BISNIS OWNER BERMUNCULAN 10 TAHUN BELAKANGAN INI BISNIS OWNER BERMUNCULAN 10 TAHUN BELAKANGAN INI - SUARA HARIAN OTO BEMO BERODA TIGA
Suara Harian Oto Bemo Beroda Tiga

Komunikasi, Media Ilmu & Pengetahuan Umum Blogging

Langsung ke konten utama

"OTO BEMO.. OTO BEMO.. BERODA TIGA .. TEMPAT BERHENTI.. DITENGAH TENGAH KOTA..PANGGIL NONA..PANGGIL NONA..NAIK KERETA..NONA BILANG..TIDAK PUNYA UANG.. JALAN KAKI SAJA"

BISNIS OWNER BERMUNCULAN 10 TAHUN BELAKANGAN INI

Semakin banyak Bisnis Owner bermunculan 10 tahun belakangan ini. Khususnya  dalam bidang jasa, kuliner, fashion dan elektronik. Semua jenis usaha ini  terus menawarkan inovasi, kreatifitas, dan ide-ide baru demi mempertahankan  konsumen serta merebut pasar.

Nah, tetapi bersamaan dengan hal itu. Ternyata banyak kendala yang harus  dihadapi Bisnis Owner. Sebagian besar dari mereka, walaupun mempunyai  produk bagus. Tetapi omset yang didapat tidak begitu banyak, customer juga  itu-itu saja. Artinya bisnis Anda tidak berkembang. Apa sebenarnya yang  salah?

Ingat, customer tidak hanya membeli ide atau inovasi dari produk yang Anda  jual. Lalu apa dong? Nah, ternyata hampir 97 persen customer Anda pindah  ketika mereka tidak mendapatkan VALUE.

Apa sih value? Kayaknya penting banget?
Value adalah sesuatu yang sangat bernilai bagi customer. Melalui Value  customer akan kembali datang kepada Anda. Dengan Value Anda juga bisa  mengikat customer bahkan menguasai hati customer. Jadi, tugas Anda bukan  lagi membuat customer Anda loyal. Karena sudah tidak-ada lagi loyalitas. Yang ada hanyalah KETERGANTUNGAN.

Kalau Anda tidak bisa membuat customer tergantung pada Anda, Customer tidak  bisa loyal. Kalau ada orang lain yang menawarkan harga yang lebih murah,  pasti mereka pindah. Kalau ada orang lain yang bisa memberikan benefit  lebih banyak, mereka juga akan pindah.

Sekarang lihat pada diri Anda. Kenapa Anda memakai handphone yang sekarang  Anda pakai? Karena KETERGANTUNGAN. Kenapa Anda menggunakan Facebook,  Instagram untuk berjejaring sosial? Meskipun ada banyak media sosial yang  lain. Karena KETERGANTUNGAN. Apakah Anda loyal dengan itu semua? Tidak.  Karena KETERGANTUNGAN.

Goal Anda sebagai Leader menciptakan Value. Supaya Customer tergantung pada  Anda. Nah, sekarang yang harus Anda lakukan adalah fokus habis-habisan  terhadap 3 value ini.

1. Physical Value
Physical Value artinya apa yang paling penting bagi customer Anda secara  fisik. Hal ini bisa Anda rasakan ketika Anda naik pesawat, makan di  restoran, atau saat Anda mencuci mobil di tempat pencucian mobil. Apa  kemudian yang Anda rasakan setelah menggunakan jasa atau produk mereka?

Apakah Anda merasa nyaman dengan ruangannya, tempat duduknya: empuk atau  tidak, temperatur atau baunya, teksturnya dan seterusnya.

Anda mungkin pernah mendapatkan pengalaman disaat Anda mencuci mobil.  Pertama kali Anda datang ditempat tersebut, Anda sangat terkesan. Tempatnya  bagus, bersih dan ramai.

Tetapi kemudian, disaat Anda ingin beristirahat sambil menunggu mobil Anda. Ternyata, tempat duduknya sangat tidak nyaman, keras, ruangannya panas,  pengap dan saat Anda haus ingin minum. Ternyata Anda juga harus berjalan  jauh dari sana.

Pertanyaannya, ketika Anda mengalami hal tersebut. Apakah besok Anda akan  datang lagi kesana? Tidak. Karena apa? benar, karena secara fisik sudah  tidak nyaman dan Anda tidak merasa happy dengan fisik yang mereka berikan.

Coba bayangkan, Andai saja Anda mulai memperbaiki value secara fisik. Misalnya ruang tunggu, Anda perbaiki lebih baik lagi, lebih nyaman dan bahkan bisa Anda sediakan air minum untuk mereka.

Maka customer akan bilang, “Saya sangat puas dengan fasilitas disini. Sudah bersih, ber-AC. nyaman, tempat duduknya empuk, kalau haus tidak jauh-jauh beli minum di sebrang jalan sana. Perfect!”

Perubahan apa yang terjadi? Hal pertama yang akan dirasakan seorang  customer adalah KENYAMANAN. Kemudian setelah mereka puas secara fisik,  mereka akan mendapatkan Value dari Bisnis Anda. Maka, setelah itu customer  Anda pasti akan merasa ketergantungan pada Anda. Dan tentu, omset Anda  meningkat setelah ruang tunggu mobil Anda diperbarui.

2. Emotional Value
Menurut Anda apa yang penting buat customer secara emosi? Oh ternyata yang  penting adalah customer harus merasa tenang. Hal ini bisa Anda rasakan saat  Anda membeli asuransi. Apa yang Anda inginkan. Tentu, Anda ingin dibuat  percaya. Tidak gelisah setelah membelinya.

Begitu juga customer Anda. Dia ingin, Anda bisa membuat customer percaya.  Jangan sampai customer merasa gelisah saat berhadapan dengan Anda, tidak  tenang dan akhirnya emosi customer– negatif pada Anda. Maka, kebutuhan  customer untuk mendapatkan feel atau rasa – tidak terpenuhi. Sehingga mari  pikirkan baik-baik. Apa yang benar-benar diinginkan customer secara emosi.

Kemudian, perasaan kedua yang bisa dialami oleh customer adalah tidak  merasa confident. Artinya, customer merasa tidak percaya diri saat membeli  produk Anda.

Ambil contoh ketika Anda pergi ke toko baju. Maka seorang SPG harus bisa  membuat Anda confident, ketika Anda membeli dan memakai baju yang Anda  pilih “Ibu, kayaknya nambah cantik ya. Lebih menarik dengan baju ini bu.  Cocok deh Bu!”

Akhirnya Anda lebih merasa percaya diri karena secara emosi telah  terpenuhi. Intinya adalah Anda harus memberikan sebuah value secara  emosional kepada customer Anda. Karena ketika Anda berhasil memberikan  value atau nilai-nilai positif kepada customer. Maka customer akan merasa  
percaya diri dan ketergantungan kepada Anda.

3. Price Value
Customer harus merasa lebih hemat. Harus diingat, hemat bukan berarti murah  ya. Maksudnya dari hal ini adalah Anda harus membuat customer Anda  berpikir. Selain mendapatkan kualitas, customer bisa berpikir bahwa uang  yang dikeluarkan, kalau dibagi dengan kuantiti dan waktu itu menjadi murah.

Semisal Anda membeli harga tas 100 juta. Maka apabila dibagi dengan waktu.  Tas tersebut bisa bertahan sampai 10 tahun. Berarti nilai tas tersebut  pertahunya adalah 10 juta. Murah atau mahal? Murah. Bagi Anda yang  pengeluaran pertahunya 20-50 juta. Maka itu murah. Tapi ternyata ada tas yang hanya 1 tahun dipakai sudah rusak.

Maka customer akan bilang “wah… mahal yaa.” Nah… jadi, murah bukan sama  dengan hemat. Tapi murah sama dengan mahal!Anda harus tahu, bahwa customer juga punya logika yang luar biasa. Misal, Iphone bagi Anda murah atau mahal? Murah atau mahal itu relatif.Namun, dengan membeli Iphone maka Anda akan mempunyai banyak Value yang  Anda akan dapatkan. Bayangkan, ratusan fitur dibagi dengan harganya. Maka,  harganya sama saja. Ketika fitur-fitur ini dibandingkan dengan uang.  Kesannya jadi murah. Akhirnya orang berbondong-bondong untuk beli Iphone.

Karena Value yang didapat dari Iphone adalah Emosi. Bayangkan, Anda tidak  perlu menjadi artis untuk menjadi artis. Begitu Anda membeli Iphone 7. Anda  akan jadi pusat perhatian. Hanya dengan membeli Iphone.

Karena itu yang perlu Anda pegang habis-habisan dalam menjalankan sebuah  bisnis adalah melahirkan ketergantungan. So! Bangunlah bisnis atas dasar 3  Value: Physical Value, Emotional Value dan Price Value. Baca juga Lima-kekuatan-bisnis


Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Komentar

POPULAR POST

IMAM AL GHOZALI JELASKAN MUSIK DAN TARIAN PARA SUFI

Musik dan tarian para sufi dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Hukum musik dan tarian tergantung bagaimana keduanya digunakan. Sedangkan bagi kaum sufi, musik dan tarian yang mereka lakukan merupakan sepenuhnya bersifat keagamaan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Kimia-i Sa'adah menjelaskan, para sufi memanfaatkan musik untuk membangkitkan cinta yang lebih besar kepada Allah dalam diri mereka. Dan dengan bermusik, para sufi kerap mendapatkan penglihatan dan kegairahan rohani. Maka dalam hal ini, hati para sufi menjadi sebersih perak yang dibakar di dalam tungku. Mencapai suatu tingkat kesucian yang tak akan pernah bisa dicapai oleh sekadar hidup prihatin walau seberat apapun. Baca Juga :  Kharomah-sayidah-nafsiah-dan-wali-allah Para sufi kemudian menjadi sedemikian sadar akan hubungannya dengan dunia rohani. Sehingga mereka kehilangan segenap perhatiannya akan dunia ini dan kerap kali kehilangan kesadaran indriawi. Meskipun demikian, para calon sufi dilarang ikut ambil bagian d