ABU NAWAS DAN KADI MALANG ABU NAWAS DAN KADI MALANG - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

ABU NAWAS DAN KADI MALANG

Abu Nawas dan Kadi Malang
Abu Nawas, yang tidak diundang ke istana untuk upacara pemberian nama bayi lelaki yang diselenggarakan oleh Baginda Sultan, nekad datang. Ia tidak setuju dengan nama Fulan yang akan diberikan kepada bayi itu. “Biasanya orang yang bernama Fulan itu bodoh,” katanya.

Kepada Sultan yang memergoki dintara para orang besar yang di udang, Abu Nawas bertanya, “Tidak bolehkah nama itu diganti?”

Sultan, yang sudah gondok, menanyakan alasannya dan minta bukti bahwa orang yang namanya Fulan itu bodoh, “Coba buktikan, jika tidak berhasil, aku bunuh kau.”

“Boleh, tuanku…” jawab Abu Nawas. “Pertama, tentang Kadi Fulan dahulu. Kedua, ya, hamba mohon uang sekitar 30 ringgit serta minta tangguh empat hari.”

“Lain daripada itu, kamu ingin minta makan bersama-sama di sini, bukan?” tanya baginda sambil tersenyum. “Makanlah dulu, nanti kuberikan uang itu.”

Esok harinya selepas subuh, pergilah Abu Nawas ke rumah Kadi membawa uang sepuluh ringgit, saat itu dilihatnya pak Kadi sedang dzikir dengan asyiknya. Setelah memberi salam ia pun duduk di samping Kadi, ketika Kadi itu memejamkan mata, Abu Nawas segera menyelipkan uang ke bawah sajadah si Kadi.

“Hai, Abu Nawas, darimana saja kamu selama ini, apa maksudmu datang kemari?” tanya kadi setelah selesai berzikir.

“Hamba dari rumah saja, hendak bertemu tuan, karena sudah rindu,” jawab Abu Nawas.

Ketika sedang bercakap-cakap itu, Abu Nawas tertawa terbahak-bahak seorang diri, tentu saja pak Kadi terheran-heran. “Kenapa kamu mendadak tertawa?”

“Tidak apa-apa,” kata Abu Nawas. Hamba mendengar burung itu mengatakan bahwa tuan punya uang sepuluh ringgit di bawah sajadah ini.”

Maka disibaklah sajadah itu dan ternyata di bawahnya memang ada duit sepuluh ringgit.Tentu saja Kadi itu senang hatinya, tak lama kemudia setelah Abu Nawas mohon pamit, ia minta agar Abu Nawas sering-sering datang ke rumahnya.

“Insya Allah jika tak ada aral melintang,” jawab Abu Nawas.

***
TERNYATA esok harinya Abu Nawas datang lagi. Lalu dilakukan hal yang serupa seperti kemarin. Demikian pula pada hari yang ketiga hingga uang yang diberikan Raja pun habis. Dengan demikian kadi itu pun yakin dan percaya atas semua ucapan Abu Nawas.

Hari keempat ketika mereka berdua sedang bercakap-cakap, terdengarlah suara burung itu. Namun kali ini Abu Nawas menangis tersedu-sedu. “Apa yang kau tangisi, Abu Nawas?” tanya pak Kadi.

“Burung itu mengatakan, tuan akan mati,” kata Abu Nawas.

Kadi itu gemetar, wajahnya pucat pasi, ia terdiam lama, “menurut kamu apa yang harus aku lakukan? Apa ikhtiarmu, aku menurut saja,” kata pak Kadi.

“Supaya omongan burung itu tidak menjadi kenyataan, mulai sekarang hendaklah tuan berpura-pura mati,” jawab Abu Nawas yang segera mengabarkan ihwal kematian pak Kadi itu ke masyarakat. Maka orang-orang pun kaget mendengar kematian yang mendadak tersebut. “Mayat” itu segera dimandikan sendiri oleh Abu Nawas, kemudian di kafani, lalu di masukkan ke dalam keranda dan disalatkan.

Ketika mayat dibawa ke kuburan, jalannya memang lewat dekat Istana, sehingga baginda mendengar bacaan kalimat tauhid yang dikumandangkan secara beramai-ramai oleh para pelayat di sepanjang jalan. “Mayat siapa yang di usung itu?” tanya Baginda Sultan.

Dengan segera Abu Nawas menjawab pertanyaan tersbut, “Ya tuanku, itu mayat Kadi Fulan.”

Sultan Harun Al-Rasyid terperanjat. “Hai Abu Nawas, bawa masuk kemari jenazah itu.”

Akhirnya, dibawalah jenazah itu ke hadapan Baginda. “Wahai sahabatku, apa yang menyebabkan kematianmu, aku sama sekali tidak mendengarnya.”

Setelah keranda di buka oleh Baginda, tampaklah Kadi itu mengerdipkan matanya malu-malu.

“Hai, Abu Nawas, “Kata Baginda , “Mengapa kadi ini yang masih hidup kamu katakan sudah mati?”

“Itulah tanda kebodohan orang yang bernama Fulan, Tuanku,” kata Abu Nawas. Baca Juga : Abu-nawas-kuah-dibalas-makjun

Baginda pun heran melihat kelakukan Abu Nawas, demikian pula orang-orang yang mengiringi jenazah itu. Sebagian memuji kehalusan tipu daya Abu Nawas, namun sebagian lagi menyumpahi, karena kejenakaan yang ia lakukan telah benar-benar kelewat batas.

Dengan kejadian itu, baginda semakin yakin akan kecerdikan Abu Nawas, sehingga berniat memberi hadiah yang layak kepadanya. Semua dendam nya hilang, berganti menjadi belas kasih. Namun demikian baginda akan tetap mencoba kelebihan Abu Nawas.


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

BIOGRAFI HANIF DHAKIRI : KABINET INDONESIA KERJA JABATAN MENTERI KETENAGAKERJAAN

Biografi Hanif Dhakiri. Saat ini ia dikenal sebagai seorang tokoh politikus Indonesia. Ia pernah menjadi anggota DPR menjadi Menteri Ketenagakerjaan serta Menteri Olahraga pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Berikut biografi Hanif Dhakiri beserta profil dan biodata lengkapnya. Biografi Hanif Dhakiri Daftar Isi Biodata Hanif Dhakiri Nama Lengkap : Muhammad Hanif Dhakiri, S.Ag., M.Si. Lahir : Semarang, 6 Juni 1972 Orang Tua : H Zuhri Maksum (ayah), Hj. Siti Hafsoh (ibu) Istri : Marifah Hanif Dhakir Anak : Nabila Setia Izzati, Neilan Setia Izzata, Nameera Setia Izzati Agama : Islam Pekerjaan : Politikus, Menteri Ketenagakerjaan, Plt. Menteri Olahraga Biografi Hanif Dhakiri Hanif Dhakiri dilahirkan di Semarang pada tanggal 6 Juni 1972. Ayahnya bernama H Zuhri Maksum dan ibunya bernama Hj. Siti Hafsoh. Keluarga Hanif Dhakiri bisa dibilang pas-pasan. Ayah Hanif bekerja sebagai guru agama islam yang mengajar sekolah dasar. Dan ibunya diketahu...

DIATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT

“Di atas langit masih ada langit” merupakan ungkapan yang sering digunakan untuk mengingatkan kita agar tidak berlaku sombong atas apa yang kita miliki, baik itu kekayaan, kecantikan, ketampanan, dan kepintaran. Hal-hal yang bersifat duniawi memang seringkali menjadi sebab seseoang untuk berlaku sombong. Padahal kita tidak berhak berlaku sombong, karena sesungguhnya apa yang kita miliki  hanyalah titipan dari Allah yang seharusnya kita jaga sebaik-baiknya. Kita tidak pernah tahu sampai kapan semua yang kita miliki akan menjadi milik kita, sehingga kita tidak boleh menyombongkannya. Orang-orang kaya bisa bangkrut dan menjadi miskin, orang yang  cantik dan tampan akan bertambah tua, lalu apa yang hendak kita sombongkan?   Penyebab sifat sombong yang ada dalam diri kita adalah karena kita seringkali merasa lebih baik dari orang lain, kita selalu merawa t bahwa kedudukan kita lebih tinggi, kita pun seringkali merasa lebih cantik dari orang lain. Hal-hal semacam inil...

MENGAPA GOSIP DIKANTOR MEMBUNUH PRODUKTIVITAS

Mengapa Gosip di Kantor Membunuh Produktivitas? Bermula dari satu hal, satu orang ke orang lainnya lambat laun sebuah infomasi terus bertambah kontennya. Informasi tersebut akhirnya berubah menjadi gosip. Gosip di kantor merupakan hal yang tidak bisa dipastikan kebenarannya. Seringkali hal tersebut justru dimulai dari rasa iri hati, frustrasi, kurang percaya diri, bahkan yang terburuk adalah candaan semata. Itu tentu saja berdampak sangat buruk. Tidak hanya bagi orang yang menjadi bahas pembicaraan, namun juga bagi pembicara. Jika diibaratkan dengan sepasang kayu dan paku. Paku sebagai rumor buruk yang Anda bicarakan dan kayu sebagai orang yang dibicarakan. Anda memukulkan paku tersebut kepada kayu hingga menyakitinya. Bahkan meskipun Anda telah mencabut paku tersebut, lubang tersebut masih saja tersisa. Seperti inilah luka yang diakibatkan oleh rumor buruk yang Anda perbuat terhadap seseorang. Membicarakan hal buruk mengenai sesama kita dapat menyebabkan sakit hati bagi s...

BIOGRAFI MAHFUD MD : KABINET INDONESIA MAJU JABATAN MENKO POLHUKAM

Biografi Mahfud MD. Beliau dikenal sebagai seorang politisi dan juga akademisi di bidang ilmu hukum. Mahfud MD pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi Indonesia dan juga menjabat posisi menteri di era pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid atau Gusdur. Kini ia menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan dimasa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Berikut kami sajikan profil dan biografi Mahfud MD secara singkat berserta Biodata. Daftar Isi Biodata Mahfud MD Biografi Mahfud MDNama : Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD., S.H., S.U Lahir : Madura, Jawa Timur, 13 Mei 1957 Agama : Islam Orang Tua : Mahmodin (ayah), Suti Khadidjah (ibu) Istri : Zaizatoen Nirhajati Anak : Mohammad Ikhwan Zein, Vina Amalia, dan Royhan Akbar Profesi : Akademisi dan Politisi Biografi Mahfud MD Beliau terlahir dengan nama lengkap Mohammad Mahfud dikenal dengan nama Mahmud MD. dilahirkan pada 13 Mei 1957 di Omben, Sampang Madura. Ia merupakan anak dari pas...

PDAM KOTA PONTIANAK DIKUNJUNGI BAPAK DIRJEN PU CIPTA KARYA

BAPAK DIRJEN PU CIPTA KARYA : BUDI YUWONO (Berdiri Posisi Tengah) Jumat 7 Februari 2009 Kunjungan bapak Dirjen PU Cipta Karya di PDAM Kota Pontianak tidak lain melihat kondisi PDAM Kota Pontianak lebih dekat, sebab kantor PDAM Kota beralamat di Jalan Imam Bonjol No 430 Pontianak, sebelumnya dibangun kantor PDAM dulu kantor PSAB tempat beliau bekerja sebagai pejabat struktur di PSAB tahun delapan puluhan, jadi pak Dirjen mendatangi hanya PDAM hanya reuni dan kata pepatah kuno apabila sudah minum air sungai kapuas maka pasti kembali. Selain itu kunjungan Pak Dirjen tak lepas melihat kesiapan PDAM Kota Pontianak mendapat bantuan Pemerintah Pusat melalui APBN senilai 50 Milyar berupa pipa transmisi air baku. Pak Dirjen PU Cipta Karya ; Budi Yuwono sedikit memberikan arahan kepada Direksi PDAM Kota Pontianak, katanya PDAM Kota Pontianak jangan pandai naik tariff saja yang lebih penting turun NRW atau kehilangan air PDAM baik secara komersial losses maupun fisikal losses dan coba liha...