“Vox Populi Vox Dei.” Suara Rakyat adalah
Suara Tuhan, suatu pernyataan yang cukup populer di masa pence-rahan (renaesance), ketika rakyat mulai berani menggugat hegemoni penguasa absolut.
Pada saat itu, slogan perlawanan ini memang cukup mengena. Sebab yang dihadapi
adalah penguasa otoriter yang menyamakan dirinya dengan Tuhan, atau merasa
mendapat hak istimewa dari Tuhan untuk menguasai segenap aspek kehidupan
manusia.
Dalam perkembangannya, semboyan tersebut,
menjadi pupuk perangsang tumbuhnya ide-ide demokrasi atau paham kedaulatan
rakyat. Dewasa ini, kalimat dengan empat kata itu, juga masih kerap terdengar
nyaring. Maklum, hingga saat ini, demokrasi masih dianggap konsep terbaik
penyelenggaraan kekuasaan negara, dan hampir sebagian besar negara di dunia
menyatakan dirinya sebagai negara demokrasi.
Rakyat sebagai pemilik kedaulatan pun naik
daun. Aspirasi dan keinginan rakyat menjadi amat bertuah, sehingga jadi obyek
buruan para pihak yang berambisi menguasai negara. Dengan dalih “vox populi vox
dei,” suara rakyat pun disakralkan karena ia dipahami seakan-akan identik
dengan firman Allah. Apalagi ditilik dari perspektif teologis, rakyat dalam
terminologi politik merupakan kumpulan manusia, dan makhluk yang disebut
manusia senantiasa berada pada kedudukan yang mulia karena diciptakan
berdasarkan Citra Allah (Imago Dei) atau pengemban amanat Allah di muka bumi
(Khalifatullah).
Berbagai deviasi dan distorsi makna kedaulatan
rakyat pun muncul karena pada tataran praksis apa yang disebut “suara rakyat,”
ternyata tidak lahir karena tuntunan akal sehat, ketulusan hati, kemurnian
nurani, serta pertanggungjawaban kepada Sang Illahi, tapi karena gelimang
selingkuh politik uang, kekerasan intimidasi, kelihaian pembohongan, atau nafsu
memangsa manusia lain atas dorongan naluri “homo homini lupus.” Mencari makna
hakiki vox populi vox dei dalam ruang realitas kehidupan cenderung semakin
sulit karena dalam konteks kekuasaan negara ia hanya tercermin dalam bentuk
tumpukan angka yang kemudian diperhadapkan dalam konfigurasi mayoritas dan
minoritas.
Lantas, jika “suara mayoritas” dikukuhkan
menjadi “vox dei,” lalu suara minoritas suara siapa ?. Demikian pertanyaan
menggumpal dalam benak awam yang selalu dituntut agar setia kepada rumus-rumus
matematika demokrasi. Pada titik inilah, alur logika kerap menemui tonggak
kebuntuan, sehingga fokus pertanyaan kembali pada titik awal yakni, hakekat
dari makhluk yang disebut “rakyat” itu sendiri.
Bila berpangkal tolak pada terminologi politik
bahwa rakyat adalah kumpulan manusia, maka tentu arah sorotan pun pada akhirnya
tertuju kepada manusia. Dengan kata lain, apakah jatidiri manusia sebagai imago
dei adalah identifikasi yang bersifat permanen, atau sewaktu-waktu dapat
berubah menjadi sosok kebalikannya.
Perdebatan panjang tentu tak terhindarkan
karena dengan pendekatan biologis saja, pasti sulit membongkar anatomi
kesejatian manusia yang penuh misteri. Karena itu –setelah melewati pergumulan
pikiran yang intens– berbagai pakar akhirnya menyimpulkan bahwa: Manusia adalah
makhluk tiga dimensi. Ia terdiri dari dimensi jasmani, atau disebut fisik, atau
ragawi dimensi jiwa atau spirit atau rohani, dan terakhir yang menjadi inti
kesejatian manusia adalah dimensi nurani, yang sejatinya adalah tempat
bersemayam “Roh Allah” atau “Nur Illahi (Terang Allah).”
Eksistensi manusia sebagai makhluk tridimensi,
sebenarnya dengan jelas dan gamblang dijelaskan dalam Al-Kitab. Bahkan dalam
Roma 8 ayat 1-30, ditegaskan keharusan bagi manusia memelihara kesejatian
dirinya sebagai imago dei yang hidup dalam tuntutan “Terang Allah” atau “Roh
Penghibur.”
Pemahaman akan makna hakiki manusia dalam tiga
dimensi tersebut tentu perlu, agar manusia dalam kehidupannya selalu sadar akan
keberadaannya sebagai “Bait Allah” yang harus dijaga kesuciannya. Selain itu,
dengan kesadaran itu pula manusia niscaya dapat memahami akar dari berbagai
penyebab distorsi, dan deviasi dalam kehidupan keseharian.
Bila manusia dalam dimensi jasmani kerap
terganggu kesehatannya karena cacat jasmani atau karena mengidap sakit jasmani,
maka manusia dalam dimensi rohani dan nurani pun bisa mengalami hal yang sama.
Cacat atau sakit rohani dan nurani inilah yang kerap mewabah di luar kesadaran
manusia itu sendiri. Bahkan dapat berjangkit secara kolektif pada satu
komunitas masyarakat dan bangsa.
Boleh jadi karena sakit rohani dan nurani
itulah, terjadi anomali dalam formulasi dari “suara rakyat, suara Tuhan,”
sehingga hasil yang diperoleh justru kebalikannya. Sebagai bangsa, Indonesia
bukan sekali dua kali mengalami hal ini. Adalah kenyataan, sudah beberapa kali
Indonesia menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memberikan tempat terhormat
bagi “suara rakyat (karena dianggap identik dengan “suara Tuhan”),” namun
setiap kali itu pula yang muncul dipermukaan justru para koruptor, pelanggar
hak asasi manusia, pencoleng uang rakyat, dan sebagainya.
Dalam keadaan seperti ini, maka makna “vox
populi vox dei” layak untuk dipertanyakan. Mungkin saja, slogan yang terdengar
amat mulia ini tinggal pepesan kosong, karena rakyat yang didengar suaranya itu
lebih dalam jumlah dominan adalah mereka yang mengidap cacat rohani dan
kekelaman nurani. Dan jika demikian halnya, maka satu-satunya cara pemulihannya
adalah kembali ke jalan Allah, agar Roh Kudus, Terang Dunia, Cahaya Illahi
kembali bersemayam dalam diri manusia Indonesia. Al Kitab telah memberikan
kesaksian bagi kita, bahwa dengan Yesus Anak Allah dengan mudah menyembuhkan
penyakit jasmani dan rohani manusia (Matius Pasal 8 dan 9), dan kuasa Roh Kudus
dapat mengubah kekelaman nurani Saulus yang dengan nama Paulus ia bertobat,
bahkan mengabdikan hidupnya bagi pewartaan Injil keberbagai pelosok.
Tentu hanya mereka
yang memiliki kesehatan jasmani, rohani dan nurani yang dapat menyatakan “vox
populi, vox dei, ” mereka yang dapat menyatakan suaranya sesuai hati nuraninya,
tak tergiur oleh iming-iming politik uang, tak goyah menghadapi intimidasi dan
tekanan, karena ia yakin Allah senantiasa bersamanya dalam segala hal. Jika
benar Suara Rakyat adalah Suara Tuhan, lalu buat apa Tuhan mengutus Nabi-Nabi
untuk menyuarakan Pesan Illahi.
“Kenali Diri Sendiri, Kenali Lawan; Maka Kemenangan Sudah Pasti Ada di
Tangan! Kenali Medan Pertempuran, Kenali Iklim; Maka Kemenangan Akan
Sempurna! (Sun Tzu)”.
Menuju pemenangan Pemilukada serentak 2018 bukanlah hal yang
mudah dan sederhana, disebabkan banyaknya tahapan yang harus diikuti dan
dilalui, serta Bakal Pasangan Calon (PASLON) sebagai Partai atau Relawan
peserta pemilu harus mampu mendorong para Kandidat paslon menuju kemenangan.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka perlu adanya sebuah proses yang
tepat melalui sejumlah langkah-langkah dan pertimbangan-pertimbangan strategis
yang diambil dalam upaya pemenangan paslon di Pemilukada Indonesia serentak 2018
mendatang, antara lain:
1.
Penyusunan perencanaan (Grand Design Planning)
Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan hasil perencanaan yang
utuh terhadap sumberdaya organisasi atau Partai atau Relawan, mensinergikan
semua rangkaian program yang telah, sedang, dan yang akan dilakukan. Mengukur
target pencapaian strategi, mengarahkan sumberdaya, dan pencapaian hasil yang
rasional dan terarah. Outputnya adalah Blue Print Pemenangan 2018.
2. Membangun Human Resource, Support
System, penyiapan sarana prasarana dan infrastruktur penunjang.
Langkah ini merupakan persiapan awal yang menghimpun semua
kekuatan sumber daya manusia potensial dan kompeten, bisa dalam bentuk tim
sukses, tim inti, tim pendukung, tim penunjang, tim bayangan, atau tim
pemelihara. Terkait dengan support
system dapat berupa sistem yang berbasiskan teknologi informasi,
sistem manajemen pemenangan, manajemen think tank, manajemen kampanye dan manajemen koordinasi
jaringan. Dan dilanjutkan dengan penyiapan seluruh potensi dalam bentuk sarana
prasarana serta infrastruktur lainnya dalam bentuk pengadaan Kesekretariatan (Base Camp), mobilisasi dan alat-alat
penunjang lainnya. Outputnya adalah
Deklarasi Tim Pemenangan Indonesia 2018.
3.
Melakukan analisis lingkungan
eksternal dan internal (Environmental
Scanning)
Langkah ini harus dilakukan untuk mengukur semua potensi atau
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Partai atau Relawan, agar dapat
menghasilkan sebuah keputusan-keputusan strategis yang baik dan terarah.
Berbagai keputusan strategis, kebijakan, program, sasaran, target, dan
pelaksanaan di lapangan berdasarkan hasil analisis lingkungan yang telah
terlebih dahulu dilakukan. Outputnya adalah
Analisis SWOT Pemenangan Pemilukada Indonesia 2018.
Langkah ini dilanjutkan dengan melakukan pemetaan politik guna
menunjang pencapaian tujuan dalam Pemenangan Pemilukada 2018, yaitu dengan
melakukan survei Pemetaan Perilaku Pemilih, antara lain berupa: Memetakan
pemilih berdasarkan demografi dan preferensi politik; Memetakan isu-isu
strategis lokal; Memetakan nama-nama yang berpotensi menjadi kawan dan lawan;
serta Memetakan media komunikasi yang efektif digunakan oleh pemilih. Outputnya adalah Strategi
Mempengaruhi Perilaku Pemilih dalam Pemenangan Pemilukada Indonesia 2018.
Langkah berikutnya adalah masih dalam pemetaan politik, yaitu
dengan melakukan survei Pemetaan Jaringan, antara lain berupa: Inventarisir
Jaringan yang potensial jadi mesin politik; Memetakan wilayah dari
masing-masing jaringan dan Inventarisir Nama-nama yang memiliki potensi menjadi
tim sukses. Outputnya adalah
Strategi Mobilisasi Tim Pemenangan Pemilukada Indonesia 2018.
Selanjutnya masih dalam pemetaan politik, yaitu dengan melakukan
survei Pemetaan Media Massa, antara lain berupa: Inventarisir semua media massa
lokal; Menganalisis kecenderungan isi media; Menjajaki kemungkinan kerja sama;
dan Analisis media paling efektif. Outputnya adalah
Strategi Pencitraan dalam Pemenangan Pemilukada Indonesia serentak 2018.
Dan terakhir dalam melakukan analisis lingkungan adalah upaya
melakukan identifikasi terhadap kearifan lokal melalui survei dan FGD serta
Pelatihan , antara lain berupa: Kebiasaan masyarakat lokal, Budaya dan sosial
masyarakat lokal, Tingkat pengetahuan masyarakat, Kemampuan Ekonomi rumah
tangga masyarakat, Tingkat kebutuhan energi masyarakat, Iklim dan pola
pertanian masyarakat, Potensi sumber daya lokal, dan Pemetaan kependudukan
lokal. Outputnya adalah
Analisa kebutuhan dan potensi masyarakat lokal.
4.
Menyusun dan menetapkan formulasi
strategi berbentuk Grand Strategy
Langkah ini adalah sangat penting, setelah penyusunan rencana
dan menganalisis semua variable lingkungan,
maka akhirnya kita menyusun formulasi strategi yang akan mewarnai seluruh
rangkaian kegiatan atau pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Yang selanjutnya merekomendasikan Strategi Pemenangan Pemilukada Indonesia serentak 2018 dinamakan “TOUCH STRATEGIC”
atau “STRATEGI SENTUH”. Strategi
ini sebagai strategi utama (grand
strategy) yang mengerahkan semua potensi Partai atau Relawan terhadap
pemenangan Pemilukada.
Maksudnya adalah sebuah strategi melalui pendekatan yang lebih
diarahkan pada upaya Partai atau Relawan melalui Kandidat paslon dengan
menyentuh langsung pada konstituen atau pemilih simpatisan. Hal ini tentunya
sejalan dengan upaya paslon yang ingin dekat dengan para anggota dan simpatisan
Partai atau Relawannya, bahkan para pengurus pun tidak memiliki hak istimewa,
karena justru memberikan peluang kepada masyarakat untuk merasa dekat dan
memiliki Partai atau Relawan secara utuh, terbuka, dekat dan tidak
eksklusifisme.
Transaksi yang dilakukan adalah hati ke hati (heart to heart) atau dengan moto 3S (Senyum, Salam, Sapa) yang dapat
menyentuh langsung pada hati masyarakat dengan calon yang mewakilinya atau
Partai atau Relawannya. Bilamana masyarakat sudah tersentuh hatinya, maka akan
dapat mudah untuk berbuat apapun kepada masyarakat, bahkan masyarakat itu
sendiri akan merasa memiliki dan memberikan partisipasi aktif terhadap paslon.
Upaya Partai atau Relawan untuk melakukan strategi positioning melalui political marketing yang
mereferensi pada pasar (electoral),
tentunya diharapkan mampu memberikan pengaruh dan hasil yang signifikan dan
keteraturan dalam pelaksanaan atau implementasinya di lapangan.
Apapun strategi implementasinya harus tetap mengacu pada
filosofi dasar Partai atau Relawan dan Visi Misi Kandidat yang akan dibangun,
sehingga terjadi sinergitas dengan program-program yang telah dilakukan yang
pada akhirnya bermuara pada keberhasilan dan keunggulan secara jangka panjang (Sustainable Competitive Advantage/SCA).
Penanggung jawab langsung adalah
Kandidat paslon yang secara nyata harus diimplentasikan di semua tingkat
Kecamatan, Desa, RT dan RW terintegrasi langsung Tim Pemenangan.
Pendekatan yang dilakukan
adalah mengurangi jurang pemisah (gap)
antara tujuan Partai atau Relawan dengan keinginan rakyat kepada Partai atau
Relawan politik sebagai wadah menampung aspirasi. Identifikasi terhadap
konstituen di daerah melalui pendekatan kearifan lokal dan identifikasi
kebutuhan masyarakat yang up to
date, dirasakan sangat perlu untuk memastikan semua program dan tujuan
Partai atau Relawan dapat terarah dan diterima masyarakat. Apabila kebutuhan
dan keinginan masyarakat sudah teridentifikasi, maka akan dengan mempermudah
penentuan program atau kegiatan Partai atau Relawan diimplementasikan di
lapangan, sehingga tingkat partisipasi dan apresiasi masyarakat akan sangat tinggi
terhadap paslon.
Batasan dan pertimbangan implementasi strategi,
tentunya mengacu pada pencapaian Manifesto Partai atau Relawan, Visi dan Misi
Partai atau Relawan serta Program Jangka Pendek yang telah ditetapkan. Strategi
Pemenangan Pemilukada Indonesia serentak tidak akan terlepas pada, kondisi
strategis internal Partai atau Relawan dan kemampuan serta kekuatan yang
dimiliki Partai atau Relawan saat ini, antara lain: sumberdaya manusia
(pengurus dan semua potensi anggota Partai atau Relawan), sumber dan kemampuan
pembiayaan (budgeting) yang
diatur oleh AD/ART dan Undang-Undang, Sarana Prasana Pendukung lainnya yang sah
dimiliki Partai atau Relawan, dan Kapasitas Organisasi.
Subjek dari implementasi strategi ini adalah
semua kapasitas Partai, Relawan, organisasi, pengurus, anggota, kader dan
partisipan, tim sukses, potensi dan kekuatan organisasi kami, serta potensi dan
kekuatan ormas.
Sedangkan objek dari
strategi ini adalah seluruh masyarakat yang telah memiliki hak pilih pada
Pemilukada Indonesia serentak 2018, masyarakat potensial yaitu yang belum
memiliki hak pilih dan akan menjadi pemilik di Pemilu berikutnya, dan elemen
masyarakat lainnya yang bermukim di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tagline yang diusung adalah “Pilihanku 1 Nomor
1”, dan selanjutnya diberikan penjelasan “1 Hati, 1 Rasa, 1 Tujuan, 1 Partai atau Relawan… Partai atau Relawan
Nomor 1… paslon jadi Pemersatu”.
Outputnya adalah
Kemenangan bakal paslon dalam Pemilukada Indonesia serentak 2018
5.
Menyusun dan menetapkan strategi
penunjang dan strategi pengungkit.
Selain strategi utama, ada strategi penunjang dan pengungkit
yang sifatnya melengkapi strategi utama yang telah dibangun dan
disosialisasikan, yaitu Strategi Tersembunyi (Hide Strategic) dan Strategi Kamip (Wing Strategic).
§ Strategi Tersembunyi (Hide Strategic)
Sebagai strategi dukungan terhadap strategi utama yang
dijalankan, yang sifatnya silent dan
tidak terlihat, dibentuk oleh Kandidat sebagai tim khusus (task force) dan inteljen yang bersifat rahasia yang hanya diketahui
langsung oleh Pimpinan Terbatas dan Ketua Tim sukses.
Strategi ini akan berbeda dengan strategi utama, dilakukan
melalui kerja inteljen dan tersembunyi, sifatnya mencari informasi yang
dianggap penting oleh pengampu kepentingan dalam upaya menguatkan proses
pengambilan keputusan strategis. Task
Force ini bernama “helicopter
team”, yang melakukan pengintaian terhadap situasi strategis dan
kondisional, baik ke dalam maupun ke luar organisasi.
Upaya-upaya yang
dilakukan seperti: Operasi Inteljen, Propaganda, Silent Advokasi, Provokasi dan
Penggembosan, IT Inteljen, Counter Issue, Data Kekuatan Lawan, Data Kelemahan
Lawan, penusupan dan penyamaran, Keghoiban dan Spiritualitas, Identifikasi
Budaya dan Kearifan Lokal, serta Identifikasi Kekuasaan dan Kekuatan
lawan dan kawan.
Outputnya adalah Database
dan Informasi Inteljen Pemenangan Pemilukada Indonesia serentak 2018.
§ Strategi Kamip (Wing Strategic)
Strategi ini juga berbeda dengan strategi utama, sebagai
strategi dukungan terhadap strategi utama yang dijalankan sifatnya terbuka (open) dan dilakukan oleh semua badan
dan Organisasi atau Struktur Kamip paslon dan para simpatisan lainnya,
dikoordinasikan Ketua Tim Sukses Partai atau Relawan sebagai pengkayaan dan
penunjang semua program yang dijalankan.
Strategi ini diharapkan akan menjadi pengungkit (leverage) bagi keberhasilan semua
upaya implementasi strategi di lapangan, menutupi kekurangan dan memberikan
masukan serta bantuan strategis guna pencapaian Pemenangan Pemilukada Indonesia
serentak 2018.
Upaya-upaya yang bisa dilakukan seperti: Mobilisasi massa,
Membantu Event secara
formal dan informal, Membina Jaringan Aktivitis dan kader, Pembekalan dan Pendidikan
Kader, Crisis Center, Counter Media, dan Tim Transformer.
Outputnya adalah Team
Pendukung untuk Pemenangan Pemilukada Indonesia serentak 2018 dan dapat
sebagai Moral Force, Police Team, atau Event Organizer.
6.
Mengimplementasikan strategi utama
dengan strategi turunannya.
Pelaksanaan atau implementasi dari perencanaan, konsep sampai
formulasi strategi yang telah ditetapkan sebelumnya menjadi keberhasilan dari
sebuah strategi itu sendiri, karena sehebat apapun strategi, tanpa
diimplementasikan tidak akan ada gunanya dan maknanya. Pelaksanaan strategi
tersebut akan sangat dipengaruhi oleh waktu atau tahapan pelaksanaan pemilu itu
sendiri, karena itu ada 3 (tiga) tahapan umum pemilu, yaitu: pra-pemilu,
pemilu, dan pasca-pemilu.
Badan Pemenangan Pemilukada bersama tim strategi khusus tentunya
telah menyusun dan menyesuaikan langkah, program dan kebijakannya dengan jadwal
pelaksanaan Pemilukada Indonesia serentak 2018. Setelah tahapan perencanaan
dilakukan, dilanjutkan dengan analisis lingkungan melalui beberapa survei dan
outputnya, lalu dilakukan formulasi dan strategi implementasi. Berikut ini
adalah beberapa strategi yang dilakukan pada tahapan pra-pemilu:
§ Strategi Mempengaruhi
Perilaku Pemilih
Tujuan dari strategi ini mendapatkan sejumlah informasi awal
untuk melakukan kegiatan kemenangan pemilukada dengan terlebih dahulu memetakan
kondisi dan situasi daerah yang pada akhirnya memberikan kemudahan untuk
pelaksanaan aksi. Hingga kemudian tim sukses dapat menentukan area atau daerah
potensi yang dapat dipengaruhi secara akurat sebagai daerah kemenangan pemilu.
Strategi ini akan sangat menentukan dalam melakukan kegiatan atau program
kemenangan berikutnya serta jumlah keperluan atau mobilisasi sarana, prasarana,
dan akomodasi yang harus dipersiapkan tim sukses.
§ Strategi Mobilisasi
Tujuan dari strategi ini adalah membangun organisasi pemenangan
pemilukada yang efektif dan efisien, mendesign kerangka kerja organisasi yang
jelas dan terukur, dan menentukan target-target pemenangan dan schedulenya.
Implementasi dari strategi ini meliputi:
– Pembangunan jaringan dan organ politik (Design Struktur tim
sukses, Pembentukan tim sukses tingkat, Kota, Kabupaten, kecamatan, desa RW dan
RT), serta perluasan jaringan sosial.
– Pelatihan manajemen tim sukses (Pemahaman perilaku pemilih,
organisasi tim sukses, media kampanye, targeting, penyusunan dan evaluasi
program).
– Penyusunan program kemenangan (Design program kunjungan,
ceramah, aksi sosial, peresmian, kontrak politik, turnamen, pawai, hiburan,
komunikasi tradisional, komunikasi multimedia dan alternatif).
– Pemenuhan persyaratan pencalonan (Dukungan Partai atau Relawan
politik, persyaratan administrasi KPU).
– Pembentukan tim kampanye.
– Pembentukan tim saksi.
– Pembentukan tim mobilisator.
§ Strategi Pencitraan
Tujuan dari strategi ini adalah membentuk citra diri Calon
Legislatif sesuai dengan visi, misi dan target pemilih, menentukan media
komunikasi politik yang efektif, mendesign isi komunikasi politik, serta upaya
mempengaruhi isi liputan media massa. Implementasinya meliputi:
– Pembentukan media center (Mengorganisasi program, target dan
evaluasi program pencitraan kandidat).
– Taktik komunikasi media cetak, radio, dan TV (Design, contain,
timing, volume dan budgeting).
– Taktik komunikasi media out door (Design, isi, timing, volume,
budgeting).
– Taktik komunikasi sosial (Design, isi, timing, volume,
budgeting).
-Taktik komunikasi tatap muka dan Taktik komunikasi alternatif.
Sebagaimana secara konsep atau teori yang telah dijelaskan
sebelumnya, bahwa dalam strategi utama ini terdapat tiga strategi turunannya,
strategi ini dapat dilakukan pada tahan pra-pemilu dan pelaksanaan pemilu,
yaitu:
§ Pemasaran produk
politik secara langsung kepada calon pemilih (push political marketing), strategi ini dapat membangun mesin
politik Partai atau Relawan dan implementasinya meliputi: Pelatihan
manajemen tim sukses, Set up jaringan parpol dan birokrasi, Set up jaringan
keluarga, Set up jaringan tingkat kabupaten, kecamatan dan desa, dan
jaringan-jaringan lainnya sebagai mesin politik Partai atau Relawan.
Paslon telah melakukan strategi ini melalui pembentukan
organisasi atau struktur kamip,
merampungkan kepengurusan Tim Partai atau Relawan dari Kabupaten, sampai ke
TPS, dan strategi ini dipertajam melalui Pelatihan ToT untuk menciptakan tim
sukses yang militan sampai tingkat terbawah.
§ Pemasaran produk
politik melalui media massa (pull
political marketing), strategi ini merupakan upaya peningkatan
popularitas paslon, implementasinya meliputi: Internet, Produksi souvenir,
Produksi media komunikasi massa cetak, Produksi media komunikasi massa out
door, Produksi iklan media TV, Radio, dan Cetak, serta Kampanye Door to Door.
Paslon telah melakukan strategi ini dengan iklan dan berbagai
komunikasi melalui media massa, dan hal ini tentunya akan meningkatkan
popularitas paslon.
§ Pemasaran melalui
kelompok, tokoh atau organisasi yang berpengaruh (pass political marketing), strategi ini dilakukan untuk
mengenalkan pesan-pesan politiknya, hal tersebut dapat dikatakan upaya peningkatan
elektabilitas Partai atau Relawan, implementasinya meliputi: Kunjungan langsung
terprogram, Kunjungan langsung insindental, Ceramah, Aksi sosial terprogram,
Aksi sosial insindental, Peresmian, Kontrak politik, Turnamen, Pawai, Hiburan
dan Kesenian, Media komunikasi tradisional, Media komunikasi alternatif,
Pencetakan Mesium Rekor Indonesia, dan program kunjungan lainnya.
Paslon telah melakukan strategi ini dengan dilakukannya
kunjungan ke daerah-daerah dengan menemui banyak tokoh daerah, dan hal ini
tentunya akan meningkatkan elektabilitas Kandidat paslon.
Taktik yang dilakukan dapat melalui pilihan
program kunjungan, yaitu:
1.
Program Sosial Program Lingkungan Hidup
2.
Program Bangun Petani dan Kedaulatan Pangan,
3.
Program Kesehatan dan Pengobatan Gratis bagi Manula dan Kalangan
Masyarakat Kurang Mampu,
4.
Program Bea Siswa Anak-anak Terlantar dan Yatim Piatu, dan
5.
Membangun masyarakat yang Allaqul Karimah
Upaya Partai atau Relawan untuk menjaga kemenangan pada saat
pelaksanaan pemilu perlu dilakukan secara maksimal dan serius, tidak akan ada
artinya semua perencanaan, persiapan dan implementasi strategi dilakukan
bilamana Partai atau Relawan tidak menjaga dan memelihara proses pemenangan itu
dengan baik. Beberapa implementasi dalam upaya menjaga kemenangan dengan
melakukan: Pembentukan tim saksi, Survei audit pendaftaran pemilih, dan
Pembentukan tim mobilisator. Sampai pelaksanaan pemilihan umum sedang
berlangsung pun, usaha strategis terus dilakukan, yaitu: mobilisasi tim saksi
dengan tingkat koordinasi yang tinggi dan akurat serta terpercaya, dan
melakukan pemantauan dan perhitungan cepat (Quick Count).
Cara atau prosedur untuk program yang akan
diimplementasikan di lapangan adalah setelah terlebih dahulu melakukan identifikasi
kearifan lokal melalui survei dan FGD serta Pelatihan TOT Dilanjutkan dengan
analisa dan implementasi program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
pemilih di daerah pemilihan masing-masing. Setiap event harus diselenggarakan
dengan standar penyelenggaran Event
Organizer dengan prinsip efektif, efesien dan monumental.
Implementasi di lapangan harus disesuaikan dengan tahapan atau Jadwal
Pemilukada Indonesia serentak 2018, sehingga memerlukan manajemen waktu dan
alokasi sumberdaya pendukung yang efektif dan efisien.
Alat/tools yang diperlukan
semua perangkat lunak dan perangkat keras serta dukungan pelengkap lainnya yang
dimiliki oleh paslon, maupun para partisipan lainnya yang sah dan tidak
melanggar aturan AD/ART.
Outputnya adalah Strategi
Implementasi Pemenangan Pemilukada Indenesia serentak 2018.
7.
Melakukan koordinasi, supervisi, dan
kepemimpinan.
Langkah ini merupakan bentuk manajerial dan kepemimpinan dalam
mengkoordinasikan, memsupervisi dan mengarahkan seluruh sumber daya yang
dimiliki kedalam implementasi strategi agar terjadi sinergi antara strategi
utama dengan strategi lainnya. Hal tersebut dapat dilakukan pada saat
pra-pemilu, pelaksanaan pemilu, dan pasca-pemilu. Outputnya adalah Pedoman Teknis Pemenangan Pemilukada Indonesia
serentak 2018.
8.
Melakukan evaluasi dan kontrol
terhadap semua rangkaian strategi yang sedang dan sudah dijalankan sampai tahap
pasca pemilu oleh tim pemelihara untuk mengukur kinerja (performance).
Pada tahapan pasca-Pemilukada Indonesia serentak 2018,
diperlukan upaya untuk menjaga dan memelihara program yang telah dilakukan
yaitu dengan Strategi Pemeliharaan (Maintenance).
Sebagai strategi pasca Pemilukada Indonesia serentak 2018 yang dapat memelihara
terhadap semua upaya dan program yang telah dijalankan semasa jelang Pemilu.
Hal ini penting untuk menjaga agar seluruh program dapat tetap berjalan dan
mensinergikan dengan program-program Partai atau Relawan selanjutnya.
Diharapkan semua konstituen akan percaya dan yakin bahwa Paslon
tidak hanya hadir pada saat menjelang Pemilu saja, melainkan tetap menjaga
keberlangsungan program untuk pencapaian Sustainable Competitive Advantage paslon. Strategi ini
dikoordinasikan langsung oleh Partai dan Relawan melalui Korcam Kordes seluruh Kota
dan Kabupaten, sebagai aset dan investasi sosial menjelang Program Besar paslon
yaitu Gerakan Perubahan Menuju Kota atau Kabupaten Cerdas Sehat dan Sejahtera
dilandasi Iman dan Taqwa.
Kerja yang dapat dilakukan antara lain: Membuat Laporan Kinerja,
Mempersiapkan Keberlanjutan Strategi dan Program, Mengkonversi Kinerja Kader
Relawan Berprestasi, Kunjungan Khusus, Kegiatan syukuran atas kemenangan dan
Menyelenggarakan Puncak Acara syukuran dan penghargaan kepada semua pendukung,
sponsor dan tim sukses.
Outputnya adalah Performance Pemenangan
Pemilukada Indonesia serentak 2018. PARA JENDRAL MENGIKUTI PILKADA SERENTAK 2018
Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?
Komentar
Posting Komentar
SILAKAN KOMENTAR SESUAI TOPIK.....