PEMBESARAN BANDENG DIKERAMBA JARING APUNG (KJA) PEMBESARAN BANDENG DIKERAMBA JARING APUNG (KJA) - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

PEMBESARAN BANDENG DIKERAMBA JARING APUNG (KJA)

Usaha pembesaran bandeng banyak diminati oleh orang dan budidaya pun tergolong cukup mudah terutama di keramba jaring apung (KJA). 
Kemudahan budidaya bandeng di KJA bagi para petani diantaranya adalah tidak membutuhkan pengolahan tanah, tidak memerlukan lahan yang luas, jumlah air yang selalu memadai, dapat diterapkan padat penebaran yang tinggi, mudah dikendalikan dari gangguan predator dan cara pemanenannya pun juga tergolong mudah. 
Dan hal yang tidak bisa dipungkiri adalah ikan bandeng yang dihasilkan lebih segar, bersih dan juga terhindar dari bau lumpur atau tanah.

Budidaya bandeng di KJA belakangan ini mulai berkembang dimana sebelumnya para petani banyak memelihara bandeng di tambak. Peluang usaha pembesaran bandeng di KJA bisa ditujukan untuk produksi umpan (untuk menangkap ikan tuna dan cakalang), untuk ekspor dan juga untuk dikonsumsi secara langsung.

Prinsip pengelolaan untuk masing-masing sistem baik dengan KJA maupun di tambak relatif sama. Perbedaannya disini hanyalah pada padat tebar, lama pemeliharaannya dan ukuran panen.

Konsumen
Ikan bandeng dikonsumsi oleh seluruh golongan masyarakat baik itu masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan. Namun, tingkat konsumsi masyarakat pedesaan lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Hal itu disebabkan karena ketersediaan ikan bandeng di daerah perkotaan jauh lebih memadai. Baca juga Usaha-budi-daya-pembesaran-belut-dikolam


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

SUARA RAKYAT ADALAH SUARA TUHAN CARANYA MEMBANGUN JARINGAN PARTAI POLITIK PENGUSUNG PEMILUKADA 2018

“Vox Populi Vox Dei.” Suara Rakyat adalah Suara Tuhan, suatu pernyataan yang cukup populer di masa pence-rahan (renaesance), ketika  rakyat mulai berani menggugat hegemoni penguasa absolut. Pada saat itu, slogan perlawanan ini memang cukup mengena. Sebab yang dihadapi adalah penguasa otoriter yang menyamakan dirinya dengan Tuhan, atau merasa mendapat hak istimewa dari Tuhan untuk menguasai segenap aspek kehidupan manusia. Dalam perkembangannya, semboyan tersebut, menjadi pupuk perangsang tumbuhnya ide-ide demokrasi atau paham kedaulatan rakyat. Dewasa ini, kalimat dengan empat kata itu, juga masih kerap terdengar nyaring. Maklum, hingga saat ini, demokrasi masih dianggap konsep terbaik penyelenggaraan kekuasaan negara, dan hampir sebagian besar negara di dunia menyatakan dirinya sebagai negara demokrasi. Rakyat sebagai pemilik kedaulatan pun naik daun. Aspirasi dan keinginan rakyat menjadi amat bertuah, sehingga jadi obyek buruan para pihak yang berambisi menguasai negara...

KEISTIMEWAAN IMAM HADDAD RA PENCIPTA RATIB AL HADDAD

Keistimewaan Imam Haddad RA, Pencipta Ratib Al Haddad 1. Imam Abdullah Al-Haddad bin Alwi bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah bin Muhammad bin Alwi bin Ahmad bin Abu Bakar bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin al-Faqih Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi bin Muhammad Shahibu Marbath bin Ali Khali` Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali al-Uraidhi bin Ja`far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin al-Husain bin Ali bin Abi Thalib, suami Fathimah az-Zahra binti Rosulillah SAW. 2. Al-Arifbillah Quthbil Anfas Al-Imam Habib Umar bin Abdurrohman Al-Athos ra. mengatakan, “Al-Habib Abdullah Al-Haddad ibarat pakaian yang dilipat dan baru dibuka di zaman ini, sebab beliau termasuk orang terdahulu, hanya saja ditunda kehidupan beliau demi kebahagiaan umat di zaman ini (abad 12 H)”. 3. Al-Imam Arifbillah Al-Habib Ali bin Abdullah Al-Idrus ra. mengatakan, “Sayyid Abdullah bin Alwy Al-Haddad adalah Sultan ...