GERAKAN ISLAM DI TANAH BANJAR : BEBERAPA KISAH RECEH TUAN GURU DI TANAH BANJAR GERAKAN ISLAM DI TANAH BANJAR : BEBERAPA KISAH RECEH TUAN GURU DI TANAH BANJAR - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

GERAKAN ISLAM DI TANAH BANJAR : BEBERAPA KISAH RECEH TUAN GURU DI TANAH BANJAR

Beberapa Kisah Receh Tuan Guru di Tanah Banjar
Hairus Salim dalam esai Gus Dur dan Guru Sekumpul: Sebuah Pertemuan menggambarkan pemasangan poster foto ulama adalah salah satu wujud penghormatan terhadap para ulama. Ulama atau Tuan Guru memiliki posisi penting dan penghormatan pada mereka hanya salah satu dari artikulasi keberislaman masyarakat Banjar.

Dalam perjalanan pulang dari Banjarmasin, Hairus Salim mengisahkan bahwa seperti umumnya warung dan rumah orang Banjar di kawasan Kalimantan Selatan, dinding warung tersebut dipenuhi poster foto-foto ulama. Kisah yang dimuat di laman NU Online tersebut mengisahkan poster foto ulama tersebut merujuk pada sosok KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau akrab dengan Guru Sekumpul dan KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Memang, jika bepergian ke tanah Banjar, maka poster foto ulama akan sangat mudah ditemui. Tidak saja di tempat makan, sebagaimana cerita Hairus Salim, namun di rumah, tempat kerja dan lain-lain, masyarakat Banjar juga sering memajang foto para tuan guru di tempat-tempat tersebut.

Sewaktu masih Sekolah Dasar, saya mendapati teman-teman memasang foto tersebut di kotak pensil mereka. Bahkan, tidak jarang berita di layanan jejaring sosial, seperti Facebook dan Instagram, cerita terkait foto ulama seperti Guru Sekumpul yang tidak terbakar padahal rumah yang terkena musibah tersebut ludes dilalap api.

Selain foto ulama, sekarang foto para habib juga sering dipasang oleh masyarakat Banjar. Ada Sayyid Alwi al-Maliki atau Habib Umar bin Hafidz yang cukup sering di temui. Seorang teman saya, sebutlah Ahmad, pernah memasang banyak foto ulama, terutama Habib, di rumahnya. Saat saya tanya di mana dia mendapatkan foto-foto tersebut. Selain membeli, dia juga mendapatkannya dari majalah Al-Kisah yang sejak lama berlangganan.

Memang tidak saja dalil penghormatan, namun keberkahan, keamanan, dan aneka alasan lainnya mendorong urang banjar memasang atau menyimpan foto ulama atau tuan guru. Mungkin itu bagian dari artikulasi keberislaman mereka atau bisa jadi bagian dari identitas kebanjaran yang dekat dengan Ulama.

Sepertinya, interaksi otoritas agama, seperti ulama, ustaz atau tuan guru, dengan masyarakat Banjar tidak hanya soal ilmu, namun beragam relasi terjalin dari dua entitas ini. Bahkan dalam persoalan yang tidak berhubungan langsung dengan agama, seperti sepakbola dan politik.

Seperti, ada tuan guru yang mengikuti peresmian tim Sepakbola asal Kalimantan Selatan atau yang ikut kontestasi politik praktis di pilkada. Ini hanya secuil contoh karisma tuan guru berkelindan dengan dinamika kemasyarakatan secara cair, baik secara langsung atau tidak.

Agama dihadirkan dalam sebuah ruang yang sebelumnya dianggap sekuler, lewat doa-doa, tapung tawar dan lain-lain. Akhirnya, sepakbola tidak lagi soal pertarungan dua kesebelasan, namun sebuah permainan yang tumpang tindih antara hiburan dan nilai-nilai agama.

Adapun di ranah politik terjadi hal yang mirip, bahkan lebih riuh. Bagaimana tidak, beberapa tuan guru ada yang terjun langsung ke politik praktis. Beberapa kali terjadi pergumulan antar pendukung dan jemaahpun tak terelakkan, walau kebanyakan tidak terjadi terang-terangan.

Bahkan saya pernah mendengar ada politisi yang minta dimandikan, didoakan pakai medium air dan minta restu justru lebih banyak, ketimbang tuan guru yang terjun ke politik praktis. Bahkan kedekatan dengan ulama, entah hubungan keluarga atau guru-murid, sering dijadikan alat meraup suara dari masyarakat Banjar.

Memang, mayoritas ulama sekarang sepertinya lebih memilih abstain dalam dukungan pada salah satu calon, entah itu pemilihan calon anggota dewan atau pemilihan kepala daerah. Namun, sebagian besar politisi tidak kurang akal untuk mendapatkan “dukungan”, walau hanya sekedar foto bersama atau doa restu.

Adapun tuan guru yang bersikap kritis atas pemerintah biasanya disampaikan dalam ceramah, dengan diselengi guyonan, tentu tidak sedikit. Posisi tuan guru yang secara kultural dan informal begitu vital di masyarakat, tentu tidak sedikit masyarakat biasanya menunggu petuah-petuah yang mengarah pada pemerintah, jika ada kebijakan atau putusan mereka yang tidak sesuai di masyarakat.

Bahkan, setiap ada dinamika, baik lokal atau nasional, yang menyedot perhatian publik biasanya kata-kata (baca: fatwa) tuan guru sangat ditunggu sebelum masyarakat bersikap atas isu tersebut. Walaupun, dalam beberapa kasus, pandangan ulama berbeda dengan pihak berwenang, seperti pemerintah.

Patronase tuan guru di tanah Banjar memang tidak bisa dibantah hingga sekarang. Namun, kehadiran beragam paham keagamaan yang cukup subur di tanah Banjar tidak ditanggapi secara berlebihan seperti yang terjadi dulu, kasus pergumulan di Alabio. Tidak begitu muncul di permukaan friksi paham keagamaan, selain kasus ustaz Firanda Andirja dan Subhan Bawazier, yang sempat viral beberapa tahun silam.

Penghinaan atas sosok ulama adalah sebuah kasus yang sulit diterima bagi masyarakat Banjar. Terlebih jika sosok tuan guru tersebut memiliki jemaah yang besar. Dua kasus di atas cukup menggambarkan bagaimana aksi masyarakat yang begitu lekat dengan patron mereka, yakni tuan guru. BacaJuga : Biografi-syaikh-ahmad-bin-muhammad


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

Privacy Policy

Kebijakan Privasi SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA Di SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA, dapat diakses dari https://otobemoberodatiga.blogspot.com, salah satu prioritas utama kami adalah privasi pengunjung kami. Dokumen Kebijakan Privasi ini berisi jenis informasi yang dikumpulkan dan dicatat oleh SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA dan bagaimana kami menggunakannya. Jika Anda memiliki pertanyaan tambahan atau memerlukan informasi lebih lanjut tentang Kebijakan Privasi kami, jangan ragu untuk menghubungi kami. File Log SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA mengikuti prosedur standar menggunakan file log. File-file ini mencatat pengunjung ketika mereka mengunjungi situs web. Semua perusahaan hosting melakukan ini dan merupakan bagian dari analisis layanan hosting. Informasi yang dikumpulkan oleh file log termasuk alamat protokol internet (IP), jenis browser, Penyedia Layanan Internet (ISP), cap tanggal dan waktu, halaman rujukan/keluar, dan mungkin jumlah klik. Ini tidak terkait dengan infor...

SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA

KATA PENGANTAR  Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat membuat blog/site tentang apa saja yang menarik bagi penggemar membaca dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak, Ibu, Saudara (i) selaku pelanggan Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga yang telah memberikan masukan kepada saya. Tak lupa juga ucapan terima kasih kepada teman - teman blogger telah ikut turut serta membantu dalam proses pemblo gingan ini. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam dunia bloging ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan blog/site yang telah saya buat untuk di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga blog/site sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Secara struktur, sistematis dan masif blog/site ya...

KRITIK KONSTRUKTIF JADIKAN MANFAAT

Mengkritik bisa dilakukan oleh siapa saja. Bahkan, banyak orang yang memiliki kebiasaan suka mengkritik. Sebagai contoh, kritik tentang situasi nasional acap kali dilontarkan oleh rakyat jelata atau   masyarakat yang berada di luar lingkaran kekuasaan. Aktivitas melontarkan kritik lebih mudah dilakukan dari pada memberi masukkan dan membuat program aplikatif. Setiap orang tentu akan mendapatkan kritik dari orang lain. Apabila tanggung jawab yang diberikan atasan tidak selesai atau hasilnya di luar harapan, atasan akan serta-merta mengkritik hasil pekerjaan bawahan. Atasan tidak pernah peduli terhadap apa yang telah dilakukan bawahan dalam mengerjakan tanggung jawab tersebut. Atasan hanya menuntut dua hal, yaitu pekerjaan selesai dan hasilnya baik. Begitulah gambaran dunia kerja yang menuntut profesionalisme tinggi. Bagi anda yang menghendaki menjadi orang nomor satu dan terbaik dilingkungan pekerjaan, ada baiknya menerima kritik dari atasan atau kolega dengan hati lapang. ...

IMAM AL GHAZALI FILSUFBESAR DAN SUFI BRILIAN BERILMU TINGGI

Imam Ghazali, Filsuf Besar dan Sufi Brilian Berilmu Tinggi (Bagian Pertama) Ia pembaharu tasawuf dan filsafat dalam Islam. Gagasan dan karya-karya Hujatul Islam ini, menjadi rujukan sampai sekarang. Dalam rak-rak di sebuah toko buku, tampak berjejer buku-buku tentang sufi. Tetapi ada hal yang mencolok. Buku-buku karya Al-Ghazali begitu dominan. Hampir dua puluh buku karya ulama besar ini banyak diminati calon pembeli. Karya Imam Al-Ghazali memang menarik. Tulisannya tidak hanya memikat, tetapi juga selalu aktual sepanjang zaman. Tidak salah jika gagasan dan pikirannya tentang Tasawuf banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Imam Ghazali adalah ulama yang mampu mendiskripsikan tasawuf, syari’at dan Akhlak dengan jelas dan argumentatif. Nama lengkapnya adalah Abu Hamid ibnu Muhammad ibnu Ahmad, lahir di Khurasan, Iran, pada tahun 450 H atau 1058 M. Karya masterpiece-nya Ihya Ulumuddin yang empat jilid itu menjadi bacaan wajib bagi orang-orang yang ingin belajar tasawu...

BIOGRAFI dr TERAWAN AGUS PUTRANTO : KABINET INDONESIA MAJU JABATAN MENTERI KESEHATAN

Biografi dr. Terawan Agus Putranto. Ia sangat terkenal sebagai dokter dengan metode ‘Cuci Otak’ untuk pasien stroke. Ia sudah melayani pasien hingga puluhan ribu melalui metodenya ini. Namun metodenya ini dianggap kontroversi oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia) sehingga membuat ia pernah dipecat dari IDI. dr. Terawan diketahui memiliki langganan pasien pejabat serta para artis terkenal. Sebelum ditunjuk sebagai Menteri Kesehatan, dr. Terawan menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto. Berikut profil dan biografi dr. Terawan Agus Putranto yang dikenal ahli dalam metode ‘Cuci Otak’ Daftar Isi Biodata dr. Terawan Agus Putranto Nama : Letjen TNI Dr dr Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K) Lahir : Yogyakarta, 5 Agustus 1964 Agama : Kristen Protestan Istri : Ester Dahlia Anak : Abraham Apriliawan Pendidikan : (S1) Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, (S2) Spesialis Radiologi. Universitas Airlangga, (S3), Fakultas Kedokteran, Un...