Kemampuan
orang satu dengan yang lain tentu berbeda. Namun demikian, orang yang mampu serta
mempunyai keterampilan diri sehingga menjadi ahli dan professional dapat
dicapai. Caranya ialah menerapkan beberapa langkah berikut.
a.
Mengembangkan
keahlian (Expert)
Pendidikan
dan pengalaman kerja yang dimiliki akan mampu menciptakan seseorang yang profesional.
Keahlian ibarat mata pisau. Jika dibiarkan (tidak diasah) maka ketajamannya
akan berkurang. Sebaliknya, apabila semakin diasah maka akan menjadi kian
tajam. Anda harus menggali potensi dan kemampuan serta mengembangkannya sampai
menjadi ahli.
Fokuslah
pada kekuatan, bukan pada kelemahan anda. Lakukan eksplorasi (organisasi
sebagai sarana). Sadari setiap diri mempunyai keunikan dan kekhususan. Jadi,
anda perlu menginvestasikan waktu untuk mengembangkannya. Hal ini tentu
membutuhkan ketekunan, usaha, kerja keras, kemauan yang kuat, serta inisiatif.
Tingkatkan pemahaman anda secara kontinu melalui mengikuti seminar, membaca
buku, mendengarkan audio, serta berlatih.
b.
Mahir
membangun hubungan ( Relationship)
Sebagai
makhluk social, anda tentu butuh berintegrasi dengan sesama manusia. Maka,
secara otomatis dibutuhkan kemampuan membangun hubungan (bersosialisasi) dengan
orang lain. Hal tersebut sekaligus sangat menentukan keberhasilan anda dalam
kehidupan.
c.
Meningkatkan
kemampuan berkomunikasi
Tingkat kemampuan
berkomunikasi seorang pekerja termasuk salah satu kunci untuk mematangkan
keterampilan diri serta meneguhkan profesionalisme kerja. Kemampuan
berkomunikasi adalah pengukur sejauh mana dan seberapa dalam daya seorang
pekerja dalam menjalin sebuah hubungan. Setiap hubungan pekerjaan atau bisnis
professional akan ditentukan pula oleh komunikasi yang baik dan efektif.
d.
Sportif,
professional, dan inovatif
Seorang
pekerja professional harus memiliki semangat berkompetisi secara sportif,
professional, serta hasil karya yang inovatif. Bila perlu, anda sebagai pekerja
harus melahirkan sebuah karya inovatif yang terbaik (excellent product). Karya yang dihasilkan akan menjadi medium
penilaian terhadap kualitas hidup anda sebagai seorang pekerja professional.
Dalam dunia wirausaha, seorang pekerja professional senantiasa berusaha keras
menghasilkan karya dengan kualitas tinggi.
e.
Berpenampilan
menarik
Sebagaimana telah dibahas blog oto bemo beroda tiga sebelumnya.
Berpenampilan menarik (good looking)
tidak harus mahal. Cukup dengan berpenampilan sederhana mungkin, anda boleh
jadi dapat menarik perhatian orang lain. Berpenampillah menarik bergantung pada
bagaimana anda mampu menunnjukkan inner
beauty dari dalam diri sebagai seorang pekerja profesional yang bermental
juara.
f.
Memiliki
kehidupan yang seimbang (balance of life)
Seorang
individu tidak berdiri sendiri. Ia memiliki peran yang harus diperhatikan, baik
sebagai anak, ayah, ibu, karyawan, ataupun pimpinan. Seorang professional harus
mampu mengatur prioritas dan menjalankan berbagai peran. Anda harus dapat
menjelaskan setiap fungsi secara benar sesuai dengan peran yang dijalankan.
Jangan sampai peran anda tercampur aduk. Ingatlah bahwa hidup ini harus dijaga
agar seimbang dalam berbagai aspek.
g.
Memiliki
nilai moral yang tinggi (strong value)
Moral yang
tinggi berbanding lurus dengan tingkah laku sesuai dengan ajaran luhur agama,
nilai, ataupun budaya. Untuk menjadi seorang professional sejati, anda harus
memiliki nilai moral yang tinggi. Hal ini yang akan membedakan setiap kinerja,
usaha, karya, dan kegiatan yang anda lakukan dengan orang lain. Tidak ada kata
kompromi untuk menerapkan nilai-nilai yang tidak etis.
Dengan
mengetahui, memahami, serta menerapkan ketujuh langkah tersebut, anda dapat
mengasah kompetensi dan keterampilan diri sehingga menjadi ahli dan
professional. Selanjutnya, anda akan tampil sebagai pekerja professional yang
memiliki integritas tinggi. Sebab, di dalam diri anda telah tertanam mental
juara dan berjiwa kesatria. Dengan kata lain, sesuatu yang muncul di permukaan
ialah citra positif tentang diri anda.
Ciri-ciri
profesionalisme:
1.
Punya
ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan
peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan
dengan bidang tadi.
2.
Punya
ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka
di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan
terbaik atas dasar kepekaan.
3.
Punya
sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi
perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya.
4.
Punya
sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka
menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang
terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya.
Tiga
Watak Kerja Profesionalisme
1.
Kerja
seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya
kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan
atau mengharapkan imbalan upah materiil
2.
Kerja
seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas
tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang,
ekslusif dan berat.
3.
Kerja
seorang profesional –diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral– harus
menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang
dikembangkan dan disepakati bersama di dalam sebuah organisasi profesi.
4.
Menurut
Harris [1995] ruang gerak seorang profesional ini akan diatur melalui etika
profesi yang distandarkan dalam bentuk kode etik profesi. Pelanggaran terhadap
kode etik profesi bisa dalam berbagai bentuk, meskipun dalam praktek yang umum
dijumpai akan mencakup dua kasus utama, yaitu:
a.
Pelanggaran terhadap perbuatan yang tidak mencerminkan respek terhadap nilai-nilai
yang seharusnya dijunjung tinggi oleh profesi itu. Memperdagangkan jasa atau
membeda-bedakan pelayanan jasa atas dasar keinginan untuk mendapatkan
keuntungan uang yang berkelebihan ataupun kekuasaan merupakan perbuatan yang
sering dianggap melanggar kode etik profesi dan.
b.
Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa profesi yang kurang mencerminkan
kualitas keahlian yang sulit atau kurang dapat dipertanggung-jawabkan menurut
standar maupun kriteria profesional. TEGAS DAN CEPAT MENGAMBIL KEPUTUSAN
Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?
Komentar
Posting Komentar
SILAKAN KOMENTAR SESUAI TOPIK.....