuatu. Jika kata-kata anda dapat  mengubah situasimenjadi lebih baik, anda harus mengungkapkannya. Misalnya,  jika saudara anda sedang berada dalam kesedihan dan mengasihani diri  sendiri karena ia kehilangan pekerjaannya, anda mungkin bisa menghiburnya  atau menunjukkan kepadanya sisi terang kehidupan untuk mengangkat dia  keluar dari depresi.

– Sebuah kesempatan emas datang menghampiri. Kesempatan yang hilang dapat  membuat jengkel, sehingga satu atau beberapa kata dari anda dapat membuat  perbedaan. Misalnya, anda memiliki persaan malu untuk berinisiatif  menghubungi sahabat anda yang dahulu pernah bertengkar hebat dengan anda.  Suatu ketika anda bertemu tidak sengaja dengannya di suatu acara, tangkap kesempatan tersebut dengan mulai berbicara kepadanya. Baca juga Seratus-cara-meningkatkan-kualitas


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d